“Eh kamu Arisha kan yang tadi jadi moderator?” tanyanya kepadaku ketika aku baru saja keluar dari toilet dan ingin segera pergi dari sini, kulihat siapa sosok perempuan yang berada di hadapanku. Ternyata dia kekasih baru Arion, mantan pacar yang ingin sekali aku maki. Tak tahan melihatnya ada di depanku, aku pun hanya menjawab seadanya saja tanpa menanyakannya kembali. Tiba-tiba orang yang begitu ingin aku benci datang, namun aku bisa apa, hanya bisa berpura-pura bahwa tidak ada apa-apa diantara aku dan dia, masa lalu memang menyakitkan, namun bukan hakku untuk bisa membencinya, karena kenyataannya dia hanya masa lalu. “Hei Sha, udah kenal kan sama Vira?” tanyanya sedikit canggung dengan tatapan seperti sedang memberi isyarat kepadaku, aku pun hanya mengangguk dan izin untuk segera pergi.
“Sha, tunggu bentar aku mau ngomong sama kamu,” cegahnya agar aku tak pergi begitu saja dari ruang diskusi ini, sekarang apa yang dia ingin lakukan, aku sudah muak dengan keadaan seperti ini, biar aku saja yang berpura-pura bahwa tidak pernah terjadi apa-apa diantara kita. “Kenapa Rion? Gue ada janji sama teman di Janji Coffee,” ucapku dengan cepat tanpa basa-basi. “Kamu beda sama aku, kayak yang gak pernah kenal, aku gak suka kamu kayak gini ke aku,” ucapnya yang seketika membuat aku terheran-heran, lantas aku harus seperti apa? Harus bersikap manis seperti dulu? Saat kita masih bersama? Dimana harga diri aku kalau sikapku seperti itu, entah apa yang dia pikirkan sangat membuatku frustasi. “Gue kenal ko sama lo, masa satu organisasi gak kenal,” ucapku disertakan dengan tawa yang dibuat-buat, lalu pergi dengan perasaan yang tak kumengerti.
---------------------
“Dari aku yang sudah satu tahun mengenalmu, terimakasih atas segala hal yang telah terjadi dulu, aku mengenalmu sangat mengenalmu tapi suatu ketika, aku tiba-tiba saja tidak lagi mengenalmu. Cukup aku saja yang berpura-pura lupa, karena memang kamu bukan untukku dan aku mohon jangan datang lagi karena itu hanya akan membuat luka, jangan perlakukan aku seperti dulu, karena aku tak ingin ada yang terluka. Biar seperti ini, aku tak apa.” Send to Arion New.
Pesan yang dikirim melalui whatsapp bertolak belakang dengan apa yang kini aku rasa. Memang tak bisa diucapkan atau digambarkan namun kenyataan yang harus aku terima sangatlah pahit. Tidak memandang siapa diri kita, yang namanya patah hati pasti pernah dirasakan oleh semua manusia dan hanya diri kitalah yang mampu mengontrol itu semua, terus melangkah dan mencoba mengikhlaskan masa lalu adalah jalan terbaik. Berpura-pura lupa akan masa lalu juga jalan terbaik agar tak ada lagi yang tersakiti.
Tuhan, kini aku pasrah akan ketentuanmu. Kurelakan semuanya sebagai penebus dosaku, walau tak akan pernah bisa menghapus semua dosa-dosa ini. Hanya ada satu pinta dariku, semoga rasa sakit ini tidak akan lagi dirasakan oleh orang lain, semoga kisah cinta yang lain akan indah dan berujung pada kebaikan.
~SEKIAN~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H