Pada kesempatan ini, penulis mencoba menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  menggunakan metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak) terkait pengalaman mengatasi permasalahan siswa yang dilaksanakan melalui kegiatan PPL di SMAN 1 Bukateja. Pelaksanaan aksi pada pembelajaran ini dilaksanaka pada hari Jum’at, 06 Januari 2023. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan aksi yang saya laksanakan adalah Meningkatkan keaktifan dan Pemahaman peserta didik kelas X-H pada Materi Pencemaran Lingkungan melalui Model Problem Based Learning (PBL) dengan Metode Market Place Activity berbantuan Mind Mapping.Â
Latar belakang masalah dari praktik pembelajaran ini adalah adanya hasil observasi yang menunjukkan adanya peserta didik cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan, serta banyak siswa menganggap materi biologi adalah materi yang sulit, terlalu luas, abstrak dan kompleks bahkan sulit karena banyak menggunakan istilah nama-nama ilmiah. Hal tersebut ditunjukkan melalui siswa lebih banyak diam, rasa takut dan khawatir ketika ditanya, tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar dan tidak giat dalam pembelajaran. Berdasarkan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya keaktifan peserta didik  yaitu:
- Model maupun metode pembelajaran yang guru gunakan kurang sesuai dengan karakteristik materi.
- Media pembelajaran yang kurang menarik
- Metode pembelajaran yang guru gunakan  kurang bervariatif
- Kurangnya dukungan orang tua dalam memberikan bimbingan dan motivasi untuk belajar lagi di rumah.
- Kurangnya kecakapan atau kemampuan, baik bakat maupun pengalaman belajar
- Kurangnya minat belajar peserta didik
Praktik ini penting untuk dibagikan karena agar dapat dijadikan sebagai referensi bagi rekan guru yang lain. Melalui referensi dari kegiatan ini, harapannya guru dapat mengatasi permasalahan apabila memiliki permasalahan yang sama sehingga dapat mengarah pada kebaikan dan berdampak pada peningkatan kualitas guru maupun siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, praktik baik ini diharapkan juga mampu memotivasi dan menginspirasi karena dalam praktik baik ini saya mengoptimalkan model pembelajaran inovatif Problem Based Learning (PBL) dengan metode Market Place Activity berbantuan Media Mind Mapping yang diharapkan peserta didik akan lebih aktif, kreatif dan meningkatkan pemahaman dalam mengembangkan potensinya di kelas serta diharapkan dapat mengurangi kesulitan belajar, dan pada akhirnya proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan efisien.
Adapun peran dan tanggung jawab penulis dalam praktik ini adalah berperan dan bertanggung jawab menjadi fasilitator/kolaborator dalam pembelajaran artinya membimbing, mengarahkan dan memberikan pelayanan siswa, melakukan segala upaya perbaikan, inovasi, dan merancang perangkat pembelajaran, mempraktikkan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan pembelajaran abad 21 dan menuntun peserta didik yang memiliki profil pelajar pancasila. Untuk dapat berperan dan bertanggung jawab terhadap praktik ini, saya juga menyusun rencana pembelajaran, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD serta instrumen penilaian, sehingga diharapkan tujuan pembelajaran dan target pencapaian kompetensi dapat tercapai. Saya juga bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan kegiatan mengajar sehingga perlu adanya introspeksi atau perbaikan terhadap pembelajaran yang dilaksanakan untuk hal yang masih kurang optimal, melalui ini guru bertanggung jawab merancang pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Setelah melakukan kajian literatur dan wawancara ada beberapa faktor yang menjadi penyebab dari masalah tersebut antara lain adalah:
- Belum optimalnya penerapan model pembelajaran yang menarik
- Belum optimalnya penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dan sesuai dengan materi pembelajaran
- Belum optimalnya penggunaan media pembelajaran yang menarik
- Kurangnya motivasi maupun dukungan dari orang tua
- Kurangnya minat belajar peserta didik terhadap materi pembelajaran
- Kurangnya pengalaman belajar peserta didik
Berdasarkan penyebab di atas, ada beberapa kondisi yang menjadi tantangan dalam menyelesaikan masalah tersebut antara lain:
- Guru belum konsisten menggunakan model pembelajaran yang menarik dan variatif
- Guru kurang produktif dalam membuat media pembelajaran yang inovatif dan menarik
- Guru belum mengoptimalkan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran
- Cakupan materi pembelajaran terlalu banyak
- Alokasi waktu pembelajaran terbatas atau tidak sebanding dengan luasnya materi pembelajaran
- Terbatasnya sumber belajar
- Rendahnya motivasi belajar siswa
- Input siswa atau sumber daya siswa
- Kondisi fisik maupun psikologi
Yang terlibat dalam kegiatan ini adalah guru dan peserta didik saat melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Selain itu, kepala sekolah dan guru yang senantiasa memberikan dukungan dan ijin dalam melaksanakan kegiatan PPL. Tidak kalah penting juga dosen dan guru pamong yang selalu memberikan bimbingan, mulai dari penyusunan perangkat ajar hingga praktik pembelajaran.
   Ada beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut antara lain:
- Melakukan kajian literatur dan wawancara kepada rekan guru, kepala sekolah tentang solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa
- Menyusun perangkat pembelajaran
- Mendiskusikan perangkat pembelajaran yang telah disusun dengan dosen pembimbing, guru pamong dan rekan peserta PPG
- Menentukan pelaksanaan aksi
- Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan teman sejawat terkait ijin dan penggunaan sarana-prasarana yang mendukung kegiatan pelaksanaan aksi
- Sedangkan strategi yang digunakan dalam menangani permasalahan ataupun tantangan tersebut adalah dengan melakukan perbaikan dalam melaksanakan pembelajaran misalnya menerapkan pembelajaran berbasis TPACK dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik seperti PPT, gambar/video stimulasi, menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), menerapkan metode pembelajaran yang menarik, variatif dan menuntut keaktifan peserta didik mendukung materi agar lebih mudah dipahami seperti melakukan penerapan metode tanya jawab, diksusi dan market place activity dengan berbantuan mind mapping, menyediakan alat bahan penunjang media agar memudahkan siswa dalam memberikan maupun mendapatkan informasi materi yang menunjang metode pembelajaran yang dipakai agar pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa dapat terlaksana dengan baik, menumbuhkan motivasi belajar dan fokus peserta didik melalui kegiatan ice breaking, memberikan reward yang sesuai untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik dan melakukan kegiatan penilaian meliputi penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.Â
- Adapun proses aksi yang penulis laksanakan dalam mengatasi permasalahan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
- Kegiatan Pembukaan: Pada kegiatan ini diawali dengan salam pembuka, guru menanyakan kabar peserta didik, mengecek kehadiran, guru dan peserta didik berdoa bersama dipimpin oleh ketua kelas, guru dan siswa melakukan ice breaking untuk meningkatkan fokus, melakukan kegiatan apersepsi, mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari, menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat mempelajari pembelajaran yang akan dilaksanakan
- Kegiatan Inti
- Sintaks Model Pembelajaran Problem Best Learning (PBL):
- Orientasi peserta didik pada masalah
- Pada tahap ini guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan melalui video
- Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
- Guru membimbing peserta didik untuk membentuk kelompok yang bersifat heterogen
- Membimbing penyelidikan secara berkelompok/individu
- Guru membimbing setiap kelompok dalam menyelesaikan permasalahan terkait berbagai macam jenis pencemaran baik dari mengidentifikasi ciri-ciri pencemaran dari video ataupun gambar yang ditampilkan, menganalisis penyebab, dampak dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai macam pencemaran dalam LKPD, mengamati jalannya diskusi dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.
- Peserta didik menyajikan hasil diskusi
- Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil diskusi tentang permasalahan pencemaran lingkungan. Masing masing kelompok berdiskusi menghasilkan solusi pemecahan masalah dan siap untuk disajikan melalui metode market place activity terkait topik masing-masing. Penerapan metode pembelajaran ini dilaksanakan semacam aktivitas pasar, yaitu ada yang berperan sebagai penjual informasi atau penyaji dan penerima informasi. Untuk memudahkan pemahaman siswa terkait materi yang disajikan, materi dapat dibuat dalam bentuk mind mapping  atau peta pikiran dalam bentuk diagram yang menggambarkan secara visual tentang ide, konsep, informasi, atau hal-hal lain. Â
- Menganalisis/mengevaluasi proses pemecahan masalah
- Guru memberikan soal evaluasi yang berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan
- Kegiatan Penutup
- Pada kegiatan penutup, guru meminta anak menyimpulkan kegiatan pembelajaran, melakukan refleksi kegiatan yang telah dilaksanakan, guru memberika reward yang telah aktif, peserta didik menyimak penyampaian guru mengenai rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan di pertemuan berikutnya dan guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.
Pada proses aksi ini terdapat beberapa pihak yang terlibat dalam aksi anatar lain adalah guru sebagai fasilitator atau kolaborator dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik sebagai subjek pembelajaran yang diharapkan dapat terlibat aktif dalam seluruh rangkaian kegiatan dan kepala sekolah memberikan ijin dan mendukung kegiatan aksi. Sedangkan sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi tersebut adalah sarana prasarana sekolah meliputi ruang kelas, laptop, jaringan internet, listrik, LCD dan proyektor, media pembelajaran berupa power point, bahan ajar dan LKPD.
Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan antara lain adalah perencanaan pembelajaran menjadi lebih terstruktur dengan baik, kegiatan pembelajaran menjadi lebih terarah, keaktifan siswa menjadi meningkat, pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan, hasil peserta didik menjadi lebih meningkat, melalui model pembelajaran PBL siswa menjadi lebih kritis dan mampu menyelesaikan masalah dalam pembelajaran, penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik menunjukkan hasil yang lebih baik, serta guru dan peserta didik menjadi terbiasa menggunakan media pembelajaran berbasis IT karena pembelajaran yang dilaksanakan menekankan pendekatan TPACK.
Penerapan pembelajaran yang inovatif tersebut juga memberikan hasil efektif, karena peserta didik memperoleh nilai sikap, pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik, hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dan ketercapaiannya tujuan pembelajaran, hal ini didorong karena siswa turut serta secara aktif dalam pencarian informasi melalui berbagai sumber dan adanya tuntutan untuk menyampaikan serta menerima informasi, dari dan untuk kelompok diskusi, keaktifan siswa lebih meningkat, ditunjukkan dari banyaknya peran siswa dalam kegiatan pembelajaran, motivasi, antusias dan kemauan belajar peserta didik meningkat karena dilibatkan langsung dalam pembelajaran serta hasil dari pelaksanaan aksi tersebut juga efektif dalam meningkatkan hasil belejar.
Adapun respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan yaitu semua pihak mendukung dan merespon baik terhadap aksi yang telah dilakukan. Adapun respon dari kepala sekolah mengharapkan agar pembelajaran inovatif terus dapat diterapakan dalam kegiatan pembelajaran, rekan guru merasa tertarik dan terinspirasi untuk menerapkan metode pembelajaran yang bervariatif agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan hal yang paling penting adalah peserta didik merasa antusias, tertarik dan mengharapkan agar pembelajaran yang menyenangkan tetap dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya antusiasme dari siswa diharapkan pembelajaran menjadi bermakna dan optimal.
Dari aksi yang telah dilakukan, tentunya terdapat upaya-upaya yang dilakukan, adapun faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan adalah adanya kelengkapan perangkat pembelajaran yang matang meliputi modul ajar, bahan ajar yang menarik dan mudah di akses, media pembelajaran yang memudahkan penguasaan materi, LKPD yang menekankan keaktifan siswa, dan instrumen penilaian, sarana dan prasarana sekolah meliputi ruang kelas, listrik, jaringan, dan laptop yang tersedia dengan baik, adanya masukan dan saran membangun dari dosen dan guru pamong mengenai rencana aksi yang dilakukan, adanya dukungan dari berbagai pihak sekolah dan adanya persiapan pelaksanaan aksi yang dilakukan secara optimal.
Penulis: Ani Muti Rosyida, S. Pd.- Guru SMAN 1 Bukateja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H