LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
Â
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keaktifan berasal dari kata dasar aktif yang memiliki arti giat. Keaktifan belajar adalah proses kegiatan belajar mengajar yang subjek didiknya secara intelektual dan emosional sehingga siswa mampu berpartisipasi secara aktif dalam melakukan kegiatan belajar (Sudjana, 2010).Keaktifan dalam kegiatan pembelajaran merupakan hal penting yang harus di perhatikan dan dikembangkan oleh guru untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa dalam pembelajaran menuntut adanya interaksi antara siswa dan guru maupun sumber belajar. Ketika siswa belajar dengan aktif maka tidak hanya terlibat secara fisik namun juga secara mental. Hal tersebut sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, Bab I, Pasal 1 ayat 20 yang menyatakan: "Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar". Hal tersebut memiliki arti pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir dan keaktifan siswa sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran yang didukung dengan sumber ataupun media belajar.Sudjana (2010)  menyatakan keaktifan siswa dapat  dilihat  dalam  hal:  (1)  turut  serta  dalam  melaksanakan  tugas  belajarnya;  (2)  terlibat dalam   pemecahan   masalah;   (3)   Bertanya kepada  siswa  lain  atau  guru  apabila  tidak memahami  persoalan  yang  dihadapinya;  (4)  Berusaha  mencari  berbagai informasi  yang diperlukan   untuk   pemecahan   masalah;(5)  Melaksanakan  diskusi  kelompok  sesuai dengan petunjuk  guru;(6)  Menilai  kemampuan  dirinya dan hasil--hasil yang di perolehnya; (7) Melatih diri dalammemecahkan soal atau masalah yang  sejenis;  (8)  Kesempatan  menggunakan  atau  menerapkan   apa   yang   diperoleh   dalam menyelesaikan   tugas   atau   persoalan   yang  dihadapinya.  Berdasarkan  uraian  di  atas  dapat disimpulkan  keaktifan  siswa  dapat  dilihat  dari  berbagai  hal  seperti  memperhatikan  (visual activities),  mendengarkan,  berdiskusi,  kesiapan  siswa,bertanya,      keberanian      siswa,  mendengarkan,memecahkan    soal    (mental activities).Keaktifan siswa juga memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran karena baik pengetahuan, keterampilan, dan juga sikap tidak dapat diterima begitu saja oleh siswa, tetapi harus siswa sendiri yang mengelolanya terlebih dahulu agar bisa diingat, dimengerti dan juga dipahami. Keaktifan dalam hal ini bukan sekedar aktif atau ramai, namun keaktifan yang menunjukkan adanya kualitas, hal tersebut dapat ditandai dengan banyaknya respon dari siswa, banyaknya pertanyaan dari siswa maupun banyak jawaban yang direspon oleh siswa seputar materi yang dipelajari. Untuk menciptakan suasana belajar yang aktif, guru sebaiknya memposisikan dirinya sebagai fasilitator dan motivator, bukanlah sepenuhnya menjadi sumber informasi dalam belajar. Selain itu guru juga harus dapat menyesuaikan metode belajar yang tepat dengan materi yang akan dibahas, karena metode belajar sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Salah satu mata pelajaran di Sekolah Menengah Atas adalah Biologi. Biologi merupakan ilmu yang mempelajari makhluk hidup dan objek yang berhubungan dengan alam nyata dan proses-proses kehidupan sehingga memiliki lingkup yang sangat luas, tidak hanya dikembangkan di kelas namun juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan untuk bisa menjaga alam dan lingkungan. Untuk itu di harapkan siswa dapat memahami pelajaran biologi dengan optimal melalui pembelajaran yang aktif dan menarik. Pembiasaan keaktifan dalam pembelajaran perlu di biasakan dan perlu ditekankan karena agar siswa lebih terlibat sehingga ilmu yang di dapat akan lebih mengena dan lebih mudah diingat. Selain itu, pembiasaan keaktifan juga perlu dibiasakan agar tidak selalu menganggap bahwa guru merupakan satu-satuny sumber belajar utama tanpa ada upaya siswa untuk bersikap aktif.
Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan kurangnya keaktifan siswa salah satunya adalah adanya rasa tidak percaya diri pada siswa baik dalam bertanya maupun menyampaikan pendapatnya, ada hal yang belum dimengerti, kondisi siswa saat pembelajaran, kecemasan siswa selama proses pembelajaran, motivasi belajar siswa, lingkungan siswa. dan ada pula yang sama sekali tidak perduli dengan proses pembelajaan, siswa seperti ini biasanya lebih memilih berdiam diri dan akhirnya menjadi pasif saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini terbukti dengan adanya kenyataan yang peneliti temukan dilapangan.
Pada kesempatan itu penulis membuat strategi dengan menggunakan model Pembelajaran Problem Based Learning dengan metode Market Place Activity, untuk meningkatkan keaktifan siswa yang dapat menghidupkan suasana kelas. Strategi ini diharapkan mampu meningktakan keaktifan siswa karena dalam pelaksanaan pembelajaran kelas akan menjadi lebih hidup dan seluruh siswa terlibat didalamnya. Seluruh siswa mempunyai tugas yang berbeda-beda, sehingga siswa tidak dapat bergantung pada siswa yang lainnya. Adapun metode pembelajaran yang dipakai oleh peneliti yaitu Market Place Activity adalah metode pembelajaran berupa kegiatan pasar, dimana siswa dapat melakukan aktivitas jual beli informasi. Pada metode ini terdapat kelompok siswa pemilik informasi menjual informasi kepada kelompok lain dan kelompok siswa yang membeli informasi. Informasi yang diperjualbelikan adalah materi yang dipelajari pada hari itu. Materi yang disajikan juga dikemas dalam bentuk yang menarik yang dapat disajikan dalam bentuk media tertentu agar si pembeli informasi mudah memahaminya. Dalam hal ini juga akan menuntut siswa untuk bertanggung jawab untuk mencari informasi secara individual dan mampu mempromosikan hasil kajiannya.
Berdasarkan kondisi tersebut Penulis selanjutnya melakukan upaya pembelajaran dengan menerapkan Penerapan Model Problem Based Learning Dengan Metode Market Place Activity Untuk Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik Kelas X-H Sma Negeri 1 Bukateja Tahun Pelajaran 2022/2023.
B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan best practice ini adalah kegiatan pembelajaran Mata Pelajaran Biologi kelas X-H pada Materi Perubahan Lingkingan Hidup Sub Materi Pencemaran Lingkungan
C. Manfaat Kegiatan Manfaat Teoritis