Jika kamu sering mendengar atau merasakan bahwa Gen Z (generasi yang lahir antara 1997-2012) mudah merasa ngantuk, kamu nggak sendiri! Fenomena ini ternyata banyak dirasakan oleh orang-orang di generasi ini. Tapi, apa sebenarnya yang membuat Gen Z cenderung merasa lebih sering mengantuk dibandingkan generasi sebelumnya?Â
Salah satu penyebab utama kenapa Gen Z sering merasa ngantuk adalah karena penggunaan gadget, terutama di malam hari. Gen Z tumbuh di era digital, di mana media sosial, streaming video, dan game online menjadi bagian penting dari keseharian mereka. Kebiasaan scrolling di media sosial sebelum tidur sering kali memperpanjang waktu tidur malam mereka. Cahaya biru dari layar gadget juga bisa mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu kita tidur nyenyak, sehingga tidur menjadi kurang berkualitas.
Gen Z dikenal memiliki kecenderungan FOMO ketakutan akan ketinggalan sesuatu yang menarik atau penting di media sosial. Karena takut melewatkan berita, obrolan grup, atau tren terbaru, mereka sering kali memaksakan diri untuk tetap terjaga sampai larut malam. Ini menyebabkan jam tidur mereka terpotong, sehingga mereka merasa ngantuk keesokan harinya.
Tuntutan akademik yang semakin tinggi juga menjadi salah satu faktor yang membuat Gen Z sering merasa kelelahan dan ngantukan. Banyak dari mereka yang harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk belajar, menyelesaikan tugas sekolah, hingga mengikuti les tambahan. Semua ini membuat mereka kekurangan waktu untuk beristirahat yang cukup.Â
Tekanan sosial, kecemasan tentang masa depan, hingga isu kesehatan mental yang lebih kompleks seperti stres dan depresi banyak dialami oleh Gen Z. Penelitian menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental bisa memengaruhi pola tidur seseorang, menyebabkan gangguan tidur atau tidur yang tidak nyenyak. Ketika kualitas tidur terganggu, mereka lebih mudah merasa ngantuk di siang hari.
Banyak Gen Z tinggal di kota-kota besar yang penuh dengan polusi cahaya dan kebisingan, dua faktor yang bisa mengganggu kualitas tidur. Cahaya dari lampu jalan atau suara kendaraan yang bising membuat lingkungan tidur menjadi kurang ideal, sehingga mereka sulit tidur nyenyak. Hasilnya, saat bangun tidur, mereka masih merasa lelah dan mudah ngantuk sepanjang hari.
Banyak dari Gen Z yang menghabiskan waktunya di depan layar, entah itu untuk belajar, bermain game, atau bersosialisasi. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan tubuh menjadi lebih mudah lelah, dan pada akhirnya, lebih sering merasa ngantuk. Olahraga teratur dapat meningkatkan kualitas tidur dan membuat tubuh lebih bugar, tetapi sayangnya, hal ini sering terabaikan oleh banyak orang di generasi ini.
Pola makan juga memainkan peran penting dalam energi dan rasa kantuk. Makanan yang tinggi gula, kafein, atau makanan cepat saji dapat memberikan lonjakan energi sementara, tetapi menyebabkan crash yang membuat mereka merasa lebih lelah dan ngantuk di kemudian hari. Kurangnya nutrisi seimbang dalam diet Gen Z juga bisa berkontribusi pada perasaan mudah ngantuk.
Rasa ngantuk yang sering dialami oleh Gen Z sebenarnya disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari kebiasaan digital, tekanan sosial, hingga gaya hidup yang kurang sehat. Dengan membuat beberapa perubahan kecil dalam kebiasaan sehari-hari, mereka bisa mulai mengatasi masalah ngantuk ini dan menjalani hari dengan lebih berenergi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H