Mohon tunggu...
Ani Mariani
Ani Mariani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Middle Eastern Studies | International Relation Analysis | Political, Economic, Religion, Social, Religion, Feminism Enthusiast | Research | Writer

Selanjutnya

Tutup

Politik

Liberalisme di Timur Tengah: Barat, Demokratisasi dan Minyak

5 April 2024   13:56 Diperbarui: 5 April 2024   13:59 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Museum Victoria on Unsplash

Liberalisme, sejauh ini kita mengenalnya sebagai ideologi yang menekankan nilai kebebasan dan persamaan hak berpikir dan berekspresi, HAM, dan anti diskriminasi, anti hegemoni dan anti penindasan.

Kisah liberal memang menjunjung nilai dan kekuatan kebebasan. Sedangkan dalam bahasa inggris, kata bebas terdapat dalam 3 kata berikut: freedom, liberty, dan independent. Ketiganya memiliki arti bebas. Namun jika dimaknai lebih luas, freedom, bebas dari hal negatif. Liberty, bebas untuk melakukan apapun. Independent, tidak terikat oleh apapun.

Di Indonesia, liberal dan liberalisme masuk ke dalam fatwa yang diharamkan oleh MUI. Karena, menurutnya, liberalisme merupakan pembuka jalan untuk pluralisme dan sekularisme.

Di luar itu, liberalisme datang untuk menghargai kebebasan dan hak-hak manusia tanpa kecuali, hadir menyatukan dunia melalui perdagangan bebas dengan damai.

Liberalisme menang atas imperialisme, fasisme dan komunisme dengan mengadopsi beberapa ide dan praktik dari liberalisme. Yaitu, menekankan prinsip-prinsip kebebasan, perdamaian dan menghargai kesetaraan.

Jika dilihat dari konteks sejarah, liberalisme lahir dari Revolusi Perancis dan Revolusi Amerika. Dari 2 peristiwa besar tersebut telah merubah tatanan politik dunia, yaitu dari monarki menjadi negara bangsa, monarchy to nation-state.

Revolusi tersebut muncul akibat adanya kesadaran akan kesetaraan manusia, bahwa manusia pada dasarnya setara, dan yang membedakannya selama ini hanyalah rekayasa sosial dan rekayasa politik, menciptakan status manusia menjadi kaum elit, borjuis dan budak. Sehingga muncul pemberontakan-pemberontakan terhadap raja-raja yang berkuasa pada saat itu dan merubah tatanan politik menjadi nation-state.

Thomas Hobbes dan John Locke, adalah dua tokoh yang mengenalkan istilah kekuasaan negara dan lembaga perwakilan dalam nation-state yang hingga saat ini diterapkan di berbagai dunia, termasuk Indonesia dan beberapa negara di Timur Tengah.

Paket liberal terdiri dari demokrasi, hak asasi manusia, pasar bebas dan pelayanan kesejahteraan pemerintah. Namun tidak dengan demokratisasi di Timur Tengah. Jauh dari prinsip kebebasan, perdamaian dan kesejahteraan. Justru hanya menyisakan penderitaan dan kesengsaraan.

Liberalisasi dan demokratisasi oleh Barat di Timur Tengah adalah upaya penipuan besar yang memberikan kekuasaan pada segelintir elit dengan mengorbankan massa.

Contoh nyatanya, adalah Libya. Negara pertama yang mengalami pergolakan politik akibat agenda demokratisasi, yang kemudian disusul oleh negara lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun