Mohon tunggu...
Anik Setyani Rahayu
Anik Setyani Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dehumanisasi Kampus: Mengembalikan Makna Pendidikan

18 September 2024   19:49 Diperbarui: 18 September 2024   19:54 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era modern ini, kampus sering kali dipandang sebagai tempat untuk memperoleh gelar dan mempersiapkan diri memasuki dunia profesional. Namun, di balik wajah formalitas tersebut, muncul sebuah fenomena yang dikenal sebagai "demuhanisasi kampus." Istilah ini menggambarkan proses di mana fungsi kampus sebagai lembaga pendidikan yang mendorong perkembangan intelektual dan pribadi menjadi tereduksi hanya pada pencapaian angka dan nilai.

Penyebab Demuhanisasi Kampus

1. Fokus pada Kinerja Akademis

Dalam banyak kasus, kampus saat ini menekankan kinerja akademis dan hasil ujian sebagai indikator utama kesuksesan mahasiswa. Akibatnya, proses pembelajaran sering kali terjebak dalam rutinitas yang monoton, mengabaikan pentingnya eksplorasi kreativitas dan pengembangan karakter.

2. Komersialisasi Pendidikan

Dengan meningkatnya biaya pendidikan dan tekanan untuk menghasilkan pendapatan, beberapa institusi pendidikan beralih dari misi pendidikan tradisional ke model bisnis. Ini berdampak pada kurikulum yang lebih berorientasi pada keterampilan praktis dan keuntungan finansial daripada nilai-nilai akademis dan etika.

3. Teknologi dan Digitalisasi

Adanya platform pembelajaran digital dan sistem manajemen pembelajaran sering kali mengubah interaksi antara dosen dan mahasiswa. Meski teknologi menawarkan akses yang lebih luas, ini juga dapat mengurangi kedalaman interaksi dan pengalaman langsung yang penting dalam proses pembelajaran.

Dampak Demuhanisasi

1. Penurunan Kualitas Pendidikan

Dengan berkurangnya fokus pada pemahaman mendalam dan perkembangan pribadi, mahasiswa mungkin hanya memperoleh pengetahuan permukaan dan kurang siap menghadapi tantangan di dunia nyata.

2. Kehilangan Makna Pendidikan

Ketika pendidikan beralih dari pengembangan karakter dan intelektual menjadi sekadar pencapaian angka, mahasiswa bisa kehilangan motivasi intrinsik untuk belajar dan berkembang.

3. Krisis Identitas Akademik

Demuhanisasi juga dapat menyebabkan kebingungan mengenai tujuan pendidikan itu sendiri, membuat mahasiswa merasa terjebak dalam sistem yang tidak memberikan makna atau arah yang jelas.

Solusi dan Harapan

Untuk mengatasi demuhanisasi kampus, beberapa langkah dapat diambil:

1. Reformasi Kurikulum

Memperkenalkan kurikulum yang lebih holistik dan berfokus pada pengembangan keterampilan kritis, etika, dan kreativitas dapat membantu mengembalikan makna pendidikan.

2. Penguatan Hubungan Dosen-Mahasiswa

Memperbaiki interaksi dan hubungan antara dosen dan mahasiswa dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan membuat pengalaman pendidikan lebih mendalam.

3. Pendekatan Pendidikan yang Berkelanjutan

Mengadopsi model pendidikan yang menekankan pembelajaran seumur hidup dan pemahaman mendalam daripada sekadar pencapaian angka dapat membantu menciptakan pengalaman pendidikan yang lebih bermakna.

Demuhanisasi kampus merupakan tantangan signifikan dalam dunia pendidikan saat ini. Namun, dengan upaya bersama dari pihak-pihak terkait, kita dapat mengembalikan nilai-nilai fundamental dari pendidikan tinggi dan memastikan bahwa kampus tidak hanya menjadi tempat untuk mencapai angka, tetapi juga untuk pertumbuhan pribadi dan intelektual yang mendalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun