Mohon tunggu...
Anik Anik
Anik Anik Mohon Tunggu... Administrasi - Literacy

Belajar pada KITABULLAH dan AS SUNNAH adalah kewajiban bagi setiap muslim.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tanggapan atas 'Surat Rasulullah kepada Umat Kristen di Mesir'

23 Agustus 2013   11:35 Diperbarui: 19 September 2015   13:30 9276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat judulnya artikel saudara Arie di http://luar-negeri.kompasiana.com/2013/08/23/surat-rasulullah-kepada-umat-kristen-di-mesir-585765.html saya jadi tertarik karena saya teringat akan sebuah surat yang pernah di forward oleh seseorang pelajar. Ternyata benar sama, maka saya berniat mengklarifikasi, agar tidak terjadi pemalsuan informasi. Tanggapan saya dibawah ini kepada saudara Arie, sudah saya edit yang sebenarnya kandungan isinya sama, tetapi yang terbaru ini sudah saya lengkapi dengan data dari sumber lain. Mudah-mudahan kesalahan dari surat palsu tersebut menjadi jelas.

Surat Palsu tersebut adalah:

- Ini adalah pesan dari Muhammad bin Abdullah, sebagai perjanjian bagi siapa pun yang menganut kekristenan, jauh dan dekat, bahwa kami mendukung mereka.

- Sesungguhnya saya, para pelayan, para penolong, dan para pengikut saya membela mereka, karena orang-orang Kristen adalah penduduk saya; dan karena Allah! Saya bertahan melawan apa pun yang tidak menyenangkan mereka. Pada situs/link lainnya ditulis begini :Bahwasanya aku, para pembantuku, dan para pengikutku sungguh membela mereka, karena orang Kristen juga rakyatku; dan demi Allah, aku akan menentang apa pun yang tidak menyenangkan mereka

- Tidak ada paksaan yang dapat dikenakan pada mereka. Sekalipun oleh para hakim mereka, maka akan dikeluarkan dari pekerjaan mereka maupun dari para biarawan-biarawan mereka, dari biara mereka. Tidak ada yang boleh menghancurkan rumah ibadah mereka, atau merusaknya, atau membawa apa pun daripadanya ke rumah-rumah umat Islam.

- Jika ada yang memgambil hal-hal tersebut maka ia akan merusak perjanjian Allah dan tidak menaati Rasul-Nya. Sesungguhnya, mereka adalah sekutu saya dan mendapatkan piagam keamanan melawan apa pun yang mereka benci.

- Tidak ada yang memaksa mereka untuk bepergian atau mengharuskan mereka untuk berperang. Umat Islam wajib bertempur untuk mereka. Jika ada perempuan Kristen menikahi pria Muslim, hal ini tidak dapat dilakukan tanpa persetujuan perempuan itu. Dia tidak dapat dilarang untuk mengunjungi gerejanya untuk berdoa.

- Gereja-gereja mereka harus dihormati. Mereka tidak boleh dilarang memperbaiki dan menjaga perjanjian-perjanjian sakral mereka. Tidak ada dari antara bangsa (Muslim) yang boleh tidak mematuhi perjanjian ini hingga Hari Akhir." [Dimuat di Republika edisi cetak dengan judul Menebar Nilai Perdamaian]

Saya bisa memastikan bahwa piagam tersebut adalah PALSU. Rinciannya adalah sebagai berikut:

Perjanjian “Piagam Anugerah” yang aslinya “Patent from Prophet Muhammad to the Christians of St. Catherine’s Monastery, ini tertulis dikeluarkan tahun 628 M. Dalam sejarah Islam, tercatat bersamaan dengan perjanjian Hudaibiah. Dalam buku “Atlas Sejarah Islam”, bab tentang perjanjian Hudaibiah, terdapat uraian yang memuat berita tentang surat Rasullullah SAW kepada Raja Mesir. Surat tersebut dibuat beliau saat jeda waktu diantara perjanjian Hudaibiah dengan kaum Quraish. Surat tersebut sejatinya ditujukan kepada raja-raja di sekitar Mekah dan Madinah termasuk salah satunya raja di Mesir. Isi surat ke semua raja-raja tersebut sama, yang intinya Rasul SAW mengajak semua raja-raja untuk men-tauhid-kan Allah. Isi surat berkaitan dengan Surah Ali Imran, 64, yaitu: Katakanlah:Hai Ahlul Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Rabb-Rabb selain Allah”. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).

Jika dibandingkan, jelas isi surat tersebut bertentangan. Pada surat Rasullullah SAW untuk raja-raja di sekitar wilayah Mekah dan Madinah, isi surat beliau berkaitan dengan Risalah Kenabian beliau yang mengajak umat manusia bertauhid yaitu meng-esakan Allah. Tidak ada seorang manusia-pun yang dapat dipersekutukan dengan-Nya.

Jika diteliti lebih jauh tampak surat PALSU tersebut isinya adalah pembodohan, sama sekali bukan masalah toleransi. Saya tunjukkan contohnya:

Bahwasanya aku, para pembantuku (pelayan), dan para pengikutku sungguh membela mereka, karena orang Kristen juga rakyatku (satunya menterjemahkan pendudukku); dan demi Allah, aku akan menentang apa pun yang tidak menyenangkan mereka”.

Dalam sejarah, Nabi SAW tidak pernah menyebut umatnya “rakyatku” ataupun “pendudukku”. Kata-kata “…Bahwasanya aku, para pembantuku, dan para pengikutku..” nampak sekali sebagai bahasanya pihak lain (sangat mungkin pihak Kristiani), Nabi SAW TIDAK menyebut umat Islam dengan “para pembantuku (pelayan), dan para pengikutku….”

Selain itu ucapan “Aku akan menentang apapun yang tidak menyenangkan mereka” jelas bertentangan dengan tugas beliau sebagai pembawa Risalah Illahi. Sebagaimana yang terdapat dalam Kitab Suci Al Qur’an, banyak sekali ulasan tentang umat manusia yang jauh telah menyimpang dari ajaran Rasulnya setelah sepeninggal Rasul-Rasul tersebut. Beliau meluruskan penyimpangan-penyimpangan tersebut, maka TIDAK MUNGKIN beliau akan mengucapkan “Aku akan menentang apapun yang tidak menyenangkan mereka”, padahal dalam sejarah telah tercatat mereka banyak menentang Nabi Muhammad SAW, tidak mau mengakui beliau sebagai Rasul terakhir, dan tidak mau diluruskan, apalagi berkaitan dengan “KETAUHIDAN”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun