Mohon tunggu...
anindita basuki
anindita basuki Mohon Tunggu... -

lahir 18 maret 1979 di sorong, papua, tapi sekedar numpang lahir. Hijrah n tumbuh di Semarang.menginjakkan kaki di ibu kota RI th 1997 utk menempuh S1. alhamdulillah, sekarang sudah menjadi ibu 1 anak yang menyambi dokter umum. http://dokterdita.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bila Anak Bu Dokter Sakit

27 Februari 2010   09:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:42 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru sekitar 1 bulan yang lalu saya update tulisan mengenai bosen/sedang tidak mood menulis di netblog akibat pekerjaan. Ternyata 1 minggu yang lalu, anak saya harus opname akibat bronkopnemonia. Waktu mendengar diagnosis tersebut, saya sedikit tak percaya. Kok bisa anak saya kena penyakit itu?

Sejak liburan di Puncak pada malam tahun baru yang lalu, batuk anakku memang tidak pulih 100%. Dikasih obat sembuh, berapa hari balik lagi. Kadang tidak batuk, cuma sedikit bersin-bersin. Kupikir itu karena alergi dingin karena bulan-bulan ini sedang parah-parahnya curah hujan. jadi, aku hanya meresepkan obat batuk pilek untuk anakku.Obat itu tidak diminum tiap hari. Hanya sewaktu-waktu bila parah.

Sekitar pertengahan februari, anakku panas terus-menerus. Batuk juga ada. Aku sebenarnya sedikit khawatir karena biasanya dia panas paling cuma 1 hari. setelah diberi obat penurun panas 1x, umumnya tidak panas-panas lagi. Tapi ini lain. Setiap diberi obat pansnya turun, malamnya naik lagi.

Anakku mulai kuberi terapi inhalasi untuk mengurangi lendir. Namun panasnya tetap saja. Akhirnya kuputuskan untuk cek darah dan konsultasi ke dokter anak. Alhamdulillah, hasil lab normal. Sementara aman dari ancaman DHF. Dokter pun hanya memberi obat minum dan inhalasi. Aku mulai tenang.

Sayang, hari ke-4 anakku masih panas. Bahkan mulai muntah dan tidak mau makan. Akhirnya malamnya kuputuskan supaya dia dirawat saja. Bahkan ketika suamiku menanyakan apakah bisa ditunda keesokan harinya supaya bisa bertemu dokter anak dulu, aku menolak. Aku kasihan melihat anakku panas dan lemas tidak mau makan. Aku takut dia dehidrasi. Makanya kupikir dia harus mendapat infus.

Sampai di UGD jam 11 malam. Akibat antri, kami baru dilayani pukul 12 malam. Diagnosis dokter UGD anakku terkena bronkopnemoni, suatu infeksi di saluran pernafasan bawah, yang melibatkan paru-paru. Aku sempat terkejut. Tak kusangka panas dan batuknya sudah demikian parah.

Saat ini anakku sudah pulang dari Rumah sakit. Aku sangat bersyukur karena semua belum terlambat. Bila kupikir-pikir, aku merasa bersalah karena menyepelekan penyakit batuk anakku sebelumnya. Ntahlah...Mungkin karena merasa lebih mengetahui ilmunya, aku jadi underestimate.

Btw, untuk rekan-rekan yang punya alergi, kemungkinan anaknya bisa punya bakat alergi. Selain gatal-gatal, salah satu bentuk alergi saluran pernafasan adalah batuk dan pilek/bersin2. Khusus untuk anak dengan alergi ini, kita harus lebih waspada supaya flu yang tadinya umum berubah menjadi infeksi saluran nafas bawah, seperti bronkopnemonia.

Usahanya yaitu dengan (1) pemberian obat batuk ekspektoran/mukolitik untuk mengencerkan dahak. Jangan diberi antitusif, supaya lendirnya bisa keluar (Lendir yang tidak keluar menjadi media tumbuhnya kuman).

(2) Perlu dijemur panas matahari seitar jam 7-8 pagi dan ditepuk2 dada dan punggungnya untuk mengencerkandahak

(3) Terapi inhalasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun