Mohon tunggu...
KKN KOLABORATIF 071
KKN KOLABORATIF 071 Mohon Tunggu... Petani - Mahasiswa

Pemaksimalan Peran Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan SDGs Desa di Kabupaten Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penggunaan Pepton Kedelai dalam Budidaya Bakteri untuk Produksi Vaksin

20 Juni 2023   20:34 Diperbarui: 6 Juli 2023   17:03 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Penulis : Anifah Wahyu Suhartiningtias dan Sundahri FAPERTA UNEJ

email : sundahri.faperta@unej.ac.id

Inveksi penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, virus, atau beberapa parasit merupakan faktor utama penyebab kematian dan kecacatan pada manusia dan hewan ternak yang juga menimbulkan kerugian sosial dan ekonomi. Pencegahan yang efisien yaitu melalui pemberian vaksin yang mengandung inaktif atau organisme patogen yang dilemahkan melalui protein murni atau polisakarida yang dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu. Media kultur sel yang mengandung pepton kedelai digunakan oleh perusahaan farmasi untuk memproduksi vaksin Hib (Haemophilus influenzae type b) dan vaksin Erhu (Erysipelo rhusiopathiae). Hib (Haemophilus influenzae type b) merupakan bakteri yang menyebabkan meningitis pada anak-anak usia kurang dari 2 tahun sedangkan Erhu (Erysipelo rhusiopathiae) merupakan agen penyebab swine erysipelas yang bertanggung jawab atas kerugian besar pada budidaya babi.

Untuk menghasilkan vaksin bagi manusia dan hewan, diperlukan perbaikan dan penggunaan media yang memadai. Untuk budidaya H. influenzae b, nutrisi yang dapat digunakan berasal dari tumbuhan antara lain: Bacto Soytone (BD), HiSoy (Kerry), & Soy peptone (Sigma) dan yang berasal dari hewan yaitu Bacto casamino acids (BD) dan Casein acid hydrolysate (Sigma). Sedangkan pada E. rhusiopathiae dapat dibudidayakan dalam media komples berasal dari hewan. Sedangkan untuk 2 jenis peton kedelai yang diujikan yaitu Bacto Soytone (BD) dan Soy peptone (Acumedia) serta Corn steep liquor (Milhocina dari Produk Jagung, Brazil). 

Hasil untuk H. influenzae b memnunjukkan bahwa peepton yang berasal dari tumbuh-tumbuhan mendorong pertumbuhan 2-2,5 kali lebih baik daripada pepton yang berasal dari hewan. Media terbaik ada pada Bacto Soytone (BD) yang menghasilkan OD540nm= 6,0 dalam shake flask dan 16 dalam bioreaktor. Kemudian untuk produksi polisakarida adalah 296 mg/L dalam shake flask dan 600 ml/g dalam bioreaktor. Sedangkan hasil pada E. rhusiopathiae, ketika dibudidayakan pada shake flask terjadi peningkatan 50% dalam hasil biomassa pada glukosa yang dikonsumsi dan 10% dalam laju pertumbuhan spesifik maksimum (max) yang diamati dengan pepton tumbuhan. Untuk budidaya bioreaktor E. rhusiopathiae dengan peptone hewan, dihasilkan OD420nm maksimum 7,8 dan dicapai (max) 0,5 h-1. Namun dengan menggunakan pepton kedelai didapat nilai secara signifikan lebih tinggi yaitu mencapai 35 untuk OD420nm dan 1 h-1 untuk (max). Produksi vaksin biasanya melibatkan budidaya mikroorganisme yang teliti dalam media hewan yang kompleks. Hasil mengkonfirmasi bahwa pepton kedelai dapat berhasil menggantikan pepton dari hewani dengan perbaikan dalam pembentukan biomassa, tingkat pertumbuhan, ekspresi protein antigenik dan hasil polisakarida.

Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa Bacto Soytone dari BD merupakan nutrien bebas hewani kompleks terbaik untuk pertumbuhan E. rhusiopathiae dan H. influenzae b. Bacto soytone mengandung 30% total karbohidrat, mineral seperti magnesium, fosfat, dan kalsium dalam konsentrasi yang lebih tinggi daripada sumber nitrogen lainnya yang dapat berkontribusi dalam pertumbuhan sel sehingga dapat dinyatakan bahwa Bacto soytone cocok digunakan untuk pembuatan produk farmasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun