Bismillaahirrahmaanirrahiim, Assalamu'alaikum Wr. Wb. Shalom, Om Swastiastu, Namo Budaya, Salam Kebajikan. Selamat Sejahtera bagi kita semua.
Hallo! Salamat Hamalem sobat pahari samandiai, Tabe salamat lingu nalatai salam sujud karendem malempang, adil ka' talino bacuramin ka saruga basengat ka jubata. Arus..arus..arus.
Kali ini aku mau sedikit membahas tentang analisis pembiayaan nih, khususnya pada aliran kas atau sering disebut dengan Cash Flow. Sebelum itu aku mau pantun dulu nih buat kalian semua para readers.
Gini, nih pantunnya!
Singgah sebentar di rumah Basir,Meminta tomat dan papaya.
Untuk Anda yang telah mampir, Salam hormat dari saya.
Apasih yang dimaksud dengan analisis pembiayaan? Analisis pembiayaan adalah proses pengumpulan dan evaluasi informasi mengenai potensi peminjam atau debitur untuk memenuhi kewajiban keuangan mereka dalam membayar pinjaman. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan apakah pemberian pembiayaan kepada calon nasabah tertentu dapat diterima atau tidak.
Dalam melakukan analisis pembiayaan, biasanya dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan, profil bisnis, kondisi pasar, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kemampuan peminjam untuk membayar kembali utangnya. Analisis juga melibatkan penilaian terhadap risiko yang berkaitan dengan memberikan pinjaman pada calon nasabah tertentu.
Hasil dari analisis pembiayaan akan menjadi dasar bagi lembaga keuangan dalam menentukan besarnya suku bunga dan jumlah maksimum yang dapat dipinjam oleh calon nasabah. Dengan adanya analisis ini diharapkan lembaga keuangan dapat mengelola risiko kreditnya secara lebih baik serta menjaga stabilitas permodalannya.
Lalu, bagaimana sih aliran kas (cash flow) dalam analisis pembiayaan?
Aliran kas atau cash flow adalah salah satu faktor penting yang diperhitungkan dalam analisis pembiayaan. Aliran kas mengacu pada uang yang masuk dan keluar dari suatu bisnis atau proyek selama periode waktu tertentu.
Dalam analisis pembiayaan, aliran kas juga digunakan untuk mengevaluasi kemampuan debitur untuk membayar kembali pinjaman mereka dengan tepat waktu. Jika aliran kas positif, artinya bisnis tersebut mampu menghasilkan lebih banyak uang daripada yang dihabiskannya setiap bulan. Sebaliknya, jika aliran kas negatif, artinya bisnis tersebut kekurangan uang tunai dan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya.
Oleh karena itu, lembaga keuangan akan melakukan evaluasi terhadap arus kas calon nasabah sebelum memberikan persetujuan pinjaman. Mereka akan menilai apakah perusahaan mampu menciptakan cukup arus kas untuk membayar bunga dan pokok hutang serta biaya operasional lainnya secara rutin.
Selain itu, lembaga keuangan juga akan melihat bagaimana pengelolaan arus kas dilakukan oleh calon nasabah dalam jangka panjang karena ini menjadi indikator bagi peluang usaha di masa depan.
Jadi kalau mau mendapatkan persetujuan pinjaman dari lembaga keuangan harus bisa menunjukkan bahwa perusahaan punya potensi besar dalam menciptakan aliran kas positif sehingga bisa memenuhi kewajibannya tepat waktu.
Analisis pembiayaan dalam nilai positif dan negatif pada aliran kas (cash flow) dapat memberikan gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan. Secara umum, cash flow yang bernilai positif menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan lebih banyak uang daripada yang dihabiskannya setiap bulan atau periode waktu tertentu. Sebaliknya, cash flow yang bernilai negatif menunjukkan bahwa perusahaan mengeluarkan lebih banyak uang daripada yang diterimanya.
Namun, dalam praktiknya, tidak selalu demikian. Terkadang ada situasi ketika cash flow bernilai negatif sekalipun bisnis tersebut sedang tumbuh pesat dan memiliki prospek cerah di masa depan.
Contohnya adalah saat sebuah perusahaan memutuskan untuk melakukan investasi besar-besaran seperti pembelian aset tetap atau pengembangan produk baru. Pada awalnya, investasi tersebut akan membuat arus kas menjadi negatif karena biaya investasi harus dibayarkan terlebih dahulu. Namun jika proyek tersebut berhasil dilaksanakan dengan baik maka bisa jadi akan mendapatkan untung besar di kemudian hari sehingga aliran kas kembali berubah menjadi positif.
Dalam menganalisis cash flow suatu bisnis atau proyek juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti strategi bisnis jangka panjang serta potensi keuntungan dari investasi- invetasi itu sendiri.
Jadi intinya adalah, meskipun biasanya aliran kas (cash flow) yang bernilai positif merupakan indikator penting bagi stabilitas keuangan suatu usaha, namun dalam beberapa kasus tertentu bisa saja cash flow bernilai negatif terjadi karena perusahaan sedang melakukan investasi besar-besaran yang diharapkan memberikan keuntungan jangka panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H