Headline berita di semua media hari ini kembali ke Evakuasi dan pencarian korban jatuhnya pesawat. Belum hilang dari ingatan tragedi Air Asia yang menelan begitu banyak korban dan menyita banyak hari untuk pencarian di penghujung tahun 2014, H-2 perayaan Tahun baru (Bagi yang merayakan) tepatnya tanggal 28-12-2014.Â
Tanggal 30 - 6 - 2015 Evakuasi dan pencarian korban jatuhnya pesawat Hercules milik TNI kembali menyentak. Kecelakaan yang menimpa pesawat Hercules TNI yang jatuh di atas pemukiman tepatnya ruko yang dioperasikan sebagai panti pijat tradisional, bukan yang pertama di Tahun 2015 ini. Maret lalu tepatnya tanggal 15 -3 - 2015, pesawat Jupiter TNI bertabrakan saat sesi latihan untuk acara Langkawi Air Show. Syukurnya ke empat pilot yang mengendalikan pesawat selamat.Â
Bulan April 2015, kembali diwarnai dengan terbakarnya pesawat jet tempur F-16 milik TNI di Lanud Halim Perdanakusuma dalam misi pembaretan dan pemberian gelar kehormatan pasukan khusus TNI kepada Presiden Joko Widodo. Alhamdulillah Pilot Letkol TNI-AU Penerbang Firman selamat saat eject yang berhasil.
Bulan Juni 2015 mencatat 3 kejadian kecelakaan pesawat. Salah satunya menimpa maskapai terbesar di Indonesia, Garuda Air lines. Pesawat Boeing 737-800 PK-GFA, yang diterbangkan oleh Pilot in Command Capt. Nikodemus Elim dan copilot FO Ida Fiqriah, tergelincir keluar landasan saat pendaratan di cuaca yang memang buruk awal juni 2015 tepatnya tanggal 2 juni 2015. 144 penumpang dan 8 kru pesawat selamat. selanjutnya F-16 milikk TNI juga tergelincir saat akan mendarat karena roda depan yang tiba-tiba kembali masuk ke badan pesawat di Lanud Iswahyudi tanggal 24 Juni 2015. Pesawat Hercules tipe C130 yang jatuh di Jl. Jamin Ginting yang hingga saat ini (saat saya menuliskan ini) belum diketahui berapa total korban, menutup pilu bulan Juni 2015.Â
Hercules C130Â merupakan jenis pesawat bermesin empat turboprop sayap tinggi (highwing) dan berteknologi tinggi. Mampu mendarat dan lepas landas dari runway yang pendek atau tidak disiapkan. Hercules C 130 digunakan untuk berbagai macam peran. Melayani lebih adri setengah abad, keluarga C130 mencatatkan diri sebagai pesawat yang bagus dari segi kehandalan dan daya tahan. Berpartisipasi dalam militer, sipil maupun kemanusiaan.
Keberaddaan Hercules di Indonesia, sebagai penukar tawanan pilot CIA Allen Pope yang terlibat membantu pemberontakan Permesta di Sulawesi tahun 1958. Atas kebaikan hati Indonesia membebaskan Pilot CIA tersebut, Presiden RI, Ir. Soekarno ditawari hadiah oleh Presiden AS, John F. Kennedy. Sebagai hadiahnya, Presiden Soekarno yang cerdas meminta ditunjukkan wujud Pesawat Hercules terbaru saat itu. Alhasil Indonesia menjadi pengguna pertama C130 B di luar AS pada 1960. Kesepuluh pesawat C130B (termasuk varian tanker KC 130B) menjaddi cikal lahirnya Skadron Angkut Berat Jarak Jauh TNI AU.Â
Pada tahun 1975, Indonesia kembali menerima 3 C130B. Karena krisi Timor Timur, perawatan untuk pesawat hebat ini pernah terkendala, menyusul larangan penjualan senjata dan pembekuan hubungan militer AS-Indonesia.Â
Banyak asumsi penyebab jatuhnya pesawat Hercules C130 kemarin. Yang paling santer disebut adalah karena usia pesawat yang sudah uzur.Â
Menilik dari catatan insiden yang dialami Hercules, ini adalah insiden yang kesekian.Â
Insiden pertama terjadi di tahun 1964, tepatnya 3 september 1964 dalam operasi Dwikora dan menewaskan sedikitnya 47 orang.
17 September 1965, insiden kembali terjadi. hal ini karena komunikasi yang tidak baik antara pasukan sendiri, sehingga ditengarai Hercules jatuh tertembak oleh kawan sendiri dalam operasi di Long Bawang Kalimantan Timur.
21 November 1985, Ketangguhan Hercules kembali diuji. Hercules jenis C130H-MP, pesawat intai MAritim jatuh di pegunungan Sibayak, Sumatera Utara. 10 orang kru pesawat dinaytakan tewas.
5 Oktober 1991, dekat dari Bandara Halim Perdanakusuma, Hercules kembali dibanjiri air mata. kecelakaan setelah lepas landas danmenewaskan 11 kru, 119 penumpang dan penduduk sipil di daerah Condet.
20 Desember 2001, dianggap sebagai tahun awal millenium ke tiga, Hercules kembali mengalami naas, terbakar saat baru saja mendarat dan menabrak pagar landasan di Bandar Udara Lhokseumawe, Aceh.
11 Mei 2009, Naas meskipun ringan kembali menyapa Hercules. Crash Landing di Bandara Wamena mengakibatkan 2 roda copot, yang salah satunya terpental ke rumah penduduk.
20 Mei 2009, Hercules lagi-lagi bermandi air mata setelah menewaskan 102 orang yang 52 diantaranya adalah anggota TNI. Insiden pesawat jatuh sebelum mendarat di Bandara Iswahyudi. Diduga pesawat seperti mati mesin sejak terbang dari Bandara Halim.Â
Dari rentetan insiden ringan hingga tragis yang terjadi (terutama) pada Alat pertahanan Negara, sepertinya Indonesia sudah harus bergegas untuk membenahi Alutsista di tubuh TNI, karena Pertahanan Negara adalah sesuatu yang vital di tengah persaingan dunia yang semakin gencar. Apalagi dunia mengetahui,  Indonesia menyimpan kekayaan yang luar biasa yang dapat memantik keserakahan orang luar untuk menguasainya.
Tangis bersama Hercules di penghujung Juni 2015, bukanlah yang pertama, tetapi semoga menjadi yang terakhir.Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H