Semangat perubahan adalah sesuatu yang menular. Makin sering dilakukan dan dibicarakan, efeknya akan lebih besar dan menyebar ke orang-orang lain. Orang yang semangatnya sedang tinggi, akan membuat orang yang semangatnya sedang turun menjadi terpacu kembali. Posisi tersebut bisa berputar diantara sekelompok orang. Peranan berganti-ganti tetapi tetap tujuannya adalah semua untuk perubahan ke arah yang lebih baik.
Semangat perubahan tersebut dirasakan kembali pada pertemuan relawan edisi tahun 2016!
Perubahan yang dilakukan oleh setiap orang berbeda-beda jenis aktivitasnya dan juga level komitmennya. Tetapi kesimpulan yang saya dapatkan sore itu, semuanya sedang dalam level semangat yang tinggi. Dan itu bisa menjadi modal awal yang keren untuk terus konsisten melakukan perubahan.
Dimulai dari semangat Nurul yang punya keberhasilan gerakan #hariCuciGelasSedunia saat lebaran di rumah orangtuanya. Jadi begini ceritanya: saat lebaran, biasanya di rumah orangtua Nurul (dan pada kebanyakan rumah lainnya) disediakan AMDK alias air minum dalam kemasan. Sampahnya memang bisa didaur ulang, tetapi karena Nurul merasa bahwa mencegah sampah dari awal lebih baik, maka upaya yang maksimal dia lakukan di lebaran tahun ini. Dia membelikan gelas tambahan untuk berlebaran mengingat tamu yang datang ke rumah orangtuanya cukup banyak biasanya. Lalu semua tamu disuguhi air dalam gelas dan dia bergotong royong dengan keluarganya untuk mencuci gelas para tamu.
Tampak biasakah cerita ini? Saya sih merasa ini luarrrr biasa. Mencoba satu terobosan baru dalam keluarga dan hasil akhirnya berhasil adalah satu tangga menuju keberhasilan lainnya.
Semangat yang Nurul miliki ini bukan hanya pada satu aspek, tapi juga dia lakukan pada gerakan #aktivasiPembalutReuse ! Gerakan macem apakah ini? Mari saya ceritakan. Nurul sudah punya beberapa pembalut reuse. Tapi belum juga digunakan karena kepentok rasa kekhawatiran. Untuk yang sudah mulai mencoba pembalut reuse, pasti tau rasanya kan? Setelah bertahun-tahun terbiasa menggunakan pembalut biasa, pasti ada kekhawatiran ketika akan berganti kebiasaan. Tapi dengan semangat juang yang tinggi, akhirnya dia mulai berupaya rutin menggunakan pembalut reuse tersebut dan berhasil! Tingkat penggunaan belum sampai 100%. Tapi dia berada dalam tahap semangat untuk melengkapi kekurangan yang masih terjadi karena mulai merasakan manfaatnya. Selain mengurangi jumlah sampah yang dikeluarkan setiap bulannya, juga pembalut reuse bisa mengurangi iritasi katanya.
Semangat yang Nurul lakukan itu dibagikan ceritanya ke relawan yang lain. 2 orang relawan lain yang mahasiswa laki-laki jadi punya pemahaman baru tentang penggunaan pembalut reuse. Dan Ibu Rika jadi tertarik untuk menggunakannya. Niat bu Rika sudah ada, tapi belum derrr dilakukan dan semangat itu jadi nyala lagi setelah mendengar cerita sukses Nurul.
Bu Rika selain kabita ingin mencoba rutin menggunakan pembalut reuse, rupanya sedang asyik dengan gerakan #aktivasiTakakura. Takakura sebagai pengompos sudah dia miliki. Tapi karena ini itu dan segala macem, sempat tidak dipakai. Dia menceritakan bahwa akhirnya dia menggunakan kembali takakuranya. Dan rupanya #aktivasiTakakura ini berbonus! Berbonus karena rupanya Bu Rika membuat kegiatan berbagi tentang pengelolaan sampah di wilayah rumahnya, Dari 6 ibu-ibu yang hadir, ada 1 orang yang serius ingin mengelola sampah organisnya menggunakan takakura dan langsung minta tolong dibelikan pengomposnya.
Para ibu-ibu emang semangat banget! Bukan hanya Nurul yang punya 2 kegiatan. Bu Rika pun punya keberhasilan lain dalam gerakan #kurangiTissueSampaiSetengahnya. Salah satu aktivitas yang membuat penggunaan tissue di rumah bu Rika adalah tangan anaknya yang sering keringetan. Bu Rika sekarang di rumahnya punya 16 buah sapu tangan yang terbuat dari 4 helai lap yang dipotong-potong. Biasanya pembelian tissue sampai 2 buah, dengan hadirnya pasukan tissue baru, tissue baru habis 1 buah pada durasi waktu yang sama. Asik kannnn?
Dari jajaran para lelaki, ada Alfan yang punya gerakan #sebarSemangatTumbler. Kebiasaan Alfan untuk bawa botol minum sudah dilakukan dari lama. Sehingga tantangan untuknya adalah mengajak teman-teman untuk juga menggunakan tumbler dalam keseharian. Dalam waktu sekitar 2 bulan, dia berhasil meyakinkan teman-temannya untuk menggunakan tumbler. 6 orang yang akhirnya mau. Pendekatan yang dilakukan tentunya lewat obrolan santai saat melakukan berbagai aktivitas. Kan namanya juga ke temen. Gak perlu formal-formal amat. Selanjutnya dia ingin menebar semangat ini ke lingkaran yang lebih luas lagi.