Mohon tunggu...
Anik Setyani Rahayu
Anik Setyani Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Bayangan di Cermin

15 September 2024   15:51 Diperbarui: 15 September 2024   16:02 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh hutan lebat, ada sebuah rumah tua yang telah lama ditinggalkan. Orang-orang desa sering mendengar suara-suara aneh dari dalam rumah itu saat malam tiba—seperti suara langkah kaki, tawa samar, atau pintu yang berderit tanpa ada angin yang berhembus. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang berani mendekat.

Suatu malam, seorang pemuda bernama Andi, yang baru pindah ke desa itu, mendengar cerita dari penduduk setempat tentang rumah tua tersebut. Dengan sikap skeptis, ia memutuskan untuk membuktikan bahwa semua itu hanya takhayul. Dia membawa senter dan perlengkapan seadanya, lalu berjalan menuju rumah tua itu ketika malam semakin larut.

Sesampainya di sana, suasana terasa jauh lebih mencekam daripada yang dia bayangkan. Pepohonan di sekitar rumah bergoyang meskipun tidak ada angin. Ketika Andi membuka pintu depan yang berderit, hawa dingin langsung menyergap tubuhnya. Langkah-langkahnya bergaung di lantai kayu yang berdebu.

Di dalam rumah, ruangan-ruangan terasa sepi namun penuh dengan rasa kehadiran yang tak terlihat. Andi merasa ada sesuatu yang mengawasinya. Tiba-tiba, dari ujung lorong, terdengar suara perempuan menangis. Suaranya lemah, tapi penuh dengan kesedihan mendalam. Rasa penasaran mendorong Andi untuk mengikuti suara tersebut.

Di ujung lorong, dia menemukan sebuah kamar dengan pintu yang setengah terbuka. Ketika Andi mendorong pintu itu, di dalam kamar ada sebuah cermin tua besar yang hampir menutupi seluruh dinding. Di depan cermin itu, berdiri seorang perempuan dengan gaun putih, rambut panjang terurai menutupi wajahnya.

Andi terdiam. Dia mencoba berbicara, tapi suaranya tertahan di tenggorokan. Perempuan itu mulai bergerak perlahan, mengangkat kepalanya, menatap cermin. Tapi saat Andi memperhatikan lebih dekat, dia menyadari bahwa bayangan di cermin tidak sesuai dengan gerakan perempuan itu.

Bayangan di cermin tersenyum, sedangkan perempuan di hadapannya masih menangis.

Tiba-tiba, bayangan di cermin melompat keluar, mendekati Andi dengan kecepatan yang tidak manusiawi. Sebelum Andi sempat bereaksi, cermin itu pecah berkeping-keping, dan semuanya berubah menjadi gelap.

Keesokan paginya, penduduk desa menemukan Andi terbaring tak sadarkan diri di depan rumah tua itu. Ketika dia sadar, Andi tidak ingat apa pun yang terjadi malam sebelumnya. Namun, setiap kali dia melihat cermin, dia selalu merasa ada yang memperhatikannya dari balik bayangannya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun