Mohon tunggu...
Anindhita Sharla Pramudita P
Anindhita Sharla Pramudita P Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Pamulang, Sastra Indonesia

Sedang melatih diri menjadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterancaman Leksikon (Bahasa) Akibat Kebakaran Hutan

4 Juli 2023   19:00 Diperbarui: 4 Juli 2023   19:04 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: bnpb.go.id

Kebakaran hutan terjadi di beberapa wilayah Indonesia, yaitu Sumatera dan Kalimantan. Ada beberapa persoalan yang timbul akibat kebakaran hutan. Persoalan pencemaran kabut asap dan emisi karbon menjadi perhatian utama. Kabut asap dan emisi karbon ini muncul karena terbakarnya lahan gambut. 

Dikutip data terakhir tahun 2015 dari World Resource Institute (WRI) dan Global Fire Emission Database (GFED), kebakaran hutan di Indonesia menghasilkan emisi karbon yang jumlahnya melampaui rata-rata emisi karbon harian seluruh kegiatan perekonomian Amerika Serikat dan kebakaran hutan lahan gambut dapat memicu pemanasan global 200 kali lebih besar daripada kebakaran jenis lahan lainnya.


Persoalan kabut asap dan emisi karbon juga akan menimbulkan permasalahn kesehatan masyarakat tertutama kesehatan saluran pernapasan. Dilansir dari depkes.go.id "secara umum kabut asap dapat mengganggu kesehatan seseorang, baik yang dalam kondisi sehat maupun sakit. 

Gangguan kesehatan yang dapat timbul jika terpapar lama dengan asap, antara lain: 1) Iritasi lokal pada selaput lendir di hidung, mulut dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi; 2) Iritasi pada mata dan kulit, menimbulkan keluhan gatal, mata berair, peradangan, dan infeksi yang memberat; 3) memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik; 4) Mudah terjadi infeksi misalnya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi berkurang; 5) Gangguan saluran cerna dan penyakit lainnya, jika mengkonsumsi makanan dan air yang terkontaminasi polutan asap; 6) Berbagai penyakit kronik di berbagai organ tubuh seperti jantung, hati, ginjal, dan lain-lain dapat memburuk. Ini terjadi karena dampak langsung maupun dampak tidak langsung yang mana kabut asap menurunkan daya tahan tubuh atau menimbulkan stres".


Kebakaran hutan di Indonesia juga memliki pengaruh pada sektor perekonomian, pariwisata, transportasi dan lain-lain. Namun, dalam artikel ini tidak akan dibahas secara mendalam. 

Dalam tulisan ini, penulis memaparkan persoalan keterancaman bahasa (kosakata) akibat kebakaran hutan.  Kenapa bahasa bisa terancam? Hutan merupakan sebuah ekosistem yang di dalamnya terdapat keanekaragaman hayati. Keragaman ini tercemin pada flora dan fauna yang ada dalam ekosistem hutan.


Bila hutan terbakar, tentu flora dan fauna yang ada dalam hutan juga ikut hangus. Jika, flora dan fauna tersebut punah tentu masyarakat tidak akan mengenal kosakata flora dan fauna yang hidup dalam hutan tersebut. Kondisi ini tentu akan mengarah pada kepunahan bahasa. 

Sebab, suatu kelompok masyarakat bahasa tertentu mengembangkan sistem bahasa melaui interaksi dengan lingkungannya. Maksudnya adalah, pemerolehan kosakata suatu kelompok masyarakat bahasa diperoleh melalui alam.

Masyarakat yang tinggal di pesisir pantai memiliki bahasa yang berbeda dengan masyarakat yang tinggal di pegunungan (hutan). Sebab, masyarakat di pesisir pantai lebih dominan mengenal dan melabeli tentang ekosistem laut, seperti kosakata tentang ikan, makroalga (rumput laut), binatang mamalia dan reptile yang hidup di laut dan biota laut lainnya. 

Sebaliknya, masyarakat yang tinggal di pegununggan (hutan) memiliki banyak kosakata tentang flora dan fauna yang hidup di pegunungan (hutan).  Fakta ini membuktikan bahwa lingkungan (alam) merupakan salah satu sumber bahasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun