Bila Jendral Donald MacArthur terkenal dengan istilah 'OLD SOLDIER NEVER DIE, THEY JUST FADE AWAY', maka Sabtu kemarin, pada 5 Desember 2009, di Dharmawangsa Essence, saya menyaksikan yang sebaliknya.
Hari itu, Pak Pray beserta tim kampanye menggelar acara launching buku hasil ngeblog Pak Pray di Kompasiana yang berjudul INTELIJEN BERTAWAF. Teroris Malaysia dalam kupasan. Buku ini adalah buku kompasiana yang ke-2.
Acara launching dimulai dengan pembukaan oleh Mas Deli Taher dilanjutkan dengan perkenalan moderator mba Rosi (Rosiana Silalahi). Para panelis yakni Pak Pray sendiri, Pak Chappy Hakim, Pak A.M Hendropriyono, Mas Edi Taslim (hanya ini panelis yang nggak ngomong dan cuma senyum-senyum saja) dipersilakan oleh Mba Rosi untuk bicara satu per satu.
Acara juga dihadiri selebriti tanah air, seperti : Mas Koes Hendratmo beserta istri, Bob Tutupolli, dan persembahan lagu dari mba Yuni Shara. Di meja tamu, ternyata ada juga Dekan Fakultas Kedokteran UI, dr. Ratna Sitompul, SpM, yang cantik dan disegani sebagai dosen penguji (hehehe....udah ngrasain sich).
Di meja lainnya juga tampak Bu Pray, Bu Chappy, dan lain-lain yang saya tidak kenal.
Dan yang pasti, para kompasianer yang heboh. Bukan hanya kompasianer Jakarta, namun ada pula ibu dr. Anastasia yang sedang bertugas di Papua, Pak Boy Rahmat yang berdomisili di Singapur, tak lupa dr. Anugra juga menyempatkan datang dari suatu daerah di Jawa Tengah (lupa tepatnya...).
Acara berjalan dengan santai, bahkan penuh guyonan sampai-sampai Mba Rosi bingung,ini acara launching buku atau pentas Srimulat. Para panelis berlomba-lomba untuk ngocol, sedangkan kompasianer selalu aja menyambur dengan ketawa geer....
Meski suasana santai, namun ada rasa haru terselip di benak saya. Sebegitu besar antusias kompasianer dan teman-teman Pak Pray dalam mendukung acara launching buku ini. Semua itu tak lain karena rasa cinta kepada pak Pray. Pak Pray yang selalu hadir dengan wejangan yang bijak dan mampu menyatukan semua. Sebagai bapak Publik Blogger Kompasiana, pak Pray membuktikan beliau bukan hanya mahir dalam menulis, ketulusan hatinya telah memikat hati dan membuat jatuh cinta.
Maka, pada hari sabtu itu, Pak Pray bukanlah seorang Old Soldier yang meredup. Pak Pray bersinar bagai bintang. Semua itu karena cinta yang ditebar oleh Pak Pray bersinar di hati orang-orang di sekelilingnya.
(Reportase juga saya muat di blog saya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H