Bapak Mamat, warga kp Cikeas RW 02, Desa Cikeas yang berhasil membudidaya jangkrik selama 4 tahun. Minggu (26/07/2020).
Awalnya pak Mamat hanya seorang pedagang kaki lima di sebuah pasar di kawasan Bogor, pak Mamat terinspirasi dari teman-temannya dalam budidaya jangkrik dan pak Mamat mempunyai minat untuk memulainya.
Dengan bekal pengetahuan seadanya dan keinginan yang kuat, awalnya pak Mamat hanya membeli setengah kilo telur jangkrik, lambat laun hasilnya memuaskan dan seiring berjalannya waktu pak Mamat pun menambah pembelian telur jangkrik setiap bulannya.
"jarak dari telur menuju dewasa ialah hanya sebulan dengan pemberian pakan berupa rumput dan puur" tuturnya saat di temui waktu dekat ini.
Awalnya pak Mamat hanya mempunyai satu box saja dengan ukuran 100 cm x 50 cm saja, berkat kegigihan dan kerja kerasnya sekarang sudah mempunyai 10 box untuk membudidaya jangkrik.
Setiap budidaya pasti terdapat hamanya begitu pula dengan budidaya jangkrik, "hama dari budidaya jangkrik berupa tikus, semut, cicak dan kadal" tambah penjelasan pak Mamat.
Akan tetapi pak Mamat mengusahakan dengan segala cara untuk mencegahnya dengan cara pemberian lem di setiap box.
Menurut pa Mamat, budidaya jangkrik tidak begitu sulit untuk membudidayakannya hanya saja harus diperhatikan hama, makanan dan tempat berkembang biaknya.
Maka dari itu pak Mamat juga selalu memperhatikan baik tempat dan makanannya setiap harinya.
Setelah berumur sebulan, jangkrik pun siap di pasarkan dan biasanya si pengepul datang ke rumahnya untuk membeli jangkrik yang sudah siap di panen.
"Alhamdulillah setiap bulan pak Mamat memproduksi sekitar 4 ton jangkrik" tuturnya lagi.