dan kembali ke-tiga,Â
seperti langkah waktu yangÂ
tak henti berputar,Â
merajut harapan dalam hampa,Â
setiap denyut nadiÂ
seakan mengajak bicara.
Kini, dingin peluh tak lagiÂ
berderai di keningmu,Â
menyisakan secuil kerinduanÂ
saat tak lagi bisa melihatÂ
derai itu,Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!