MAKALAH
MENJADI INTERPRETER BAHASA ASING
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen: Indah Fadhilla S. S, M. Hum
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bahasa adalah alat umum untuk berkomuniksi. Tanpa bahasa tidak akan ada hubungan sosial antar manusia. Dalam berkomunikasi terdapat 2 bahasa yakni, bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa juga merupakan hal yang terpenting dalam memperkuat hubungan secara internasional, karena adanya bahasa antar negara bisa melakukan banyak hal. Salah satunya peran seorang penerjemah, penerjemah pun dibagi akan 2 perspektif ada penerjemah secara lisan dan penerjemah secara tulis. Penerjemah secara lisan yang biasa dikenal dengan sebutan Interpreter sedangkan, penerjemah tulis biasa dikenal dengan sebutan Translator.Â
Penerjemah lisan atau Iinterpreter merupakan proses pengalihan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaranyang dilakukan secara lisan. (Havid Ardi,2009:39) Penerjemah sangatlah penting demi proses tukar-menukar informasi dan hasil penemuan. Tanpa penerjemah, calon ilmuwan atau para ilmuwan akan ketinggalan, tidak akan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, apalagi kalo mereka kurang mampu membaca dalam bahasa asing (Wirdyamartaya,1989:9). Dalam makalah ini akan dijelaskan secara akurat tentang penerjemah secara lisan atau Interpreter. Bukan hanya tentang definisi pengertiannya saja yang dijelaskan akan tetapi dalam kategorisasi pengalihanbahasa lisan juga akan dipaparkan dalam makalah ini.
Rumusan Makalah
Apa definisi penerjemah secara lisan atau Intrepeter?
Apa saja kategorisasi dalam pengalihanbahasa secara lisan atau Interpreter?
PEMBAHASAN
Definisi Penerjemah
Dizaman sekarang ini memiliki skill bahasa sangatlah penting karena tanpa bahasa seorang Interpreter tidak akan tahu bagaimana cara berkomunikasi dengan baik. Seorang Interpreter bisa hidup di negara manapun itu, baik di neraga satu ke negara lain dan, pasti harus mengetahui atau menguasai bahasa yang digunakan di negara tersebut. Apalagi terjun di dunia penerjemah, pasti sudah harus memiliki skill bahasa yang baik, seperti itulah seorang penerjemah sudah dikataan sebagai proses menerjemahkan. Karena itu, seorang penerjemah wajib tahu siapa lawan bicaranya, bagaimana struktur komunikasi yang baik dan benar ataupun mempunyai kemampuan komunikasi yang professional.
Penerjemah bahasa adalah seseorang yang mampu menguasai lebih dari satu bahasa dan mampu menerjemahkan bahasa satu ke bahasa lainnya secara professional. Karena itu, seorang penerjemah dibagi menjadi 2 bidang yakni penerjemah secara tulisan (Translator) dan penerjemah secara lisan (Interpreter). Menjadi seorang penerjemah itu gampang-gampang susah karena jika ingin menjadi penerjemah, maka harus mampu memahami teknik gramatikal dari setiap bahasa yang dikuasai. Menjadi penerjemah untuk menerjemahkan sebuah karya tulis, maka haruslah fokus mempertimbangkan beberapa batasan misalnya bisa jadi termasuk dalam segi konteks, aturan tata bahasa, idiom, serta hal lain yang ada sangkutannya dengan menerjemahkan karya tulis dari kedua bahasa tersebut. Tak beda jauh dengan menjadi seorang Interpreter atau penerjemah secara lisan, yang menerjemahkan diwaktu yang bersamaan dan disaat itu juga.
Penerjemah lisan atau dikenal dengan istilah Interpreter dalam pengertiannya ialah proses pengalihan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaranyang dilakukan secara lisan. Penerjemah lisan atau pengalihan bahasa memiliki berbagai jenis dan kategorisasi. Beberapa jenis pengalihbahasaan seperti: consencutive interprenting, simultaneous interprenting, wishpered interprenting, liaison interprenting, community interprenting, conference interprenting, dan lain sebagainya (Havid Ardi,2009:39-40).
