Pagi itu merupakan pagi yang cukup dingin di kawasan Hounslow, London. Pukul 10 pagi cuaca cukup membuat menggigil dan membuat saya menengok smartphone di saku mantel guna mengecek berapa suhu pagi ini. Terpampang angka 13 derajat Celcius disana. Kesibukan pada pagi hari tidak mengurungkan niat saya untuk menengok ke salah satu stadium milik tim kesayangan saya di Liga Inggris, Chelsea yang berada di kawasan Fulham Road. Bersama dengan salah satu teman, kami keluar dari hotel dan berjalan menuju ke stasiun kereta bawah tanah atau yang dikenal dengan sebutan London Tube untuk menuju ke Fulham Road, tempat dimana stadium milik Chelsea FC yang dikenal dengan nama Stamford Bridge berdiri.Â
Tiba di stasiun Hounslow Central, kami mengambil rute Piccadilly Line menuju ke Earl's Court. Perjalanan yang membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit. Dan setelah kami tiba di Earl's Court, kami beralih ke rute hijau atau District Line dengan tujuan akhir Wimbledon. Dengan tube menuju Wimbledonlah kami akan turun di stasiun terdekat dengan Stamford Bridge yaitu Fulham Broadway. Perjalanan yang tidak memakan waktu begitu lama, sehingga kami tiba di Fulham Brodway pukul 10.10 pagi hari.
Keluar dari stasiun Underground, kami mengambil jalan ke kiri dan 50 meter di depan kami adalah Stamford Bridge yang sudah bersiap menyambut kami dengan gagah. Tidak sulit untuk menemukan lokasi stadium ini. Setelah itu kami berfoto sejenak di gerbang Stamford Bridge yang sangat melegenda di kalangan penggemar The Blues.Â
Kami tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk melakukan tur di dalam stadium tim yang musim lalu memenangkan titel juara EPL ini. Dengan membayar sebesar 19 poundsterling, kami diajak berkeliling menjelajah isi stadium Chelsea serta melihat-lihat koleksi yang mereka miliki di museumnya.Â
Tujuan pertama tentu adalah stadion utama yang menjadi home dari tim pimpinan John Terry ini. Berikut adalah hasil jepretan yang saya abadikan dari dalam stadion.
Â
Â
Beberapa wisatawan yang saya temui disana berasal dari Inggris sendiri dan ada juga yang dari Asia seperti Jepang, Taiwan dan Malaysia. Tur guide kami sangatlah ramah dan mengijinkan kami untuk mengambil foto beberapa saat sebelum ia meminta kami duduk dan menjelaskan mengenai stadium tersebut. Dengan kapasitas 41 ribu lebih penonton, dan didominasi dengan warna biru membuat stadium ini berkesan adem dan menyenangkan. Di Stamford Bridge sendiri terdapat 4 stands yaitu Matthew Harding Stand, East Stand, Shed Stand dan West Stand. Setelah itu kami diajak untuk memasuki ruang ganti pemain away atau tempat untuk berganti pakaian para tim tamu. Â
Di dalam ruangan ganti untuk tim tamu ini terdapat jersey-jersey milik pemain terkenal dari masing-masing tim. Seperti jersey milik Beckham, Maldini, Messi, dll. Terdapat pula ranjang serupa ranjang rumah sakit berjumlah dua yang berada di tengah ruangan. Biasanya digunakan sebagai tempat untuk beristirahat atau mengobati cedera masing-masing pemain. Lalu ada whiteboard yang digunakan oleh manager sebagai tempat menjelaskan taktik menyerang atau bertahan. Konon katanya ketika pertandingan berlangsung ruangan ini akan sangat sibuk sehingga pintu yang ada di ruangan ini akan dibuka sepanjang waktu. Mengakibatkan sang manager harus berdiri di balik pintu dan menjelaskan kepada timnya taktik selanjutnya tetapi yang terlihat hanya tangannya saja. Benar-benar ya.Setelah puas dengan ruang ganti tim tamu, maka perjalanan kami lanjutkan menuju ruang press conference. Dimana Jose Mourinho akan duduk di depan awak media dan menjelaskan kepada mereka bagaimana tanggapannya mengenai pertandingan yang berlangsung. Di press conference jugalah para pemain yang lama melakukan perpanjangan kontrak dan pemain-pemain baru yang datang untuk menandatangani kontrak baru.Â
Setelah puas berfoto di ruang press conference, kami diajak untuk menuju ruang ganti para pemain Chelsea. Inilah yang paling ditunggu. Di dalam ruang ganti pemain, terdapat loke-loker dimana setiap pintu loker tersebut adalah gambar dari pemilik setiap loker. Contohnya, loker milik Ivanovic, pintunya pun bergambar dirinya. Setiap gambar yang ada di pintu loker adalah pose-pose para pemain saat tengah berlaga di lapangan. Pada saat pertandingan selesai atau break disitu akan menjadi tempat berkumpul para pemain Chelsea dan menurut informasi para pemain Chelsea akan duduk mengelompok, lalu terjadi percakapan yang menarik. Misalkan para pemain akan berkumpul berdasarkan asal negaranya. Bisa juga para pemain akan berbaur dan ada pemain yang menjadi penerjemah bagi pemain lainnya. Suasana di ruang ganti pemain amat menyenangkan. Di seberang ruang ganti pemain terdapat mini kitchen dimana biasa digunakan oleh para pemain maupun manager tim untuk membuat kopi dan sebagainya.
Â
Selesai dari ruang ganti pemain, rupanya berakhir juga rangkaian tur ini. Kami berjalan menuju Chelsea Megastore dimana kami bisa membeli pernak-pernik Chelsea FC yang asli dan membeli original jersey mereka yang terbaru. Tidak lupa juga kami mendapatkan sertifikat atas keikutsertaan kami dalam tur di Stamford Bridge ini. Benar-benar kunjungan di rumah Si Biru yang istimewa.Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya