Mohon tunggu...
Anindita
Anindita Mohon Tunggu... Jurnalis - ---

An amateur blogger

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

[JNE Kopiwriting] Bisakah UMKM Lokal Bersaing di Pasar Global?

20 Juli 2019   23:31 Diperbarui: 5 Agustus 2019   15:09 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi.

Jika muncul pertanyaan, apa bisa UMKM yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia menembus pasar mancanegara? Jawabannya sudah pasti sangat bisa. Ya karena sudah ada yang berhasil membuktikannya. Selain itu, apa sih yang tidak mungkin jika kita mengusahakannya. 

Nah, kemudian muncul pertanyaan lanjutan. Bagaimana caranya? Itu saya sendiri belum tahu. He he. Berbekal rasa penasaran itulah saya memutuskan ikut acara JNE Kopiwriting yang mengangkat tema 'Menentukan Strategi yang Tepat di Pasar Internasional bagi UMKM'. Ternyata acaranya menyenangkan dan memberikan banyak insight untuk saya pribadi. Berikut rangkumannya. 

Wajib Punya Value Added, Tidak Sekedar Copy Paste Tren

Tiga narasumber dari tiga entitas dihadirkan pada Kopiwriting hari ini. Dari pemilik UMKM diwakili Adit Yara pemilik usaha NIION Indonesia atau kita sebut saja NIION yang menjual aneka macam tas dengan desain kece. 

Adit menceritakan ide bisnisnya ini muncul sewaktu dia tinggal di Singapura. Orang-orang Singapura punya gaya berpakaian yang simpel tiap weekend datang. "Saya mengamati orang Singapura itu kalau keluar ya cuma pakai kaus, sandal jepit dan bawa tote bag. Udah gitu aja nggak aneh-aneh." Dirinya bercita-cita mengaplikasikan style ala masyarakat Singapura tersebut di Indonesia. stylenya sederhana. Terbentuklah NIION di 2013 dengan mengusung konsep simpel tapi juga penuh warna. 

Seluruh proses transaksi dulu dilakukannya sendiri. "Ada yang pesan saya yang bungkus lalu kirim sendiri. Sejak awal untuk kurir sudah pakai JNE karena paling dekat dengan rumah," kenangnya. Jika dulu barang yang akan dikirim harus diantar sendiri ke counter JNE, maka Adit bersyukur sekarang sudah bisa di pickup. 

Instagram baginya jadi platform yang sangat berjasa. Pasalnya dulu setiap hari Adit dan tim melakukan pemasaran di Instagram dengan cara  rutin mengunggah konten untuk feed serta Instastory. Baru kemudian mereka merambah marketplace. Kalau mau beli langsung di website 

Adit memberikan satu tips terkait promosi di Instagram, "sekarang sudah nggak jaman endorse, mending maksimalkan Instagram Ads."

NIION menjadi salah satu brand lokal yang sukses menembus pasar Internasional. Adit berbaik hati buka-bukaan menceritakan caranya melakukan hal tersebut. Ada 3 poin yang wajib diperhatikan.

  1. Team building.  Create human asset, jangan sekedar memperkerjakan tapi mereka perpanjangan tangan kita.  Alangkah baiknya punya tim yang support pekerjaan. Saat ini tiap bulan NIION dapat memproduksi 4.000-5.000 barang. 

  2. Capital alias modal. Sumber dana dapat dibagi berdasarkan 3 sumber. Pertama angel investment,  paling gampang sih orangtua. Lalu modal dari bank, dulu NIION juga pernah kredit ke bank tetapi sekarang sudah lunas. Terakhir self funded, bisa dari uang sendiri atau dari uang teman-teman. 

  3. Produk itu sendiri. Di Bandung sendiri banyak yang mengatasnamakan local brand tapi copy paste. Sebaiknya sih dihindari, karena produk yang bagus itu yang punya value added. Kita harus punya pembeda dari tren yang lain. Dalam setahun NIION mengeluarkan dua desain produk baru. 

JNE Berkomitmen Memajukan UMKM Lokal 

Hasmeliyani Suseno selaku Deputi GM JNE turut mengisi sharing session sore itu. "Kami punya value untuk memilih karyawan yang jujur karena punya amanah berupa barang-barang pelanggan, disiplin agar pelanggan tidak menunggu-nunggu, juga bertanggungjawab. Sekarang sudah tidak ada lagi kiriman yang dilempar-lempar," tutur Hasmeliyani membuka sesi tentang JNE.

Digitalisasi layanan JNE jadi salah satu fokus utama, tentunya dengan tujuan dikenal sebagai perusahaan berteknologi. "Teknologi yang kami terapkan macam-macam. 

Misalnya saja track and trace posisi kiriman, pembayaran transaksi secara online lalu kami  ada JNE Online Booking atau JOB." Hasmeliyani menambahkan yang akan segera launching adalah pembayaran transaksi menggunakan Gopay dan OVO agar pelanggan makin banyak pilihan metode bayar.

Untuk Kurir, JNE saat ini sudah dilengkapi aplikasi mobile. Sehingga perusahaan dapat memantau dimana posisi kurir, berapa banyak barang yang diantar dan apakah paket tersebut benar-benar sudah diantar. 

Tidak hanya itu inovasi yang dilakukan JNE, namun mereka juga sedang melakukan pembangunan mega hub di Tangerang seluas 48.000 m2.  "Alasannya karena kiriman kami saat ini sudah sangat banyak. Dengan adanya mega hub diharapkan proses pengiriman paket lebih cepat dan tepat karena sudah otomasi." tegas Hasmeliyani.

Dirinya menyebutkan sejak tahun 2018 JNE juga mengembangkan layanan baru yaitu fulfillment center. "Misalnya nih pemilik usaha punya ribuan stok barang, JNE siap menghandle dari penataan, stock opname sampai pengiriman. Tugas UMKM tinggal produksi aja." 

Salah satu bentuk komitmen JNE mendukung UMKM lokal dengan sering mengadakan seminar khususnya tentang digital marketing.

 Harapannya  supaya UMKM lokal bisa tahu bagaimana cara jualan online, tips supaya barangnya laku, lalu melakukan branding yang tak hanya berskala nasional tapi juga mendunia. Seminar ini diadakan bekerjasama dengan e-commerce ternama.

Produk Boleh Lokal, Selera Wajib Internasional

Hadir Noneng Komara, Sekretaris Dekranasda Jabar yang lagi memberikan pemaparan tentangnya pentingnya peranan UMKM menggerakkan roda perekonomian.Apalagi 98,84% usaha di Jawa Barat merupakan UMKM dan menyerap tenaga kerja cukup banyak. 

Dekranasda atau Dewan Kerajinan Nasional Daerah membina UMKM yang bergerak di bidang kerajinan. "Kami punya misi menjadi lembaga inovatif dan kreatif dengan meningkatkan kualitas kerajinan di Jawa Barat," sebut Noneng. "Prinsip kami, produk boleh lokal tapi selera wajib Internasional," imbuhnya. Apalagi Dekranasda Jawa Barat telah banyak menjalin kerjasama kemitraan dengan lembaga nasional dan internasional. 

Noneng menceritakan beberapa program kerja Dekranasda antara lain, fasilitas pembiayaan, penumbuhan wirausaha baru, memfasilitasi pengrajin agar mendapat perlindungan hukum, pengembangan dan perluasan kerjasama serta promosi pameran. Sedangkan strategi Dekranasda agar UMKM Jawa Barat semakin bersinar di mancanegara yaitu dengan cara : 

  • Membuat produk berstandar nasional dan internasional

  • Membuat packaging dan branding menarik. Produk yang sama tapi brandingnya beda, omzetnya bisa beda

  • Melakukan pemasaran di pasar modern

  • Berpartisipasi pada pameran lokal & internasional

  • Mengoptimalkan pemasaran UKM

  • Dalam proses membuka toko di Bandara Kertajati 

Jadi begitulah cerita sore berfaedah saya. Ha ha. Moga-moga sih bisa memberi manfaat, misalnya jadi pada tergerak pengen bisnis. Atau malah pengen buka jasa kurir? 

Bandung jadi kota pertama yang disinggahi JNE Kopiwriting, masih ada 5 kota lainnya yaitu Padang, Banjarmasin, Malang, Yogyakarta, dan Cirebon. Thank you JNE & Kompasiana for having us! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun