Gen Z, generasi yang lahir setelah tahun 1996, sering kali mendapat cap suka mengeluh soal keuangan. Padahal, di sisi lain, banyak juga dari mereka yang tampak tak henti-hentinya nongkrong di kafe, beli barang-barang online, atau selalu up-to-date dengan gadget terbaru.Â
Fenomena ini jadi sorotan dan menimbulkan banyak tanya: kenapa bisa mereka mengeluh nggak punya duit, tapi kelihatan terus jajan?
Salah satu alasan utama di balik kebiasaan konsumtif Gen Z adalah FOMO, yaitu rasa takut ketinggalan tren atau momen seru. Media sosial memperkuat fenomena ini.Â
Lihat teman posting makanan enak di Instagram? Langsung deh pengen coba. Nggak jarang, mereka merasa perlu selalu ikut serta, padahal kondisi keuangan belum tentu mendukung.
Generasi ini tumbuh di era digital, di mana media sosial menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube sering menampilkan gaya hidup mewah yang kemudian dianggap sebagai standar. Ada tekanan untuk ikut "pamer" gaya hidup serupa, meski kadang hanya untuk sekadar terlihat 'keren' di mata teman-teman.
Banyak dari Gen Z yang sering mengeluarkan uang untuk hal-hal kecil, seperti kopi kekinian, snack, atau barang-barang impulsif lainnya. Meski nominalnya terlihat kecil, tapi kalau dilakukan terus-menerus, hasilnya bisa membengkak.Â
Hal ini kerap tak disadari, sehingga keluhan "nggak punya duit" jadi terasa relevan saat akhir bulan tiba.
Meskipun Gen Z sangat mahir dalam hal teknologi dan informasi, banyak dari mereka yang belum cukup paham mengenai pengelolaan keuangan. Investasi, budgeting, atau menabung sering kali dianggap hal yang membosankan atau sulit. Akibatnya, uang yang mereka miliki tidak dikelola dengan baik, dan ujung-ujungnya merasa selalu kekurangan.
Segala sesuatu yang serba cepat dan mudah diakses membuat Gen Z cenderung menginginkan hasil yang instan. Mereka lebih suka menggunakan aplikasi pinjaman online untuk memenuhi kebutuhan mendesak tanpa berpikir panjang, yang kemudian berujung pada tumpukan utang.
Fenomena Gen Z yang sering mengeluh soal keuangan tapi masih sering jajan sebenarnya merupakan kombinasi dari pengaruh media sosial, kebiasaan konsumtif, dan kurangnya literasi keuangan.Â
Solusinya? Edukasi keuangan yang lebih baik, kesadaran untuk menabung, dan kemampuan mengelola keinginan impulsif mungkin bisa membantu mereka lebih bijak dalam mengelola uang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H