Mohon tunggu...
Aninda Nisa
Aninda Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aninda Khairunnisa Sudiaji

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ringkasan Pembahasan Ulumul Quran dan Hadis

9 Juli 2021   15:42 Diperbarui: 9 Juli 2021   15:45 8717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata ulumul jamak dari 'ilm yang artinya paham dan menguasai Al-Qur'an. Ulumul qur'an melalui proses yang cukup lama untuk menjadi satu kumpulan yang sempurna. Proses perkembangan ilmu Al-Qur'an dilakukan oleh para ulama yang memiliki kecenderungan yang berbeda dalam mendalami Al-Qur'an dari masalah penulisan (rasm), sebab turun (asbab an-nuzul), kemukjizatan (i'jaz), dan gaya sastra (balaghah). Menurut Imam Syafi'i, ulumul qur'an sangat banyak. Ulumul qur'an adalah sekumpulan ilmu yang membahas tentang berbagai segi dari Al-Qur'an. Para ulama mendefinisikan ulumul qur'an sebagai ilmu yang mempelajari hal-hal yanh berhubungan dengan Al-Qur'an dari segi aspek turun, sistematika, pengunpulan dan penulisan, bacaan, tafsir, kemukjizatan, serta nasikh dan mansukh.

Pada kekhalifahan Utsman bin Affan, ilmu rasm Al-Qur'an pertama kali dilakukan, karena perintah penulisan Al-Qur'an. Posisi Utsaman berarti sebagai perintis awal ilmu-ilmu Al-Qur'an sehingga namanya tetap diabadikan dengan rasm al-utsmaniah. Kemudian dilanjutkan oleh khalifah Ali bin Abi Thalib dengan merancang dan meletakkan kaidah-kaidah nahwu. Usaha pengembangan ilmu Al-Qur'an tetap berlanjut pada masa sahabat sesuau kapasitas, bobot, dan kualitas sahabat dengan tujuan sama untuk mendalami hikmah-hikmah yang ada dalam Al-Qur'an dan menyampaikan tafsir-tafsir dalam Al-Qur'an.

Ilmu-ilmu Al-Qur'an akan terus bergerak seiring dengan kemajuan peradaban manusia. Sama halnya dengan cakupan pembahasan Al-Qur'an yang meliputi Al-Qur'an itu sendiri, penamaannya, akar katanya, pengertian, penamaan dan sifatnya, perbedaannya dengan hadist qudsi. Kemudian, wahyu yang meliputi pengertiannya, kemungkinan dan terjadinya wahyu, cara turunnya kepada malaikat dan rasul, rahasia-rahasai disekitar metode turunnya. Selain itu membahas tentang asbab an-nuzul, ayat-ayat yang turun di Mekkah dan Madinah, tentang awal surah, ilmu qira'ah dan ahlinya nasikh dan mansukh, ilmu rasm Al-Qur'an, muhkam dan mustasyabih, tafsir, kemukjizatan, dan lainnya.


     Cabang-cabang ilmu yang membentuk ulumul qur'an menurut T.M. Hasbi as-Shiddiqie yang pokok:
1. Ilmu mawathin an-nuzul, ilmu yang mengetahui tempat, waktu, musim, awal ayat, dan akhir ayat.
2. Ilmu tawarikh an-nuzul, ilmu yang mempelajari sejarah turunnya ayat secara detail, masa turun ayat, tertib turunnya, satu demi satu dari awal turunnya, dan tertib turunnya sampai lengkap.
3. Ilmu asbab an-nuzul, ilmu yang mempelajari sebab turunnya ayat dalam Al-Qur'an.
4. Ilmu qira'at, ilmu yang mempelajari macam-macam bacaan dalam Al-Qur'an yang diterima oleh Rasulullah SAW.
5. Ilmu tajwid, ilmu yang mempelajari kapan mulai dan berhentinya bacaan dalam Al-Qur'an.
6. Ilmu gharib Al-Qur'an, ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mengetahui makna yang aneh, ganjil, dan tidak wajar dari biasanya.
7. Ilmu i'rab Al-Qur'an, ilmu yang mempelajari posisi lafadz dalan suatu kalimat, apakah lafadz tersebut menduduki posisi subjek atau objek
8. Ilmu wujuh wa an-nadza'ir, ilmu yang mempelajari bagaimana menentukan makna yang tepat dari berbagai makna yang muncul dalam suatu ayat.
9. Ilmu muhkah dan mustasyabih, ilmu yang mempelajari ayat muhkam atau ayat-ayat yang memiliki arti yang jelas, dan mutasyabih atau ayat-ayat samar yang memiliki makna ganda.
10. Ilmu nasikh dan mansukh, ilmu yang mempelajari mana ayat yang diganti dan ayat pengganti.

Sedangkan ilmu hadist adalah ilmu yang mempelajari dan membahas tentang semua yang disandarkan kepada Rasulullah SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan maupun lainnya. Secara istilah, ilmu hadist adalah ilmu yang mempelajari tentang cara persambungan hadist sampai pada Rasulullah SAW.

Secara garis besar ulumul hadist dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Ilmu hadist riwayah, ilmu periwayatan atau cerita hadist. Secara istilah, ilmu hadist riwayah adalah ilmu yang mencakup perkataan dan perbuatan Rasulullah SAW, periwayataanya pemeliharaannya dan penulisan atau pembukuan lafadz-lafadznnya.
2. Ilmu hadist diroyah, mustholah al-hadist, ilmu al-hadist dan qowaid at-tahdist. Suatu ilmu untuk mengetahui keadaan sanad dan matan, diterima dan ditolaknya suatu hadist, dan lainnya.

    Sejarah perkembangan ulumul hadiat dimulai pada masa sahabat dengan penyempitan riwayat, kehati-hatian dalan meriwayatkan hadist, pengujian terhadap setiap riwayat, mencari sanad hadist dan meneliti karakteristik perawi, membandingkan riwayat satu dengan yang lain. Pada tahap penyempurnaan, ulumul hadist sudah menjadi cabang ilmu tersendiri sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan dan dipergunakan oleh para ulama  Kemudian tahap pembukuan, ulama yang pertama kali berhasil menyusun ilmu hadist secara lengkap adalah ulama sunni bernama, al-Qodli Abu Muhammad al-Hasan bin Abd ar-Rahman bin Khalad ar-Ramahurmuzi dengan kitabnya Al-Muhaddist al-Fashil baina ar-Rawi wal wa'i.


   Cabang-cabang ulumul hadist ada 6:
Ilmu rijalil hadist, ilmu yang mempelajari tentang perawi hadist, baik dari sahabat, tabi'in, maupun sesudahnya.
1. Ilmu jarh wat ta'dul, ilmu yang mempelajari tentang catatan-catatan yang dihadapkan pada para perawi dan memandang adik perawi dengan memakai kata-kata yang khusus dan martabat kata-kata tersebut.
2. Ilmu illail hadist, ilmu yang mempelajari sebab-sebab tersembunyi, tidak nyata, yang dapat mencatat hadist baik dari sisi sanad maupun matannya.
3. Ilmu nasikh wa mansukh, ilmu yang mempelajari kata dalam hadist yang diganti maupun pengganti.
4. Ilmu asab wurud al-hadist, ilmu yang mempelajari sebab Rasulullah SAW mengucapkan perkataannya dan masa-masanya.
5. Ilmu talfiqil hadist, ilmu yang mempelajari tentang cara mengumpulkan hadist-hadist yang isinya berlawanan atau berbeda.

referensi: ulumul qur'an pengantar ilmu-ilmu al-qur'an oleh Prof. Dr. H. Amroeni Drajat, M. Ag.

Aninda Khairunnisa S (20200710149) IPICOM, UMY

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun