Mohon tunggu...
Aninda Lindy Nissa
Aninda Lindy Nissa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Gadis infj dan mencari tentang makna hidup

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingginya Angka Stunting dan Kemiskinan di Kalimantan Utara

19 Desember 2023   22:36 Diperbarui: 19 Desember 2023   23:15 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://asset-2.tstatic.net/kaltim/foto/bank/images/Angka-stunting-di-Kabupaten-Nunukan-ternyata-tertinggi-di-Kalimantan-Utara-90.jpg

Kalimantan Utara, sebuah provinsi yang kaya akan sumber daya alam, menghadapi tantangan serius dalam hal kesejahteraan masyarakatnya. Salah satu isu utama yang perlu segera diatasi adalah tingginya angka stunting dan tingkat kemiskinan yang masih menghantui daerah ini. Dalam opini ini, kita akan membahas faktor-faktor yang menyebabkan tingginya angka stunting dan kemiskinan di Kalimantan Utara serta mengapa penanganan masalah ini memerlukan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait.

Angka Stunting yang Meningkat

Berdasarkan data yang disampaikan oleh hasil survei studi status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, menunjukkan angka stunting di Kalimantan Utara (Kaltara) berada di atas rerata nasional. Yakni lebih tinggi 3 persen, di mana stunting Kaltara sebesar 27,5 persen sedangkan rata-rata nasional 24,5 persen.

Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Kaltara Agust Suwandy mengatakan, dari lima kabupaten dan kota di Kalimantan Utara, Nunukan menjadi daerah dengan angka stunting tertinggi, sebesar 30 persen. Lalu, berturut-turut Tarakan 25,9 persen, Malinau 24,2 persen, Bulungan 22,9 persen, dan Tana Tidung 22,8 persen.

Angka stunting yang terus meningkat di Kalimantan Utara merupakan cermin dari tantangan serius dalam hal akses terhadap pelayanan kesehatan dan gizi yang memadai. Keterbatasan aksesibilitas terhadap fasilitas kesehatan yang berkualitas menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan kondisi ini. Sebagian besar masyarakat, terutama di daerah pedesaan, masih menghadapi kendala dalam mencapai pusat-pusat kesehatan yang dapat memberikan layanan kesehatan dan informasi gizi yang cukup. Selain itu, minimnya pemahaman mengenai pentingnya asupan gizi yang seimbang dapat mengakibatkan pola makan yang tidak memadai, yang pada gilirannya menyebabkan stunting pada anak-anak.

Gizi buruk juga turut berkontribusi terhadap meningkatnya angka stunting di Kalimantan Utara. Anak-anak yang kurang mendapatkan nutrisi yang cukup dalam masa pertumbuhan awal mereka dapat mengalami hambatan pertumbuhan fisik yang signifikan. Faktor ini tidak hanya terkait dengan keterbatasan akses, tetapi juga dengan permasalahan ekonomi yang membatasi kemampuan keluarga untuk menyediakan makanan bergizi. Oleh karena itu, penanganan masalah stunting di Kalimantan Utara perlu merangkul upaya bersama untuk meningkatkan aksesibilitas pelayanan kesehatan dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya pola makan seimbang bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.

Kemiskinan

Penduduk miskin di Provinsi Kalimantan Utara bertambah 8.370 jiwa dalam enam tahun terakhir. Angka ini terdata dari periode Maret 2016 sampai dengan September 2021.

Informasi yang Koran Kaltara himpun dalam Publikasi Data dan Informasi Kemiskinan Kaltara 2016 -- 2021, mencatat, penduduk miskin pada Maret 2016 sebanyak 41.120 jiwa. Kemudian jumlahnya melonjak hingga 49.490 jiwa pada September 2021.

Berdasarkan lokasi pemukiman, diketahui lonjakan penduduk miskin terjadi di daerah perkotaan.Dalam kurun waktu enam tahun tersebut, terdapat pertambahan penduduk miskin di kota sebanyak 9.670 jiwa atau dari 14.210 jiwa menjadi 23.880 jiwa.

Sementara itu, jumlah penduduk miskin di desa justru mengalami penurunan sebanyak 1.300 jiwa. Atau dari 26.910 jiwa menjadi 25.610 jiwa.

Kemiskinan yang meluas di Kalimantan Utara menandai sebuah realitas pahit di mana banyak keluarga mengalami perjuangan harian untuk bertahan hidup. Dalam konteks ini, kemiskinan bukan hanya sekadar kekurangan materi, tetapi juga mencakup akses yang terbatas terhadap layanan kesehatan dan pendidikan, menciptakan lingkungan di mana generasi muda mungkin menghadapi tantangan yang lebih besar untuk mencapai potensi penuh mereka. Keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan seringkali terpaksa memprioritaskan kebutuhan dasar seperti makanan sehari-hari, dan pendidikan menjadi suatu keputusan sulit yang harus dipertimbangkan.

Penting untuk diakui bahwa kemiskinan bukanlah sekadar masalah ekonomi, tetapi juga merupakan dampak dari ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya ekonomi, Faktor-faktor seperti ketidaksetaraan dalam kesempatan pekerjaan dan akses terhadap sumber daya ekonomi menciptakan kesenjangan yang memperparah masalah kemiskinan. Oleh karena itu, untuk mengatasi perjuangan harian keluarga di Kalimantan Utara, perlu dilakukan upaya serius dalam mengembangkan kebijakan ekonomi inklusif yang mengurangi kesenjangan dan memberikan. peluang bagi semua lapisan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka

Solusi Terintegrasi (Pendidikan, Kesehatan, dan Pembangunan Ekonomi)

Untuk mengatasi masalah angka stunting dan kemiskinan, diperlukan pendekatan terintegrasi

yang melibatkan berbagai sektor pembangunan. Peningkatan akses pendidikan berkualitas dan program pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat membantu mengurangi tingkat kemiskinan. Gizi yang baik juga perlu menjadi fokus utama, dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pola makan seimbang dan memberikan akses yang lebih baik terhadap fasilitas kesehatan.

Pemerintah perlu berperan aktif dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan yang mendukung upaya penanggulangan stunting dan kemiskinan. Investasi dalam infrastruktur kesehatan dan pendidikan, pemberian bantuan sosial yang tepat sasaran, serta promosi program-program ekonomi inklusif dapat menjadi langkah-langkah awal yang efektif.

Keterlibatan aktif masyarakat juga menjadi faktor penting dalam menangani masalah ini. Program-program penyuluhan gizi dan kesehatan, serta pelatihan ekonomi bagi masyarakat dapat membantu menciptakan kesadaran dan kemandirian yang diperlukan untuk mengatasi stunting dan kemiskinan.

Secara keseluruhan, tingginya angka stunting dan kemiskinan di Kalimantan Utara memerlukan perhatian dan tindakan serius dari semua pihak terkait. Dengan upaya bersama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat, diharapkan dapat diciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Utara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun