Mohon tunggu...
Anindia Azzahra
Anindia Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - akun tugas

boleh yu di klik artikel nya biar nilainya bagus

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Pendidikan Agama Mengenai Sholat 5 Waktu terhadap Anak Usia Dini dalam Lingkungan Keluarga

18 Januari 2022   07:55 Diperbarui: 18 Januari 2022   07:57 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Anak merupakan titipan dari Allah subhanahu wa taala. Karena itu, sebagai orangtua kita harus memberikan pendidikan dari dia sebelum lahir sampai dewasa. Anak dibimbing dan diajarkan untuk menjadi anak yang berbakti, tidak durhaka, karena mereka dilahirkan dalam keadaan suci. 

Itu sebuah kewajiban sebagai orang tua untuk terus mendidik dan membimbing anak dalam pendidikannya sampai dewasa. Karena keluarga merupakan tempat anak di didik pertama kali yang berpengaruh pada kehidupan selanjutnya.

Shalat 5 waktu merupakan kewajiban setiap muslim, apabila meninggalkannya maka orang tersebut melakukan dosa. Shalat 5 waktu juga merupakan hal pertama yang akan ditanyakan malaikat saat kita meninggal. Kelebihan belajar shalat 5 waktu adalah anak dapat berlatih untuk berkonsentrasi, khusyu, dan bersabar dalam menjalankan shalat. 

Pentingnya shalat sendiri sejak usia dini, karena untuk melatih tanggung jawabnya agar selalu melakukan kewajibannya untuk shalat 5 waktu. Pendidikan anak usia dini merupakan hal penting dalam fase kehidupan. 

Hal ini disebutkan dalam teori yang dikemukakan oleh pakar anak usia dini, bahwa usia tersebut merupakan usia emas atau the golden age. Anak harus diberi stimulus secara kontinu. 

Terutama pada sensor panca indra yang berguna untuk menangkap rangsang. Maka dari itu, pentingnya kita sebagai orangtua memberikan pendidikan agama mengenai sholat sejak kepada anak usia dini, agar menjadi bekal nantinya untuk mereka saat dewasa nanti.

PEMBAHASAN

Pendidikan Anak dalam Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi anak untuk pembentukan pola perilaku mereka. Dalam lingkungan keluarga, dapat mempengaruhi cara berfikir bersikap, serta berperilakunya bagi seorang anak. 

Menurut M. Ngalim Purwanto bahwa hasil yang anak dapatkan dalam lingkungan keluarga akan berpengaruh pada pendidikan yang diperoleh di masa selanjutnya, baik itu di sekolah maupun masyarakat.

Selain itu, dalam menanamkan pendidikan kepada anak juga diperlukan metode yang tepat, karena keberhasilan dalam proses belajar tidak terlepas dari metode yang digunakan dan materi yang disampaikan. 

Metode sangat penting dalam keberlangsungan proses belajar, tanpa adanya metode materi yang di sampaikan tidak dapat berproses dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan proses belajar.

Pendidikan Agama Mengenai Shalat 5 Waktu Pada Anak Usia Dini

Sebagai orangtua, kita harus menanamkan hal-hal positif sejak usia dini dan itu bukan hal yang sangat mudah. Dari masa anak-anak, orangtua sudah mulai menanamkan nilai-nilai yang akan menjadikan karakter anak saat dewasa, karena dengan begitu mereka akan tumbuh menjadi anak dengan karakter yang baik pula. 

Dalam menanamkan ibadah sholat kepada anak, orangtua tidak bisa menanamkannya dengan paksaan tetapi harus dengan pelan-pelan dan disiplin sejak dini saat melaksanakan ibadah. Orangtua dapat memberikan anak pendidikan mengenai sholat dengan cara-cara berikut:

  • Teladan

Anak akan meniru apa yang orang terdekatnya lakukan. Oleh karna itu, berikanlah mereka contoh yang baik dengan cara mengajak mereka untuk sholat berjamaah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga  memerintahkan agar orangtua dapat menjadi teladan yang baik bagi anak-anak mereka. Keteladanan yang dapat dimulai adalah dengan gerakan-gerakan sholat.

  • Melatih berulang-ulang

Dalam memberikan pendidikan mengenai sholat, anak juga harus dilatih berulang-ulang mengenai gerakan dan bacaan sholat. Karena semakin sering anak melakukan gerakan dan bacaan sholat, anak akan mendapatkan stimulus tentang gerakan sholat apalagi jika diiringi dengan pengarahan tentang bagaimana gerakan yang benar. Begitu juga dengan bacaan sholat, semakin sering didengarkan bacaan sholat, maka anak akan lebih cepat hafal.

  • Suasana nyaman dan aman

Menghadirkan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi anak saat menerima seluruh proses pendidikan shalat mengikuti gerakan orangtua dalam sholat.

Awalnya terkadang anak dapat mengganggu kekhusyuan orangtua, tetapi orangtua juga harus bisa memahami bahwa tindakan meniru orangtua dalam gerakan sholat merupakan proses belajar. 

Jika anak mengganggu kekhusyuan orangtua dalam sholat, anak tidak boleh dimarahi atau dilarang dekat dengan orangtua saat sholat. Tetapi setelah sholat kita berikan arahan gerakan sholat yang benar kepada anak. 

Tahap selanjutnya, anak tidak hanya bisa meniru gerakan sholat, tetapi mereka juga memiliki kebanggaan untuk menggunakan simbol-simbol islami yang baik dalam ucapan maupun perilaku dalam sholatnya dan sebagainya.

  • Tidak memaksa tapi tegas memberi arahan dengan halus

Dalam memberikan pembelajaran mengenai sholat kepada anak usia dini, orangtua tidak melakukan pemaksaan dalam melatih anak untuk melakukan sholat. Pengalaman dan pelatihan akan memberikan pengaruh kepada anak bila dasar-dasar keterampilan atau kemampuan yang diberikan telah mencapai kematangan. 

Dengan kemampuan ini, anak dapat mencapai kemampuan baru yaitu dapat melakukan gerakan sholat dengan berurutan. Pemaksaan dalam proses belajar sholat akan mengakibatkan kegagalan atau setidaknya ketidakoptimakan hasil. 

Anak seolah-olah mengalami keberhasilan padahal itu merupakan keberhasilan yang semu. Selain itu, latihan yang memberikan hasil yang gagal akan membuat anak memiliki rasa tidak suka pada kegiatan yang sedang dilatih. Karena itu, saat usia dini orangtua tidak harus memaksa anak.

  • Tidak membanding-bandingkan

Semakin bertambahnya usia, maka anak semakin mampu melakukan gerakan-gerakan motorik mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks. Tetapi perlu orangtua perhatikan bahwa setiap anak memiliki keunikannya masing-masing. Bisa jadi perkembangan motorik anak pertama lebih cepat daripada anak kedua, itu suatu hal yang wajar. 

Karena itu, penting bagi orangtua untuk memperhatikan perkembangan anak dan tidak membanding-bandingkan dengan saudaranya atau anak orang lain. 

Kondisi seperti ini orangtua tidak boleh langsung menyimpulkan bahwa anak pertamanya lebih pintar daripada anak yang kedua. Setiap anak harus diberikan kasih sayang yang sama oleh orangtuanya hingga muncul penghargaan atas diri anak dan antar sesama anak.

Berikut ini beberapa poin yang dapat membantu orangtua dalam meringankan kesulitan-kesulitan dan melanjutkan perjuangan dalam mendidik anak:

  • Hendaknya kita mendidik anak sejak dini. Karena segala sesuatu yang dimulai sejak dini akan lebih mudah.
  • Perhatian terhadap anak pertama merupakan modal bagi anak berikutnya. Karena adik-adiknya akan menjadikan kakaknya suri tauladan dan mereka akan lebih dekat kepada kakaknya dibandingkan orangtuanya. Sehingga mereka akan mengikuti dari segala aspek.
  • Menjadikannya sebagai ladang pahala disisi Allah subhanahu wa taala.
  • Sabar dan terus berusaha menyabarkan diri mengikuti perintah Allah subhanahu wa taala.
  • Hendaknya niat awal kita adalah mengharapkan keridhaan Allah subhanahu wa taala.
  • Merendahkan diri sambil memohon kepada Allah subhanahu wa taala.
  • Selamanya tidak putus asa dari rahmat Allah subhanahu wa taala.

Beberapa faktor pendukung implementasi pendidikan sholat, yaitu kesungguhan, keteladanan, dan pengawasan orangtua dalam membina anak-anak dalam memahami ajaran sholatm dan melaksanakannya serta dukungan dari masyarakat. 

Sedangkan faktor pendukung orangtua dalam melakukan peranannya didukung oleh latar belakang pendidikan agama, lingkungan yang religius serta keinginan orangtua yang mempunyai anak yang sholeh dan sholehah.

Ada pula faktor penghambat yaitu, adanya tayangan televisi, kesibukan dan kelengahan orangtua, tidak maksimalnya dukungan masyarakat, lemahnya kedisiplinan orangtua dalam mendidik anak, kurangnya kerjasama dari kedua orangtua dalam menanamkan ibadah sholat, dan anggapan orangtua yang tidak ingin membebani anaknya dalam usia yang dianggap masih terlalu dini.

Berikut ini upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam mengimplementasikan sholat terhadap anak, yaitu dengan meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan ibadah sholat anak.

Pertama, memasukkan anak belajar di TPA, dan memilihkan anak teman bergaul yang baik, serta mengikut sertakan anak untuk menghadiri acara hari-hari besar Islam. 

Kedua, orangtua dan para pendidik sebaiknya memberikan keteladanan yang baik, dan membiasakan anak untuk megerjakan sholat karena keteladanan, dan pembiasaan sangat penting dalam perkembangan seorang anak. 

Ketiga, orangtua, para pendidik, dan masyarakat diharapkan agar lebih bersungguh-sungguh dalam memberikan pengawasan dan bimbingan terhadap anak dalam mengimplementasikan pendidikan tentang sholat, agar anak-anak dapat melaksanakannya dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Maka dari itu, dapat kita lihat bahwa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan sholat dimulai dari orangtuanya. Adapun cara mendukung pelaksanaan sholat dengan cara memberikan pembinaan, pengawasan, dan membiasakan anak untuk melakukan sholat yang sangat penting dan untuk tumbuh kembangnya. Tetapi bisa juga orangtua memberikan motivasi yang bersifat materi maupun maknawi akan lebih baik. 

Motivasi itu diharapkan dapat memberi peran yang besar terhadap jiwa anak dan juga kemajuan gerakannya yang positif dan membangun dalam menyikap potensi dan kecondongan yang dimiliki. Selain itu, juga dapat mendorong anak untuk terus maju ke depan.

KESIMPULAN

Lingkungan keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi anak. Maka dari itu, pentingnya orang tua memberikan pendidikan mengenai sholat di mulai sejak usia dini. 

Tetapi perlu diperhatikan, pentingnya kedisiplinan orangtua terhadap anaknya dalam mengajarkan sholat. Karena faktor penghambat dan faktor pendukung bergantung pada orangtuanya.

REFERENSI

https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/3883/1/SUSI%20HANDAYANI.pdf

http://repository.radenintan.ac.id/2328/1/SKRIPSI_FIX_ERNAYA.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/316575-metode-pendidikan-shalat-pada-anak-usia-b38caed2.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun