Mohon tunggu...
Ani Mariani
Ani Mariani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Middle Eastern Studies | International Relation Analysis | Political, Economic, Religion, Social, Religion, Feminism Enthusiast | Research | Writer

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Poligami: Arogansi Laki-laki dalam Pernikahan

3 April 2024   10:24 Diperbarui: 3 April 2024   10:27 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang jelas kita semua tahu bahwa setiap ayat yang turun memiliki asbabun nuzul, alasan mengapa ayat tersebut turun. Artinya, poligami di masa lampau hadir untuk mengangkat harkat, martabat dan kemanusiaan bagi perempuan. Ketika pada masa itu laki-laki dengan bebas memiliki puluhan istri, atau bahkan tanpa batas. Kemudian syari'at islam mengatur keadilannya dan membatasinya hanya maksimal 4 istri, jika mampu bersikap adil. 

Sudah jelas bahwa ayat tersebut turun untuk membatasi jumlah istri. Bermaksud untuk memuliakan perempuan. Maka betapa memalukannya, bila syari'at yang baik ini, kini tercoreng karena pelaksanaannya justru tidak memuliakan perempuan.

Para pelaku poligami cenderung menolak fakta sejarah ini. Mereka hanya memilih dan menafsirkan ayat demi kepentingan dan keuntungannya sendiri. Mereka memilih perempuan yang dapat diperdaya dengan diimingi surga tanpa hisab. 

Psikologis Perempuan

Pertanyaan-pertanyaan umum dalam poligami sekitar tolak ukur adil dalam poligami itu seperti apa? Apakah perasaan manusia bisa diukur? Darimana kita tahu bahwa adil tersebut sudah tercipta? Pembagian jatah tidur bersama? Pembagian nominal saldo? Lalu bagaimana dengan kerelaan hati, kepantasan, keadilan terkait perasaan dan psikologis? Apakah sudah dipastikan bahwa tindakan poligami tidak menzhalimi pasangannya?

Kenyataannya, kasus poligami yang umum seringkali melibatkan pihak-pihak rentan. Karenanya, poligami dapat menjadi kekerasan psikis terhadap perempuan--bagi yang menerima dengan terpaksa karena keadaan.  Seperti perempuan yang bergantung secara ekonomi terhadap suami. Perempuan yang tidak memiliki pengetahuan, sumber daya, atau koneksi untuk mendapatkan perlindungan diri dan pertolongan diri.

"cinta yang bengkok" ini merugikan perempuan, karena mereka direduksi menjadi budak saingan dalam rumah tangga, dieksploitasi untuk seks. Praktik poligami seringkali mengalami peningkatan kekerasan fisik dan seksual terhadap perempuan, rendahnya tingkat kesetaraan bagi perempuan, tingginya tingkat diskriminasi terhadap perempuan, perselingkuhan, pengabaian, pelanggaran kesejahteraan, dan banyak lagi.

Poligami tidak hanya melanggar hukum kodrat tetapi juga hak kodrat istri dan anak, yaitu kesetiaan dan kepercayaan dalam perkawinan, atas harta benda perkawinan dan keamanan materi yang berkelanjutan.

Faktanya juga, tidak hanya perempuan saja yang dirugikan. Laki-laki juga dapat mengalami hal yang sama. Laki-laki dirugikan karena mereka tidak punya waktu, energi, atau sumber daya untuk mendukung rumah tangga mereka yang berpoligami dan karena pikiran dan hati mereka tidak bisa tenang. Laki-laki harus memiliki energi lebih untuk memenuhi syarat 'adil' dalam rumah tangga.

Penutup

Bagi saya, menentang poligami ini akan terus berlanjut, terlepas dari seberapa liberalnya kita dalam urusan seks dan struktur keluarga. Banyak bukti menunjukkan bahwa sebagian besar laki-laki dan perempuan sama-sama secara naluriah tertarik pada keintiman dengan pasangan tunggal dalam jangka panjang. Dan secara naluriah merasa jijik dan marah jika dipaksa berbagi ranjang dan berpasangan dengan pihak ketiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun