Mohon tunggu...
Anindita Zhafirah Kurniawati
Anindita Zhafirah Kurniawati Mohon Tunggu... Dosen - mahasiswa

saya adalah seorang mahasiswa yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Coba Ikuti Kegiatan ala Anindita Ini agar Kamu Tidak Menjadi Mahasiswa yang Gitu-gitu Aja

4 Juni 2023   18:11 Diperbarui: 4 Juni 2023   18:24 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selama menjalani perkuliahan di semester satu, Anindita Zhafirah Kurniawati seorang mahasiswa Teknologi Pangan, Universitas Diponegoro angkatan 2022, hanya menjadi mahasiswa kupu-kupu yang kerjaannya kuliah pulang, kuliah pulang begitu seterusnya, layaknya mahasiswa baru pada umumnya. "Tetapi, jujur aja ya... Jadi mahasiswa kupu-kupu bukan berarti hidupku menjadi jauh lebih santai dibanding mahasiswa kura-kura (kuliah acara, kuliah acara)" ungkap Anindita.

"Menjalani keseharianku sebagai mahasiswa menjadi suatu tantangan baru buat aku. Once, aku pernah merasakan "Uncontrolled Anger" yang terkadang timbul saat aku terlalu lelah dan kesal pas ngerjain tugas dari dosen yang 'Brukk' kayak jatuh dari langit dan langsung nyerbu aku gitu aja, berbagai macam laprak, dan juga sempat mengalami ketidakcocokan dalam perkuliahan (lingkungannya, pembelajarannya, dan pertemanan) berhasil bikin aku berubah jadi orang yang moody banget", tuturnya.

Dosen memang memegang peranan penting bagi keberlangsungan mahasiswanya. Layaknya Anindita yang mendapat pencerahan dari sang dosen. "Dosenku di akhir semester satu lalu bilang kalo Mahasiswa itu berasal dari dua kata, yakni: 'Maha' yang berarti tinggi dan 'Siswa' yang berarti pelajar. Jadi kami ini adalah seorang pelajar yang paling tinggi levelnya. Jangan hanya jadi mahasiswa kupu-kupu saja ya, kata beliau".

Setelah mendengar nasehat dari sang dosen, Anindita merasa bahwa pintu hatinya terketuk, bahkan terdobrak. Apalagi dulu sewaktu SMA, Anindita dikenal aktif mengikuti berbagai perlombaan dan banyak juga yang memperoleh juara. 

"Masa iya pas jadi MAHA-nya para siswa, aku malah jadi golongan mahasiswa kupu-kupu?", ujarnya. "Tapi di semester 1 sampai 2 ini aku ga mau ikut lomba-lomba dulu", lanjutnya menjelaskan.

Anindita pun tergerak untuk menjadi seorang mahasiswa yang aktif, karena Ia ingin memperbanyak pengalaman. Maka dari itu, sejak liburan pergantian semester 1 menuju 2 Anindita mulai searching, kira-kira hal-hal apa aja yang emang cocok buat Ia lakukan selama jadi mahasiswa, tetapi kuliah tetap nomor 1. Setelah membaca banyak artikel, akhirnya Anindita tertarik untuk menjadi BA (Brand Ambassador).

"Jadi BA itu benefitnya banyak banget, selain menambah relasi dan experience, kata temenku yang udah berpengalaman, kita sebagai BA juga bakal dibayar! Dapet duit! Iya duit... Siapa sih mahasiswa yang ga suka duit? Lumayan kan, bisa buat beli siomay depan bunderan UNDIP atau beli roti sisir enak nan murah meriah di kantin FPP", jelasnya. 

Akhirnya Anindita mulai searching lagi, kira-kira ada recruitment BA apa dalam waktu dekat melalui sosial media yang Ia punya. "Jujur, banyak banget recruitment BA yang kesebar di sosmed. Kalo kalian mau, tinggal cari aja. Beneran banyak banget!!! Tapi ingat, kalian juga harus selektif dalam memilah ya! Pilih Brand yang emang udah pasti aman dan cocok buat kamu yang statusnya adalah seorang mahasiswa, bahkan dapet bonus untuk meningkatkan skills kamu", tuturnya. Setelah mencari beberapa hari, akhirnya Anindita menemukan informasi mengenai recruitment BA yang tepat untuk diikuti olehnya.

"Waktu itu aku nemuin info kalo KAMI Foundation lagi open recruitment Campus Ambassador (CA). Aku bener-bener exciting saat itu, karena selain aku emang punya keinginan jadi BA, aku juga ingin bergabung dengan mereka untuk mempromosikan, melestarikan, dan mengenal lebih dalam keindahan alam Indonesia. Apalagi program ini didukung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga & Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Akhirnya aku coba daftar dan Alhamdulillah aku diterima, I'm so honored to become one of the KAMI Foundation's Campus Ambassador".

Setelah menjadi CA Kami Foundation, akhirnya Anindita dapat merasakan sendiri bagaimana kesibukan seorang mahasiswa, karena sebelumnya Ia hanya bisa melihat kakak tingkat dan beberapa temannya yang sibuk karena banyak acara. "Tapi aku senang, karena aku mendapat pelajaran baru terutama tentang 'Time management', gimana aku harus mengatur jadwalku sehari-hari untuk menjadi seorang hamba, anak, mahasiswa, anggota organisasi kampus, sekaligus CA yang baik".  

Selain itu, Anindita juga menjelaskan bahwa sebagai  CA , Ia mendapatkan banyak sekali pelajaran baru terutama tentang ', di mana Ia jadi bisa mengatur jadwalnya sehari-hari untuk menjadi seorang hamba, anak, mahasiswa, anggota organisasi kampus, sekaligus CA yang baik. Anindita juga mengaku bahwa Ia mendapat progam-program mentoring yang bisa membantunya dalam 'Improve myself for being better me and the best version of myself', diantaranya seperti "How to manage project, Beating Burnout, & Self Acceptance".

"First of all, dari program mentoring "How to manage project", aku mendapatkan tips baru yang emang berguna banget buat aku. Mulai dari betapa pentingnya membuat planner, di mana kita harus memberikan durasi pada setiap aktivitas yang kita jalankan, sehingga menjadi lebih efisien dan produktif. Mengatur skala prioritas, dengan kita mengetahui dan mengatur prioritas pekerjaan kita, tentu akan memudahkan kita untuk menyelesaikan satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Walau aku dulu sering banget multitasking (Apa lagi kalo udah mepet deadline), sekarang aku sadar kalau itu kurang efektif karena membuat konsentrasi kita terpecah". 

Melalui kegiatan mentoring ini, Anindita mendapatkan pembelajaran berharga mengenai betapa pentingnya memberikan self reward. "Sebenarnya dari dulu aku sudah sering melakukan self reward, terutama untuk hal-hal seperti nilai ujian 100, dapet ranking 1, dan menang lomba. 

Tetapi ternyata, kita juga bisa memberi hadiah buat diri kita sendiri setelah berhasil melakukan aktivitas rutin sesuai planner. Hadiahnya ga harus melulu berupa barang, hadiahnya bisa berupa waktu santai seharian, pergi jalan-jalan, makan enak, masak-masak, ataupun hanya sekadar melakukan hobi lainnya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan agar kita makin giat untuk melakukan aktivitas sesuai planner yang udah kita buat. Coba lakuin deh, hal sesederhana ini rasanya udah nikmat banget!", ujarnya menjelaskan

Mentoring yang kedua yang didapatkan oleh Anindita membahas tentang Beating Burnout.  Burnout merupakan kondisi ketika seseorang merasa lelah dan stress berkepanjangan yang diakibatkan oleh beban kerja yang berlebihan. Anindita yang merasa sebagai mahasiswa kemarin sore, benar-benar merasakannya secara nyata. Tugas yang datang hilir mudik, laporan praktikum yang wajib diselesaikan hingga mendapat ACC dari asisten lab, membuatnya kaget pada awalnya akan dunia perkuliahan ini. Ia sadar, bahwa Ia harus berubah. 

"Ini masih semester satu, belum kedepannya... Aku harus semangat agar tetap bisa bertahan, lulus dengan cepat plus cumlaude, dan mencapai impianku yang lainnya", tuturnya menjelasnkan. Hal-hal yang Anindita lakukan setelah mentoring ini adalah, pertama selalu memberikan waktu istirahat walau diterjang badai tugas yang terus menumpuk. "Kalau udah capek, hasilnya pasti kurang memuaskan, karena pikiran kita udah jenuh". Kedua, selalu menghabiskan waktu luang untuk berkumpul dengan orang-orang disekitar, terutama keluarga. 

Contoh paling sederhananya adalah duduk dan berbincang bersama. Karena itu merupakan cara ampuh untuk melepaskan stress. Terakhir, melakukan hal-hal yang  disukai untuk membangkitkan semangat. "Usually I like to hear musics, sing some songs, reading novels, and cooking. Beberapa hal tersebut bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menyalurkan tekanan stres yang ada pada diriku".

Topik mentoring yang terakhir adalah "Self Acceptance", self acceptance merupakan suatu proses perjalanan dalam menerima diri sendiri, baik fisik, sifat, maupun keadaan. Setelah mengikuti mentoring ini, yang Anindita lakukan pertama kali adalah mengevaluasi diri terkait apa aja kelebihan dan kekurangan yang Ia miliki, juga memiliki pemikiran bahwa pasti tiap orang memiliki batasannya masing-masing yang tidak disamaratakan. Dengan kita ikhlas menerima diri sendiri, kita dapat menjadi sosok yang mudah bersyukur dan selalu berpikiran positif. 

"Pikiran positif inilah yang nantinya, Insyaa Allah akan membuka hal-hal baik dalam diri maupun di sekitar kita loh... Misalnya, dipermudah dalam mengerjakan tugas, diperlancar dalam menjawab soal quiz dan ujian, mendapat nilai IP semester yang tinggi dan terus meningkat, memenangkan berbagai perlombaan, serta dipermudah dalam menjalani kegiatan-kegiatan lainnya di luar dunia perkuliahan".

Setelah menjadi Campus Ambassador Kami Foundation,  perlahan Anindita menjadi sosok yang dapat lebih mengontrol emosi dan moodnya, sehingga Ia bisa beradaptasi tentang semua hal yang terjadi pada dirinya. "Aku juga akhirnya bisa menemukan lingkungan pertemanan yang cocok buat aku, dan yang paling penting I've got me, I didn't lose it, and Insyaa Allah can be the best version of myself too".

Selain itu, dengan menjadi Campuss Ambassador Kami Foundation, pastinya Anindita semaksimal mungkin berusaha memberikan pengaruh dan hal-hal yang dapat menginspirasi banyak orang, dengan mempromosikan event-event Kami Foundation, membuat video per materi mentoring, merepost konten dari Kami Foundation. Hal ini dilakukannya, agar Gen Z, khususnya para mahasiswa, semakin banyak yang mengetahui, mengenal, dan bisa mengikuti event-event menarik dari Kami Foundation.

"That's all that I can tell you about my journey as Campus Ambassador! I'm so honored to become part of Kami Foundation and being the better of me, the best version of myself days by days", ujarnya menutup perbincangan kali ini yang membahas tentang kegiatan positif yang dapat dilakukan oleh mahasiswa.

Semoga apa yang dilakukan Anindita ini dapat menginspirasi para pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun