Mohon tunggu...
Anindita Shabrina
Anindita Shabrina Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Ilmu dan Teknologi Pangan IPB

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Takut Makan Manis

25 Desember 2014   05:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:30 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan Takut Makan Manis

Penyandang diabetes terus meningkat di berbagai belahan dunia. Data tahun 2013 menunjukkan sebanyak 382 juta penderita diabetes dan angka ini terus meningkat. Sehingga diperkirakan pada tahun 2035 penderita diabetes mencapai dua kali lipat menjadi 592 juta jiwa. Keadaan ini membuat masyarakat lebih sadar akan pentingnya kesehatan. Konsumsi makanan rendah atau non kalori semakin populer di kalangan masyarakat.

Makanan yang rendah kalori umumnya menggunakan pemanis sintetik, seperti aspartam, neotam, dan sakarin. Namun pemanis sintetik ini justru memicu timbulnya penyakit degeneratif. Sebuah Penelitian di Eropa menyimpulkan bahwa konsumsi pemanis buatan justru menyebabkan penyakit diabetes. Oleh karena itu pemanis alami yang rendah kalori dapat menjadi solusi alternatif untuk penderita diabetes.

Stevia merupakan pemanis alami yang berasal dari daun tanaman Stevia Rebaudiana. Tanaman ini berasal dari Amerika Serikat, terutama perbatasan Paraguay-Brazil-Argentina. Pemanis alami ini memiliki rasa manis yang khas dan tidak meninggalkan rasa pahit setelah dikonsumsi. Tingkat kemanisan stevia 300 kali lebih manis daripada sukrosa. Gula Stevia mengandung glycoside yang menghasilkan rasa manis tanpa menghasilkan kalori. Stevioside dan Rebaudioside merupakan konstituen utama dari glycoside tersebut. Selain mengandung glycoside, stevia juga mengandung fiber, protein, karbohidrat, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, natrium, besi, vitamin A, vitamin C, dan juga minyak.

Steviosida dalam tubuh bekerja dengan cara meningkatkan produksi hormon insulin dan sensitivitasnya. Peningkatan hormon insulin menyebabkan berkurangnya kadar glukosa dalam plasma darah. Senyawa ini juga menghambat penyerapan glukosa pada usus dan pembentukan glukosa pada hati dengan mengubah aktivitas sejumlah enzim yang berperan dalam sintesa glukosa, sehingga kadar glukosa dalam darah berkurang. Singkatnya, steviosida membantu penurunan kadar gula darah.

Penggunaan stevia pada industri pangan semakin marak di Indonesia. Hal ini terlihat pada saat penyelenggaraan Food Ingredient Asia yang berlangsung di JI Expo Kemayoran pada 15-17 Oktober 2014. Stevia menjadi salah satu komoditi yang paling banyak diperjualbelikan.

Stevia sebagai pemanis alami juga memiliki batas aman konsumsi (Acceptable Daily Intake).Jepang sebagai negara yang paling banyak menggunakan stevia sebagai pemanis, menganjurkan dosis maksimum sebanyak 3mg/KgBB/hari. Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA) menyebutkan bahwa ADIuntuk stevia maksimal 4mg/Kg BB/hari.

Stevia memiliki keunggulan dibandingkan dengan pemanis buatan. Stevia bersifat antimutagenik dan tidak memberikan efek samping pada dosis yang rendah. Oleh karena itu, penggunaan stevia sebagai pemanis alami sangat aman. Hal ini telah ditetapkan oleh WHO sejak tahun 2006.

Anindita Shabrina dan Steven Natawirya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun