Mohon tunggu...
Anik Setyani Rahayu
Anik Setyani Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menimbun Buku yang Tak Dibaca: Fenomena dan Solusinya

19 September 2024   17:12 Diperbarui: 19 September 2024   17:15 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Membeli buku bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan bagi pecinta literatur. Namun, tak jarang fenomena "book hoarding" atau menimbun buku yang tak dibaca muncul di kalangan pencinta buku. Tumpukan buku yang semakin menggunung menjadi pemandangan biasa, namun ironisnya, banyak di antara buku-buku tersebut belum pernah atau jarang tersentuh. Apa yang sebenarnya terjadi, dan bagaimana cara mengatasinya?

Mengapa Menimbun Buku Terjadi?

1. FOMO (Fear of Missing Out)

Banyak pembaca merasa takut kehilangan buku-buku tertentu, terutama jika ada promosi atau diskon menarik. Ada dorongan untuk membeli lebih banyak buku dari yang sebenarnya bisa dibaca, dengan alasan "siapa tahu nanti susah dicari."

2. Euforia Belanja Buku

Saat berada di toko buku atau mengikuti pameran buku, euforia membeli buku seringkali membuat kita kalap. Harga diskon dan buku-buku langka semakin memancing hasrat membeli, meskipun buku tersebut belum tentu langsung dibaca.

3. Harapan Diri yang Terlalu Tinggi

Seringkali seseorang membeli buku dengan niat baik untuk memperkaya pengetahuan atau meningkatkan keterampilan, namun kenyataannya kehidupan sehari-hari dan kesibukan lainnya membuat rencana ini terlupakan.

4. Cinta terhadap Fisik Buku

Tidak dapat dipungkiri, bagi sebagian orang, hanya memiliki dan melihat buku di rak adalah kesenangan tersendiri. Mereka menikmati keindahan buku sebagai objek fisik, meskipun belum punya waktu untuk membacanya.

Dampak Negatif Menimbun Buku

1. Kesenangan Membaca Menjadi Tertekan 

Tumpukan buku yang belum dibaca bisa menciptakan tekanan psikologis tersendiri. Alih-alih menikmati bacaan, seseorang malah merasa dikejar-kejar tumpukan buku yang menunggu untuk dibaca.

2. Membuang Waktu dan Uang

Setiap buku yang tidak dibaca adalah investasi waktu dan uang yang tidak terpakai secara efektif. Buku yang dibeli dengan niat baik tetapi tidak dibaca menjadi mubazir, baik dari segi sumber daya finansial maupun emosional.

3. Memperlambat Proses Pembelajaran

Alih-alih berfokus pada satu atau dua buku dan mendalaminya, orang yang menimbun buku sering kali kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam dari satu buku karena terganggu oleh daftar bacaan yang terlalu panjang.

Cara Mengatasi Kebiasaan Menimbun Buku

1. Buat Daftar Prioritas

Sebelum membeli buku baru, evaluasi tumpukan buku yang sudah ada. Buat daftar buku yang benar-benar ingin dibaca dalam waktu dekat dan fokus pada buku tersebut.

2. Batasi Pembelian Buku Baru

Tetapkan aturan untuk diri sendiri, misalnya, hanya boleh membeli buku baru setelah menyelesaikan satu atau dua buku dari tumpukan yang ada. Hal ini dapat mendorong untuk menyelesaikan bacaan sebelum menambah yang baru.

3. Bergabung dengan Klub Buku

Bergabung dengan komunitas pembaca dapat membantu memotivasi untuk menyelesaikan buku yang dibaca. Diskusi dan interaksi dengan sesama pembaca dapat memberi semangat dan dorongan untuk menyelesaikan bacaan.

4. Donasikan Buku yang Tidak Terbaca

Jika merasa bahwa beberapa buku tidak lagi relevan atau menarik, donasikan buku-buku tersebut ke perpustakaan atau teman. Ini tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga memberi ruang bagi koleksi yang lebih relevan.

5. Tetapkan Waktu Membaca

Buat jadwal rutin untuk membaca. Walaupun hanya beberapa halaman setiap hari, hal ini akan membantu menuntaskan buku yang sedang dibaca dengan konsisten.

Menimbun buku yang tidak terbaca adalah fenomena umum di kalangan pencinta buku. Namun, dengan beberapa langkah sederhana, seperti membatasi pembelian, membuat prioritas bacaan, dan mendonasikan buku yang tidak terpakai, kita bisa mengatasi kebiasaan ini. Pada akhirnya, tujuan membaca adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan kebahagiaan, bukan untuk menciptakan tekanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun