Mohon tunggu...
Ani Handayani
Ani Handayani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Pendidikan Sosiologi

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tawuran Antar Pelajar

7 April 2020   12:51 Diperbarui: 14 Juni 2021   08:13 12960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tawuran sering terjadi di Indonesia khususnya dikalangan pelajar, dimana tawuran antar pelajar sering terjadi dan sangat meresahkan masyarakat. Seperti yang kita ketahui bahwa tawuran antar pelajar tidak hanya terjadi dilingkungan sekolah saja, tapi juga terjadi dan dilakukan di jalanan umum, yang mana terkadang para pelajar yang terlibat tawuran sering kali merusak fasilitas umum dan mengganggu para pengguna jalan sehingga hal tersebut sangat meresahkan.

Tawuran antar pelajar termasuk kedalam jenis konflik. Menurut Ralf Dahrendorf, teori konflik merupakan suatu perspektif yang memandang masyarakat sebagai sistem sosial yang terdiri atas kepentingan-kepentingan yang berbeda-beda dimana ada suatu usaha untuk menaklukan komponen yang lain guna memenuhi kepentingan lainnya atau memperoleh kepentingan sebesar-besarnya.

Baca juga: Analisis Tawuran pada Remaja dan Psikologinya

Dalam tawuran antar pelajar ini biasanya disebabkan karena adanya saling ejek antar siswa, baik itu saling ejek mengenai sekolahan ataupun individu itu sendiri, yang mana biasanya para siswa menggunakan paham "etnosentrisme" dimana mereka menganggap bahwa sekolahnya lebih baik dari pada sekolah lain. Hal tersebutlah yang terkadang mengakibatkan konflik yang bisa mengakibatkan adanya tawuran antar pelajar.

Selain disebabkan karena saling ejek tawuran juga terjadi karena adanya doktrin dari para senior, yang mana para senior memberitahu kepada ade kelasnya mana sekolah yang merupakan kawan dan mana sekolah yang merupakan musuh disekolah nya. Hal tersebut merupakan konflik secara turun temurun yang ada di sekolah yang disebabkan karena adanya doktrin oleh para senior.

Selain karena saling ejek dan adanya doktrin dari senior, tawuran antar pelajar juga disebabkan karena faktor lingkungan yang kurang kondusif, yang mana siswa kurang mengontrol diri dari lingkungan yang tidak baik, dan terkadang siswa hanya ikut-ikutan dalam tawuran yang mana mereka menganggap hal tersebut sebagai bentuk loyalitas terhadap kelompok. Dan masih banyak lagi faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran antar pelajar.

Baca juga: Perspektif Masyarakat terhadap Tawuran Pelajar

Pada saat tawuran juga ada saja pelajar yang membawa senjata tajam seperti celurit, gir motor, dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat melukai para pelajar, sehingga mengakibatkan cedera dan terkadang sampai memakan korban jiwa. Tapi hal tersebut tidak membuat jera para pelajar untuk tidak melakukan tawuran lagi. Biasanya jika ada pelajar yang cedera atau sampai memakan korban, konflik yang terjadi akan semakin memanas dan akan membuat pelajar semakin dendam.

Sekolah merupakan tempat pendidikan kedua setelah keluarga, maka dari itu peran sekolah sangat penting dalam pembinaan dan penanaman karakter bagi siswa, maka dari itu sosiologi pendidikan sangat diperlukan. Menurut Nasution, sosiologi pendidikan adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik. Dimana sekolah harus bisa mendidik, mengajarkan para siswanya untuk memiliki nilai dan norma serta bertingkah laku yang baik, sehingga para siswa nantinya memiliki kepribadian yang baik dan tidak terjerumus oleh perilaku menyimpang.

Baca juga: Tawuran, "Promosi Sekolah" Paling Mudah dan Murah

Sosiologi pendidikan memiliki tujuan salah satunya untuk bisa menganalisis proses sosialisasi anak, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat dari pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat. Dimana sekolah juga harus mengetahui bagaimana proses sosialisasi siswa yang dilakukan di lingkungan keluarga, masyarakat terlebih lagi dilingkungan sekolah. Karena dilingkungan sekolah merupakan rumah kedua bagi siswa dan guru pun merupakan orang tua kedua bagi siswa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun