Langit di sini kelabu,
berbeda dengan senja di tanah ibu.
Angin berhembus dingin, menusuk tulang,
membawa rindu yang tak kunjung pulang.
Di balik gemerlap kota asing,
ada hati yang sunyi, merindu angkring.
Langkah-langkahku terasa berat,
menjajaki jalan-jalan asing tanpa jejak sahabat.
Ibu, aku merindukan suaramu yang lembut,
ayah, aku ingin mendengar petuahmu yang hangat.
Tapi jarak merentang, waktu memisah,
mimpi di tanah rantau tak selamanya indah.
Ada hari-hari penuh perjuangan,
ada malam-malam penuh kegelisahan.
Namun, kutahu semua ini tak sia-sia,
demi cita-cita, demi doa yang terucap di dada.
Keluh kesahku terbang bersama angin,
menyentuh setiap daun yang gugur di ranting.
Aku adalah anak rantau,
mengukir mimpi di tanah yang jauh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H