Mohon tunggu...
Anik Setyani Rahayu
Anik Setyani Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu di Tanah Rantau

15 September 2024   14:46 Diperbarui: 15 September 2024   14:49 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langit di sini kelabu,
berbeda dengan senja di tanah ibu.
Angin berhembus dingin, menusuk tulang,
membawa rindu yang tak kunjung pulang.

Di balik gemerlap kota asing,
ada hati yang sunyi, merindu angkring.
Langkah-langkahku terasa berat,
menjajaki jalan-jalan asing tanpa jejak sahabat.

Ibu, aku merindukan suaramu yang lembut,
ayah, aku ingin mendengar petuahmu yang hangat.
Tapi jarak merentang, waktu memisah,
mimpi di tanah rantau tak selamanya indah.

Ada hari-hari penuh perjuangan,
ada malam-malam penuh kegelisahan.
Namun, kutahu semua ini tak sia-sia,
demi cita-cita, demi doa yang terucap di dada.

Keluh kesahku terbang bersama angin,
menyentuh setiap daun yang gugur di ranting.
Aku adalah anak rantau,
mengukir mimpi di tanah yang jauh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun