Maka esok paginya, ayahnya mengantar Will ke kampus dan dengan begitu saja Will bisa diterima di situ. Entah ini karena nama besar orang tuanya atau karena jurusan itu membutuhkannya, dia tidak mau tau.
Dia menemui Julian dan menceritakan semuanya. Julian juga terpaksa mengambil jurusan bisnis demi ayahya. Julian hanya berkata.
"Gak apa-apa sobat, kita hadapi sama-sama. Paling tidak kamu punya orang yang sepemikiran denganmu sekarang." Yaitu Julian sendiri. Hal yang sangat mengenaskan.
Pada semester pertamanya, dia sering tidak ikut kuliah karena dia harus latihan untuk babak selanjutnya. Dan Julian juga tidak seberhasil itu di kelas. Dia bosan dan dia mulai ikut menemani Will di ajang X-Factor. Dia mengumpulkan banyak teman-temannya semasa sekolah atau kuliah sekarang untuk mendukung Will.
Dan seperti yang diinginkan, mereka semua mendukung Will. Will terus lolos sampai babak 3 besar. Namun kali itu ada bakat-bakat lain yang lebih menjanjikan daripada bakat menyanyi yang umum, maka Will harus rela lengser.
Pada pertengahan tahun 2011 dia tereliminasi. Tapi dari sekian peserta menyanyi yang berjumlah empat orang dengan Will, Will tereliminasi paling akhir. Dan setelah semua itu, ada salah satu juri yang mempunyai ide brilian dengan membentuk boyband dari empat penyanyi jebolan X-Factor 2010 (seperti One Direction).
Maka mereka terbentuk dengan nama The Collective pada bulan Agustus 2011. Mereka membuat album dan bernyanyi bersama. Konser di beberapa negara bagian Australia. Ini adalah kesempatan bagus yang bisa didapatkan Will karena pikir dia, dia akan kembali mengcover lagu setelah gagal menjadi juara utama X-Factor. Tapi mimpinya selama ini menjadi kenyataan. Mereka lebih menjual dengan ber-empat dari pada hanya ber-satu. Dan mereka berada di bawah naungan salah satu perusahaan rekaman yang ada di Australia. Will sudah lebih terkenal karena itu.
Namun lambat laun, banyak penyanyi-penyanyi yang menghubungi Will sendiri atau lewat manager The Collective bahwa ingin mengajak Will berduet. Penyanyi-penyanyi itu dari berbagai genre. Dan Will menerimanya. Namun dia tidak bisa seperti itu terus. Dia ber-empat dengan The Collective, jika dia ingin solo karir, dia harus mempunyai agensi sendiri, mempunyai manager sendiri. Dan setelah setahun lebih dia bersama The Collective, maka pada akhir 2012, dia memutuskan untuk keluar dari The Collective dan bersolo karir.
Dua tahun mendatang, ketika sudah bersahabat dengan Ricky, Will semakin melebarkan sayapnya di Facebook dan Youtube (karena campur tangan Ricky juga dalam hal pengelolaan channel dan lamannya). Channelnya semakin banyak subscribernya dan halamannya semakin banyak dilihat orang. Will mendapatkan banyak pundi-pundi uang dari viewers Youtubenya.
Selama dua tahun itu (2013 dan 2014) pula dia banyak mengcover lagu Hot Billboard 100 dan mengunggahnya di Youtube, dan banyak berkolaborasi dengan penyanyi Australia dari berbagai genre. Pada tahun 2014 dia booming karena berkolaborasi dengan rapper terkenal Australia, Fortafy. Will sudah seakan menjadi artis kala itu. Dan karena aktivitasnya selama dua tahun belakangan, dia tidak bisa lulus kuliah tepat waktu pada tahun 2014, begitu juga dengan Julian yang menjadi managernya ketika dia bersolo karir. Maka mereka extended selama 1 tahun dan lulus pada tahun 2015.
Ketika lulus, dia mendapat kabar mengejutkan bahwa neneknya meninggal. Sebelum lulus, neneknya sempat mengatakan bahwa hanya sedikit orang yang bisa mendapat kesempatan seperti Will. Will bisa menjalankan dua dunianya dan berhasil karena itu. Dia sejatinya adalah orang yang hebat.
Dan ketika neneknya meninggal, dia merenovasi rumah di Forestville dan pindah kesana dengan Julian dan Ricky. Mereka membuat rumah itu seperti yang mereka ingikan. Dengan studio besar yang penuh dengan peralatan musik Will. Dia semakin mempunyai banyak alat musik sekarang. Dia sudah bisa men-DJ juga. Mereka bertiga, Will, Julian dan Ricky serius mempertimbangkan hobi mereka bertiga ini. Dan itu bisa dibuktikan dengan selama dua tahun ini mereka mempunyai banyak viewers dan uang yang terus mengalir.
Mimpi mereka terjawab pada awal 2016. Karena channel William Singe sudah lebih banyak subscribernya (lebih dari 2,7 juta), maka Youtube mengadakan Introduction Tour untuk beberapa channel yang berkembang di Youtube. Seperti vlogger, pengcover lagu, dll. Dan Will mendapat kesempatan ini. Dia akan tour keliling dunia memperkenalkan dirinya. Ini sesuatu yang sangat diinginkannya. Ini merupakan saat dimana dia bisa diakui. Walaupun di Australia dia sudah banyak dikenal karena menjadi finalis X-Factor, tapi belum semua mengenal dia. Dan jika dia bisa berhasil karena Introduction Tour ini, dia bisa membawa nama Australia juga. Dia sangat bersemangat karena hal ini.
Orang tuanya sepertinya sudah menyerah akan hobi Will ini. Mereka tambah jarang pulang. Mereka hanya pulang ketika wisuda Will, dan ayahnya berkata dia bangga melihat anaknya lulusan bisnis. Will diberinya anak cabang perusahaan yang ada di Sydney dan harapannya Will bisa menjalankan perusahaan itu. Tapi dia jarang kesana. Dia lebih suka di rumah bereksperiman dengan alat musiknya dan melihat bagaimana tanggapan orang-orang di luar sana mengenai dirinya. Banyak yang mengkritik suaranya tapi lebih banyak lagi yang memujinya. Dia seperti diatas angin.
Untuk urusan penampilan, dia sudah mengganti penampilan chubby dan baby facenya dari tahun 2014 awal. Dia memanjangkan rambut bagian atasnya dan semakin lama rambutnya semakin pirang. Dia juga merawat badannya, di sering ngegym dan ke arena olahraga (tapi belum khusus menyewa lapangan seperti sekarang) karena dulu dia  belum terlalu dikenal orang. Dia hanya kadang muncul di televisi, dia lebih aktif di Youtube dan dunia musik, dan tidak semua orang mengecek Youtube.
Introduction Tour berjalan selama enam bulan penuh. Will sangat stress mempersiapkannya. Rumahnya seakan kosong karena semua alat musiknya berpindah ke mobilnya. Dia berkeliling di empat benua, lebih dari dua puluh negara dan lebih dari tiga puluh konser. Dia tidak bisa berhenti memikirkan awal karirnya ini.
Ketika dia tampil di Introduction Tour, dia tidak bisa menyanyi sambil memainkan alat musiknya, maka dia bekerjasama dengan DJ indie Australia yang ditemukan Will ketika dia sudah bersama The Collective. Namanya Hassan, dia keturunan Nigeria dan dia muslim. Dia mengajak Hassan bekerjasama sejak Will ikut Introduction Tour. Dan bagi Hassan, Will adalah malaikat penolongnya. Dia kurang beruntung dalam karirnya, dan dia disepelekan karena perbedaan ras dan agama di kalangan teman-temannya. Ketika Will mengajaknya bekerjasama, dia berjanji akan membuat Will sukses nanti.
Introduction Tour mulai pada minggu kedua Januari 2016, berawal dari negara asal mereka sendiri. Will tentu saja mulai dari Australia, dan sebagai tambahan New Zealand. Di Australia sekarang dia sangat dikenal. Dia banyak melakukan wawancara dengan banyak media Australia yang membuat namanya lebih melambung lagi. Dia sangat bangga karena ini.
Kemudian dia beralih ke Asia. Di Asia dia singgah di Dubai, Manila, Kuala Lumpur, dan Bali. Hanya saja di Bali dia tidak konser tapi hanya cooling down saja. Dia mendapat banyak apresiasi di Asia.
Dari asia, mereka beranjak ke Amerika. Di Amerika ternyata dia lebih dikenal luas lagi. Orang Amerika lebih menghargai musik dan mereka suka cover Will. Will tidak menyangka jika dirinya sudah dikenal sedemikian rupa. Banyak konsernya yang sold out hanya dalam waktu beberapa jam sejak tiket dilayangkan. Di Amerika, dia juga bertemu dengan pengcover lagu lain, Alex Aiono. Dan mereka berteman. Membuat janji bahwa nanti mereka akan mengadakan mash up bersama. Dan seperti dunia hanya selebar daun kelor saja, ternyata Alex juga keturunan Maori sama seperti Will. Dan karena itu mereka jadi semakin dekat.
Alex memulai karir yang sama dengan Will kira-kira tahun 2013 dia mengunggah di Youtube, ketika dia masih berumur 17 tahun dan mendapatkan banyak atensi karena itu. Dia diberi kepercayaan oleh Youtube untuk mengadakan Intro Tour juga. Mereka sukses besar di Amerika. Mereka diundang ke acara Billboard, ke acara yang disponsori Vevo, ke banyak wawancara, dan ke banyak reality show. Will seakan terbang dari dapur rekaman di kamarnya, ke panggung megah di seluruh dunia sekarang.
Setelah dari Amerika, mereka mengakhiri tour di benua Eropa. Di sini atensi yang diterima sama besarnya dengan di Amerika. Banyak tiket Will yang sudah sold out dan meninggalkan area konser penuh dengan spanduk, umbul-umbul, dan pernak pernik dari fansnya. Di Eropa dia bertemu dengan pengcover lagu lain yaitu Conor Maynard. Dia berasal dari Inggris. Conor seumuran dengannya. Dia berangkat dari keluarga penyanyi dan dia tidak kesulitan karena itu. Dia sudah cukup terkenal di Inggris dan sudah mempunyai single sendiri. Conor lebih jauh melangkah daripada Will. Namun sekarang mereka mempunyai kesempatan yang sama. Di Introduction Tour ini.
Pada awal Juli, mereka kembali ke negara masing-masing. Ada banyak sambutan di Australia dan banyak sekali wawancara. Will tidak bisa sebebas sebelumnya. Mereka semua tidak mengira penyanyi yang bermula hanya dari merekam suaranya dan mengunggahnya di SoundCloud bisa seberhasil sekarang. Mereka tidak menyangka bahwa penyanyi yang sempat gagal di acara X-Factor bisa melebarkan sayapnya sampai ke Billboard, dan mereka tidak menyangka seseorang yang bermula dari dapur rekaman di kamar tidurnya ini sekarang sudah banyak ditawari perusahaan rekaman dunia. Will membanggakan Australia.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H