"Nah, gitu dong. ingat ya nak. mama takkan pernah melarangmu menangis atas doa mu, menangis untuk kebahagianmu, dan untuk Tuhanmu. tetapi jangan kau menangis karna kecewa atas Tuhanmu, Allah. Kau cukup menangis untuk meminta ridhonya. karna apa yang Ia berikan itulah yang terbaik untukmu. untukmu belajar" ujarnya kembali menasehatiku, menenangkanku, dan membangkitkanku. terkadang aku memang cepat lelah, cepat menyerah, belakangan ini. aku tidak seperti diriku yang giat mengejar semua yang kuinginkan demi masa depanku seperti dahulu. aku seperti sudah terseok-seok. lelah sekali. tapi, dengan apa yang dikatakan mama ini, membuatku mengerti pentingnya semangat dan berperasangka baik.
"iya mama, terimakasih sudah menjadi mama ku yang terbaik, yang selalu tersenyum untuk menenangkanku. terimakasih mama" ucapku sederhana dan membuat kami berpelukkan.
Aku mencintai mama, dan keluargaku. itu yang ku sadari, serta aku mencintai Tuhanku. itulah alasanku menjadi diri yang lebih baik dengan jalan ini. Aku berharap, akan ada pelangi setelah hujan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H