Dalam mendidik anak perlu diketahui terlebih dahulu karakteristik dan usia anak tersebut. Dengan begitu orangtua akan lebih mudah dalam mengurusnya, cara mendidik anak yang paling efektif ketika orangtua ingin anaknya bisa menjadi seperti yang mereka inginkan adalah dengan perilaku orangtua itu sendiri. orangtua merupakan panutan (contoh) bagi anak, sehingga apapun yang dilakukan orangtua akan direkam dan kemudian akan ditirukan oleh anak. hal ini mungkin simple namun sangat berdampak pada perilaku anak, seringkali kita jumpai bahwa terkadang apa yang orangtua katakan atau perintahkan bertolak belakang dengan yang orangtua lakukan. Misalnya ketika orangtua menyuruh anak untuk tidak bermain gadget tetapi orangtua justru melakukan rutinitas yang berfokus pada gadget itu sendiri. nah, dari hal seperti ini saja dapat menimbulkan berbagai macam permasalahan. Anak akan menjadi pribadi yang suka berbohong, tidak percaya dengan orang lain, dan sifat-sifat negatif lainnya. anak usia dibawah enam tahun merupakan peniru yang ulung, artinya mereka akan meniru setiap apa yang mereka lihat, mereka akan melakukan apa yang mereka lihat dari orang lain, baik itu perkataan maupun perbuatan. pemberian contoh merupakan cara yang paling efektif digunakan dalam mendidik anak, karena melalui itu anak belajar tentang pengetahuan baru mengenai lingkungan sekitarnya. Anak usia prasekolah yakni usia 3-6 tahun mengalami pertumbuhan dan juga perkembangan yang sangat pesat, untuk mengoptimalkannya perlu adanya stimulus pada berbagai aspek perkembangan yang ada pada anak. stimulus yang diberikan dapat berupa media atau sebuah permainan, salah satu permainan yang dapat menunjang adalah permainan tradisional.
Kenalkan permainan tradisional pada anak, karena dengan permainan tradisional tersebut ada banyak aspek perkembangan anak yang dapat berkembang. Misalnya pada permainan petak engklek, anak akan melompat dengan satu kaki (aspek fisik-motorik), dan situ juga ada interaksi (sosial) satu anak dengan yang lain yang kemudian memerlukan adanya komunikasi (bahasa) antar anak. permainan tradisional yang lainnya seperti gobak sodor juga memiliki banyak manfaat, namun bagi anak usia oprasional konkret (usia 7-11tahun) karena dalam permainan gobak sodor merupakan permainan dengan kelompok yang memerlukan strategi dan juga adanya aturan-aturan yang harus di taati oleh tiap anak yang bisa dilakukan anak pada tahapan oprasional konkret. Sebab anak dibawah tahapan oprasional konkret yakni tahap praoprasional (usia 2-7tahun), anak belum mengerti apa itu aturan, dan untuk apa aturan dibuat sehingga sangat tidak memungkinkan jika anak usia tersebut melakukan permainan gobak sodor. Manfaat lain dari mengenalkan permainan tradisional pada anak adalah untuk melestarikan serta menghidupkan kembali masa-masa anak yang menyenangkan seperti dahulu. Selain itu, yang tidak kalah penting lagi adalah mengajarkan anak tentang agama yang anutnya karena bagaimanapun juga anak harus mengetahui agamanya. Kenalkan agama pada anak sedini mugkin karena ketika usia dini anak akan lebih mudah menyerap informasi yang diberikan oleh lingkungan ataupun orang lain kemudian informasi yang mereka terima ketika itu tidak mudah hilang ketika sudah dewasa dibandingkan dengan ingatan mereka ketika sudah beranjak dewasa. Tanamkan pula kebiasaan-kebiasaan baik kepada anak karena hal itu akan menjadi kebutuhan anak yang akan mereka terapkan dalam kehidupan berikutnya.
Misalnya sikap mandiri, mengapa kemandirian perlu diajarkan pada anak usia dini? Bukankah anak usia dini masih harus bergantung dengan orangtuanya? Memang benar anak usia dini masih bergantung pada orangtuanya namun hal ini bukan alasan untuk orangtua kemudian mengerjakan semua hal yang semestinya dilakukan sendiri oleh anak. misalnya menyuapi anak makan, memasangkan dan mengancingkan baju anak, memasangkan sepatu anak, dll. Ada usia tertentu yang orangtua harus mengajarkan anak untuk melakukan hal semacam itu secara mandiri, untuk mengajarkan semacam itu tentu banyak kendalanya yang akan dijumpai oleh orang tua seperti penolakan dari anak, anak melakukannya dengan waktu yang lama, dll. Dalam hal ini orangtua harus memiliki kesabaran yang ekstra, jangan mudah terpancing hanya karena anak melakukan sesuatu terlalu lama. Biarkan anak melakukannya sendiri, ketika anak mengalami kesulitan maka arahkan mereka dan berikan petunjuk yang harus mereka lakukan tahap demi tahap. Beri semangat atau sedikit bantuan ketika anak terlihat sudah mulai menyerah. Berikan pendidikan prasekolah untuk anak yang sudah cukup umur untuk masuk PAUD, TK/RA dengan begitu anak akan mendapatkan berbagai stimulus yang lebih untuk perkembangannya. Selain itu anak akan mendapatkan teman baru dan melakukan interaksi dengan berbagai macam karakter anak lainnya yang akan mengajarkan anak untuk kerjasama, memahami orang lain, dan bertoleransi ketika disalah satu sekolah yang kebetulan ada anak yang berkebutuhan khususnya (ABK). Untuk menyelaraskan pendidikan disekolah dengan dirumah agar tetap pada koridor yang tepat, maka perlu adanya komunikasi (konsultasi) antara guru dengan orangtua atau sebaliknya untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan pencapaian anak serta kekurangan dan kelebihan anak disekolah yang kemudian akan berujung pada jalan keluar yang harus dilakukan orangtua dirumah dan hal-hal yang perlu menjadi perhatian lebih orangtua dalam mengasuh anaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H