Mohon tunggu...
animna husna
animna husna Mohon Tunggu... -

Seorang mahasiswa rantau yang mencoba bertahan hidup di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

4 Hal Yang Mungkin Baru Kamu Ketahui Tentang Yogyakarta

22 Juli 2015   10:33 Diperbarui: 22 Juli 2015   10:33 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

0000 [caption caption="Keraton Yogyakarat (Dokpri)"][/caption]

Yogyakarta punya segudang opsi untuk wisatawan. Daerah istimewa ini memang dari dulu sudah menjadi salah satu destinasi yang sering dikunjungi wisatawan. Tapi tahukah kamu kalo ada beberapa hal tentang yogya yang belum kamu ketahui? Penasaran? Mau Tahu?

Yuk cari jawabannya di bawah ini.

1. Kota dengan Banyak Nama

[caption caption="1001 nama yogya"]
[/caption]
Banyak orang menyebut Yogyakarta dengan nama berbeda-beda. Orang-orang tua menyebut Ngayogyakarta, orang-orang Jawa Timur dan Jawa Tengah menyebut Yogja atau Yojo. Disebut Jogja dalam slogan Jogja Never Ending Asia. Belakangan muncul sebutan baru, yaitu Djokdja. Sekilas memang membingungkan, namun menunjuk pada daerah yang sama. Lalu, bagaimana bisa kisahnya sampai nama kota ini bisa begitu bervariasi?

Paling tidak, ada 3 perkembangan yang bisa diuraikan. Nama Ngayogyakarta dipastikan muncul tahun 1755, ketika Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I mendirikan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Kraton yang berdiri di Alas Bering itu merupakan wujud Perjanjian Giyanti yang dilakukan dengan Pakubuwono III dari Surakarta.

Tak jelas kapan mulai muncul penamaan Yogyakarta, apakah muncul karena pemenggalan dari nama Ngayogyakarta atau sebab lain. Namun, nama Yogyakarta secara resmi telah dipakai sejak awal kemerdekaan Indonesia. Ketika menjadi ibukota Indonesia pada tahun 1949, kota yang juga bergelar kota pelajar ini sudah disebut Yogyakarta. Sri sultan Hamengku Buwono IX juga menggunakan nama Yogyakarta ketika mengumumkan bahwa kerajaan ini merupakan bagian dari Republik Indonesia.

Berbagai penamaan muncul kemudian, seperti Yogja, Jogja, Jogya dan Yogya. Bisa dikatakan bahwa variasi nama itu muncul akibat pelafalan yang berbeda-beda antar orang dari berbagai daerah di Indonesia. Uniknya, hampir semua orang bisa memahami tempat yang ditunjuk meski cara pengucapannya berbeda

2. Yogyakarta Miniatur Indonesia

[caption caption="Miniatur Indonesia"][/caption]

Mengapa sih Jogja disebut sebagai miniatur Indonesia? Bukan menjadi suatu hal yang rahasia lagi bagi seluruh masyarakat Indonesia bahwa Yogyakarta merupakan kota pelajar. Selain itu Yogyakarta juga sebagai kota budaya dan kota seni yang akan terus melestarikan warisan nenek moyang dan terus melahirkan karya-karya baru yang layak untuk dipertontonkan sampai manca negara. Dari kedua julukan itulah, Yogyakarta menjadi pusat kegiatan pembelajaran dari seluruh generasi di Indonesia, sebagai pusat untuk tholabul ‘ilmi (menuntut ilmu). Selain sebagai pusat pendidikan, Yogyakarta juga sebagai tempat tujuan wisata, sehingga baik wisatawan domestik sampai mancanegara menjadikan wisata Yogyakarta sebagai tempat yang menawarkan keindahan dan kekayaan indonesia yang dapat dinikmati secara keseluruhan.

Dengan sebutan itu, maka dapat dimanfaatkan bagi para pelajar maupun umum untuk mempelajari kebudayaan dan bahasa kawannya yang berasal dari daerah yang berbeda. Misalnya saja ketika salah satu kawan ialah orang sunda, selain berbagi cerita dan pengalaman dapat pula belajar bahasa sunda secara langsung dari orang sunda itu sendiri. Selain itu dapat pula mengenalkan suatu yang khas dari sunda seperti dalam kuliner dapat di kenalkan apa itu peuyeum, bagaimana proses pembuatannya. Lalu pada tarian, yang mempunyai ciri khas gerakan dominan di pinggul. Kemudian pada alat musik yang mungkin saja masyarakat lebih mengenal angklung. Padahal ada alat musik lainnya yang disebut karinding.

Kemudian dari sini pula dapat mengenalkan budaya jawa kepada kawan-kawan yang berasal dari luar jawa. Dari segi bahasanya sendiri memiliki tingkatan dari ngoko, ngoko alus, krama, krama inggil dan lain sebagainya. Lalu dari kebiasaan santun senyum dan sapa dari masyarakat jawa itu sendiri, dan masih banyak lagi.

3. Rahasia Merapi, Keraton, dan Pantai Selatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun