Mohon tunggu...
Anik Yusmia
Anik Yusmia Mohon Tunggu... -

Manusia yang masih mewaraskan diri// Saya berusaha untuk menjadi content creator bagi pribadi saya. Mungkin nampak aneh, tapi tak mengapa. Karena menjadi pribadi yang merdeka itu sulit, bung dan nona!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ketika Iqbaal Menjadi Minke, Ingat Bahwa Iqbaal Bukanlah Dilanmu

27 Mei 2018   03:27 Diperbarui: 27 Mei 2018   20:06 2828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Instagram Iqbaal @iqbaale

Seandainya tokoh yang dipilih adalah Reza Rahadian, tentu saja yang menonton adalah generasi yang tak jauh dengan Reza Rahadian. Untuk itu saya yakin Iqbaal mempunyai cara untuk memikat anak-anak muda untuk menonton film Bumi Manusia yang berlatar belakang sejarah Indonesia. Inilah solusi brilliant untuk membuka ketumpulan anak-anak muda terhadap sejarah bangsa dan negaranya. 

Tentu ada hal penting yang menjadi tanggung jawab bagi Iqbaal sendiri. Ia tak lantas menarik minat anak-anak muda untuk menonton film hanya untuk kebutuhan promosi film dan komersial semata. Ia mempunyai tanggung jawab besar untuk menyampaikan, memasukkan bahkan membumikan pemikiran-pemikiran Minke kedalam jiwa-jiwa anak muda.

Sebagai manusia optimis, kita harus memiliki anggapan yang positif dengan terpilihnya Iqbaal sebagai Minke di Bumi Manusia yang akan di filmkan. Semoga ini menjadi titik awal untuk membumikan dan menyebarkan pemikiran-pemikiran brilliant kepada anak-anak muda, bukan hanya perkara roman picisan. 

Kita mempunyai tanggung jawab besar untuk mengenalkan anak-anak muda dengan Minke, Pram dan karyanya. Mereka mempunyai hak mengenal, kewajiban kita adalah mengenalkan. 

Ada pepatah yang mengatakan tak kenal maka tak sayang. Kalau anak-anak muda tidak juga dikenalkan dengan Minke, Pram dan karyanya, bagaimana mungkin mereka bisa mengenal bahkan membumikan pemikirannya? Jangan kita menjadi manusia egois hanya karena kita adalah pecintanya, lantas orang yang tidak pernah mengenal tetap tak pernah mengenalnya.

Ini bisa jadi menjadi manifestasi dari ajaran Pram yang mengajarkan bahwa kita harus adil sejak dalam pikiran. Kita tidak boleh menilai kemampuan Iqbaal hanya dengan perannya sebagai Dilan. Jika kita berlaku demikian berarti kita telah menolak ajaran Pram meskipun kita adalah pecinta Pram.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun