pendar tatapanmu, lembut menyublim kalbu,
pipimu tirus, menghujam palung jiwa,
seperti bayangan yang tak kunjung pudar,
setiap detik terasa membeku dalam hening.
Kini,
di sini jadi tempat duka laraku,
pelarian dari segala lukaku,
tempat ku menunggu amsal yang tak pasti kutahu,
tempat berbeda gundahku, memikirkanmu,
ruang yang sunyi, menampung rasa ini,
harapan yang samar, merindu dalam sepi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!