Dalam menerjemahkan secara lisan, juga harus memerhatikan hal yang perlu di asah, yakni kemampuan listening, sering mempraktikkan berbicara langsung dan menerjemahkan bahasa asing yang telah dikuasai. Seorang interpreter harus memiliki konsentransi yang tinggi, karena seorang interpreter harus faham akan setiap kata perkata yang diucapkan oleh pembicara tersebut. Karena jika ada disuatu forum dan menjadi seorang Interpreter dalam forum tersebut, maka dalam menerjemahkan ucapan pembicara seorang Interpreter pasti memiliki tekanan waktu yang sedikit untuk mengulang ataupun mengoreksi pembicara. Jadi, seorang penerjemah harus berhati-hati dan berkonsentrasi penuh dalam menerjemahkan. Dalam bidang Interpreter harus lah tahu beberapa hal yang menjadi pokok utama dalam menerjemahkan bahasa secara lisan yaitu, pertama kemampuan komunikasi, kedua penguasaan bahasa asing yang utama, ketiga kemampuan berpikir logis, keempat kemampuan berpikir struktur dan, kelima memiliki karakter yang cepat dan cermat.
Menjadi penerjemah lisan (Interpreter) dan penerjemah tulis (Translator) wajib sama-sama unggul dalam bidang bahasa, karena itu adalah titik utama menjadi penerjemah profesioanal yang baik. Untuk memudahkan belajar atau mengasah kemampuan seorang Interpreter, ada banyak sekali cara atau media yang mewadahi untuk bisa digunakan dan bisa dipelajari skill-skill yang baik dan benar. Salah satunya yakni, dapat melihat blog/website dunia penerjemah, media Youtube bisa juga dilihat dari sisi subtitle bahasa asing, mengikuti forum-forum komunitas bahasa asing dan, jika ingin memalui media buku dan bisa membaca buku-buka yang ada sangkut pautannya dengan dunia penerjemah. Sebenarnya, masih banyak lagi media-media yang bisa datangai untuk membantu dan memudahkan seorang yang ingin menjadi Interpreter untuk mengasah kemampuan bahasa komunikas dan penerjemahan. Seorang Interprener juga wajib memfokuskan dalam bidang pronunciation, karena dalam menerjemahkan pun harus faham dan mengenal bagaimana cara pengucapan bahasa tersebut dengan baik dan benar atau biasa dikenal dengan istilah faham akan prununciationnya.Â
Jika ingin menjadi Interpreter bahasa asing memiliki syarat -- syarat yang harus kita ketahui dan kita pahami yakni, yang pertama kita wajib memiliki kemampuan bahasa dalam menerjemahkan, kedua menguasi bahasa sumber atau pembicara, struktur dan istilah-istilah yang akan di terjemahkan, ketiga sekiranya pernah memiliki pengalaman dalam menerjemahkan sama halnya yang telah di jelaskan sebelunya.
Terlihat jelas bahwa seorang Intrpreter sangat komplek dan melibatkan multidisiplin ilmu, baik itu ilmu yang masih terkait dengan linguistik maupun ekstra linguistik. Jika dijelaskan lagi untuk seorang Interpreter aspek ekstra linguistik itu misalnya aspek budaya Bsu dan Bsa serta pengetahuan terkait materi yang diterjemahkan termasuk dalam karakter media terjemahan (Havid Ardi,2013:29).
Dalam dunia Interpreter maupun bisa disebut dengan dunia penerjemahan menurut E. David Seals, president AMC Entertainment Internasional mengatakan "We, the people doing internasional bussnies, are the ones bringing the world together, not the diplomats." Genser menambahkan "But most can't do it without translator and interpreters because we are facilitators who allow them to communicate with each other." Dijelaskan bahwa pernyataan Genser merupakan penegasan bahwa, peran penerjemah tidak bisa dipandang sebela mata. Mereka sudah menjadi penghubung dalam setiap aktivitas kebahasaan yang melibatkan dua bahasa atau lebih (Nababan,2008:4 by Bramono, Nurdin).
Dari sinilah dikenal dengan seorang Interpreter atau penerjemah itu sangatlah penting dan dibutuhkan. Karena keunggulan yang dimiliki mampu membantu masyarakat untuk dalam segala urusan. Misalnya, dalam dunia Interpreter banyak sekali keuntungan yang diambil, dengan menjadi penerjemah seseorang bisa mengelilingi dunia, bisa jalan-jalan ke luar negeri bahkan bisa juga pergi dengan gratis karena ada gabungan atau kerja sama dengan suatu perusahaan yang sedang membutuhkan seorang penerjemah Interpreter maupun Translator atau suatu organisasi kumpulan yang ada hubungannya dengan penerjemahan.
Kategorisasi Penerjemahan Lisan
Dalam dunia penerjemah terutama dalam khusus bidang Interpreter banyak sekali kategori atau cara seorang Interpreter menerjemahkan bahasa asal ke bahasa terjemahan, yang itu menjadi kan banyak sekali pendapat para ahli yang mendefinisikan konsep kategorisasi penerjemah lisan atau Interpreter. Menurut Kreser dan Weber (Nababan, 2003:115). Mengklasifikasikan penerjemah lisan bedasarkan cara pengalibahasaan/penerjemahannya, yaitu pengalibahasaan secara simultan, konsekutif, berbisik, dan sight translation. Dalam pengalihanbahasa secara simultan atau konsekutif dapat juga dilakukan secara berbisik. Selain itu juga terdapat kekonsistenan, misalnya konsekutif dan simultan jika dibandingkan sama-sama bedasarkan waktu pengalihan (time atau moment of speaking) langsung atau menunggu sight-translation karena bahasa sumbernya dalam bentuk wacana tulis yang dapat dibaca (Havid Ardi,2009:42).
Adapun definisi yang dijelaskan oleh Phalen (2001:6) ada tiga jenis pengalihanbahasa yaitu, bilateral/liaison, konsekutif, dan simultan. Pengalihan bilateral/liaison adalah pengalibahasaan dua arah oleh ahli bahasaawan yang sama. Tipe ini biasanya dilakukan dalam setting masyarakat. Sementara simultaneous interprenting dan consecutive interpreting dibedakan bedasarkan cara atau saat ahli bahasawan berbicara. Pengalibahasaan dibedakan karena sifatnya yang dilakukan dalam bentuk dialog, ahli bahasawan yang sama harus mengalibahasakan kedalam dua arah. Semestara pengalibahasaan konsekutif dan simultan berbeda bedasarkan saat bicara (Havid Ardi,2009:42-43).
Mungkin ada yang belum paham dari paparan diatas tentang definisi kategori pengalihan bahasa atau penerjemah secara lisan (Interpener) menurut KKBI makna dari simultan adalah terjadi atau berlaku pada yang bersamaan; serentak. Sedangkan komsekutif adalah berurutan tanpa rumpang. Bilateral menurut KKBI adalah dari kedua belah pihak. Jadi maksud yang dipaparkan oleh para ahli diatas itu adalah cara yang benar dalam pengalihan bahasa itu terjadi secara bersaam diwaktu yang sama, menerjemahkan secara berurutan tidak berbelit-belit dan terjadi karena adanya kedua belah pihak antara pembicara dengan penerjemah ke bahasa lainnya.
Bedasarkan kategori diatas menurut para ahli ada beberapa pengalihanbahasa bedasarkan setting interaksi, cara pengalibahasan jarak dan alat yang digunakan, kekhususan bidang pekerjaan dan wacana input atau output. (Havid Ardi,2009:44)
Bedasarkan Situasi dan Interaksi (mode of interaction and setting)
Bedasarkan situasi dan interaksi terdapat dua jenis pengalihan bahasa yaitu, dalam pengalihanbahasa dalam setting konferensi (conference interprenting) dan masyarakat (community interprenting). Pengalihan bahasa dalam setiing konferensi, dilakukan ahlibahasawan duduk ditempat terpisah (booth) yang dapat melihat klien/peserta konferensi. Masing-masing booth biasanya terdiri dari dua ahlibahasawan yang hanya mengalihbahasakan ke satu bahasa saja (Gintile et al,1996 by Havid Ardi,2009). Sedangkan, pengalihanbahasa dalam setting masyarakat ini terjadi dalam bentuk interaksi dua arah dalam setiing lingkungan masyarakat umum (Genteli et al,1996:17 by Havid Ardi.2009).
Bedasarkan Cara Pengalihanbahasaan (mode of interprenting)Â
Gendre pengalibahasaan ini dibedakan bedasarkan waktu bicara. Beberapa para ahli menggolongkan dua jenis yakni, konsekutif dan simultan. Pengalibahasaan bedasarkan simultan disampaikan pada saat ahlibahasawan mendengarakan bahasa sumber dengan cara ahli bahasa duduk dalam booth kedap suara mendengarkan pembicara melalui headset dan mengalihbasakannya kedalam bahasa target dengan menggunkana mikropon sembari tetap mendengarkan (Gile,2000:41). Sedangkan, pengalibahasaan konsekutif dilakukan seacara bergantian (successive) dengan pembicara (Havid Ardi,2009: 48). Ahlibahasawan mendengarkan segmen-segmen gagasan yang disampaikan dan membuat catatan, kemudian ahlibahasawan saat pembicara diam. Selanjutnya pembicara kembali meneruskan segmen berikutnya setelah ia memberi jeda (Gile,2004:41).
Bedasarkan Spesialisasi Jenis Pekerjaan (work speacialty)Â
Menurut Genteli et al, (1996) membagi jenis pengalibahasaan ini menjadi bidang medis, dalam hal ini terkait dengan kekhususan bidang medis atau kedokteran. Bidang kesehatan mental, dalam hal ini sebenarnya masih termasuk dalam pengalibahsaan dalam pelayaan kesehatan (Kelly,2007 by Havid Ardi,2009:50). Bidang hukum dan pengadilan (legal setting), dalam pengalibahasan ini disebut pengalibahasaan yang bekerja dibawah sumpah. Tugas utamanya memperlancar komunikasi dalam proses pengadilan pada aspek kebahasaan bukan memberi nasehat huku, seperti yang dilakukan pengacara atau pembela. Bisnis dan speech pathology, dalam pengalibahasaan ini juga sebenarnya masih termasuk dalam pengalibahsaan dalam kesehatan, perbedaanya dengan ahlibahasawan kesehatan mental, pengalibhasaan dalam bidang gangguan bicara atau speech therapy ditunjukan untuk pada pasien dengan gangguan organ bicara atau mengalami ganguan bicarabukan gangguan mental.
Pengalibahasaan dalam Bidang Bisnis (business setting)Â
Dalam hal ini adalah membantu pembicaraan bisnis. Pembicara ini tidak hanya dikantor namun bisa diberbagai tempat seperti pabrik, didalam pesawat, perkebunan hingga restoran.
Pengalibahasaan Jarak dan Alat Bantu (physical proximity and modality)
Bedasarkan jarak dan alat bantu dibagi menjadi dua jenis pengalibahasaan lisan, yaitu:
Jarak Dekat (on side interprenting / fave to face interprenting)Â
Bedasarkan litelatur on side interprenting ada yang dilakukandengan menggunakan alat atau tanpa alat:
Tanpa Alat (whispered interprenting)Â
Menggunakan alat: menggunakan headset dan memakai mikropon
Jarak Jauh (remote interprenting/RI)Â
Pengalibahasaan telepon
Pengalibahasaan videokonferens
Pengalibahasaan televisi
Pengalibahasaan radio
Pengalibhasaan Input dan Output (mode of discourse)Â
Penerjemah teks terulis kedalam wacana lisan dalam bahasa lain menurut Gile masih tergolong penerjemah, ia menyebutnya sebagai sight translation yaitu bentuk penerjemah teks tertulis dialihkan kebentuk lisan, dan translation at sight, perbedaannya ada pada bentuk input atau output wacana yang berbeda (tulis atau lisan).
KESIMPULAN
Skill dalam berbahasa sangatlah penting karena tanpa bahasa seseorang tidak akan tahu bagaimana cara berkomunikasi dengan baik dan benar. Seorang Interpreter bisa hidup dengan damai di negara manapun jika ia menguasai dengan baik bahasa yang digunakan dalam negara tersebut. Menjadi penerjemah itu gampang-gampang susah karena itu membutuhkan ahli dalam gramatikal berbahasa dari setiap bahasa yang akan dikuasi. Terlihat jelas jika ingin menjadi seorang Interpreter sangat harus komplek dan melibatkan multidisiplin ilmu, baik itu ilmu yang masih terkait dengan linguistic maupun ekstra linguistik (Havid Ardi,2013:29).
Dalam dunia Interpreter juga memiliki katagorisasi penerjemah lisan. Mengklasifikasikan penerjemah lisan bedasarkan cara pengibahasaan yaitu, pengalibahasaan secara simultan, konsekutif, berbisik dan sight translation.Â
DAFTAR PUSTAKA
Wirdyamartaya, A. (1989). Seni Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius.
Ardi, Havid. (2009). Kategori Penerjemah Lisan Suatu Tinjauan Ulang. KALAMISTICS vol. I Nomor1/Tahun 2009, 39-56.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H