Dengan hati-hati, Pak Budi mendekat dan mengintip ke dalam. Di sana, ada seorang wanita berambut panjang, mengenakan pakaian putih kumal, duduk di sudut ruangan, membelakangi pintu. Tangannya memeluk lutut, tubuhnya bergoyang perlahan, seolah-olah sedang menangis. Pak Budi merasa tidak enak, tetapi dia tidak bisa begitu saja meninggalkan wanita itu sendirian.
"Bu, sedang apa di sini malam-malam?" tanyanya dengan suara gemetar.
Wanita itu berhenti bergoyang, tetapi tidak menoleh. Dia hanya menggumamkan sesuatu yang tidak jelas. Pak Budi melangkah sedikit lebih dekat, tapi tiba-tiba, wanita itu berbicara dengan suara serak, "Aku tidak pernah pergi... Aku masih di sini..."
Seketika, wanita itu menoleh dengan cepat, dan wajahnya terlihat rusak, penuh luka dan darah. Matanya merah menyala menatap langsung ke arah Pak Budi. Tanpa berpikir panjang, Pak Budi berlari keluar dari lantai itu, turun melalui tangga darurat, dan tidak pernah berani kembali ke lantai 7 lagi.
Sejak malam itu, Pak Budi berhenti bekerja sebagai penjaga malam. Gedung itu tetap berdiri, tapi lantai 7 kini benar-benar tertutup, tanpa ada yang berani menginjakkan kaki di sana lagi. Tapi orang-orang masih mengatakan, jika kamu berada di dekat lift di tengah malam, kamu mungkin mendengar suara tangisan pelan dari lantai atas...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H