Mohon tunggu...
Anik Setyani Rahayu
Anik Setyani Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Rutinitas Malam, Stalking atau Overthinking?

20 Oktober 2024   06:36 Diperbarui: 20 Oktober 2024   06:49 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap malam datang dengan tenangnya, tapi bagi banyak orang, ini justru waktu di mana pikiran mulai liar. Ada dua pilihan umum: stalking atau overthinking. Keduanya sering menjadi kegiatan tak disengaja yang membuat malam terasa lebih panjang.

Dengan ponsel di tangan, rutinitas pertama yang sering terjadi adalah membuka media sosial. Sekilas ingin tahu kabar teman atau idola, tetapi lama-lama jadi stalking kehidupan orang lain. Mungkin memeriksa foto, status, atau unggahan terbaru seseorang yang menarik perhatian. Entah kenapa, semakin dilihat, semakin sulit untuk berhenti. Tanpa sadar, waktu terus berjalan, dan malam semakin larut.

Ketika tidak sedang stalking, pikiran sering kali mengarah ke overthinking. Mulai dari memikirkan kejadian hari itu, masa depan, sampai hal-hal kecil yang seharusnya tidak menjadi masalah besar. Pikiran terus berputar, mempertanyakan keputusan yang diambil, dan kadang membayangkan skenario-skenario yang belum tentu terjadi. Overthinking sering kali datang tanpa diundang dan sulit dikendalikan.

Kedua kebiasaan ini, baik stalking maupun overthinking, bisa berpengaruh pada kualitas tidur. Terjaga hingga larut malam membuat tubuh tidak mendapatkan istirahat yang cukup, dan ini bisa berdampak pada produktivitas esok harinya. Selain itu, secara emosional, stalking bisa membuat kita merasa cemburu atau tidak percaya diri, sementara overthinking seringkali membawa kecemasan yang tidak perlu.

Jika ingin malam lebih produktif dan menenangkan, cobalah untuk membatasi waktu media sosial atau latihan mindfulness sebelum tidur. Fokus pada hal-hal yang lebih positif, seperti membaca buku atau mendengarkan musik yang menenangkan, bisa menjadi alternatif yang baik.

Pada akhirnya, setiap orang punya rutinitas malam yang berbeda. Entah itu stalking atau overthinking, yang penting adalah menyadari dampaknya dan mencoba mencari keseimbangan agar malam menjadi waktu istirahat yang berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun