Setiap anak adalah seorang seniman, yang diperlukan oleh anak adalah kebebasan untuk menggali kreativitasnya lewat seni. Seni sebaiknya lebih menekankan pada kesenangan anak dan proses kreasi seni daripada tentang hasilnya. Kualitas akhir dari karya seni anak-anak tidak sepenting proses yang digunakan dalam kreasi mereka (Yew, 2006: 42).Â
Berdasarkan pengalaman pribadi guru, permasalahan seni yang sering terjadi pada anak usia dini yaitu kurangnya kemampuan mengkombinasikan warna dalam bentuk karya sederhana, seperti: 1) mewarnai gambar hanya dengan 1 atau 2 warna saja, 2) mengecap gambar hanya menggunakan 1 warna, 3) saat kegiatan finger painting anak tidak mau menggunakan warna selain warna yang disukainya seperti merah saja atau biru saja.
Selanjutnya, melihat dari permasalahan diatas untuk menigkatkan kemampuan anak dalam mengenal warna sehingga dapat mengkombinasikan berbagai macam warna dalam bentuk karya sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan Metode Eksperimen.Â
Menurut Roestiyah dalam (Rizema, 2013) metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya, kemudian hasil pengamatan ini disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. (Gunarti, 2011) Eksperimen atau percobaan adalah suatu kegiatan yang didalamnya dilakukan percobaan dengan cara mengamati proses dan hasil dari percobaan tersebut.Â
Menurut Djamarah (2002) Metode Eksperimen (Percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.Â
Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu.Â
Kemampuan mengenal warna melalui proses pembelajaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan kecakapan anak dalam mengenal warna melalui proses pembelajaran agar anak mampu mengetahui, menemukan dan memahami warna sehingga struktur kognitif anak dapat terbentuk berdasarkan temuan dan pengalaman sendiri yang kemudian dapat dituangkan dlam bentuk karya seni sederhana. Dalam pembelajaran ini, metode Eksperimen dilakukan melalui permainan Asyiknya membut tiruan kupu-kupu.
Asyiknya membuat tiruan kupu-kupu merupakan permainan yang disetting oleh guru menggunakan media 3D berupa pohon tiruan dan kepompong tiruan yang berisikan 2 kartu warna disetiap satuannya.Â
Permainan ini bertujuan agar anak mampu memasang sayap kupu-kupu pada botol bekas minuman namun harus dengan melalui beberapa kegiatan sebelumnya, sehingga melalui permainan ini diharapkan seluruh aspek perkembangan pada anak dapat berkembang secara beriringan khususnya pada kemampuan mengkombinasikan berbagai macam warna dalam bentuk karya sederhana. Langkah-langkah permainan Pasang Sakuku (sayap indah kupu-kupu) yaitu:
- Anak duduk sesuai dengan kelompoknya
- Anak maju sesuai dengan urutannya
- Setiap anak mengambil 1 kepompong yang menggantung dipohon dengan cara mengguntingnya
- Anak membuka dan mengamati kartu warna yang ada di dalam kepompong
- Anak melalukan percobaan mencampurkan 2 warna sesuai kartu warna yang didapatkannya
- Anak kembali duduk dengan membawa hasil pencampuran warna yang dibuatnya
- Dilanjutkan dengan kelompok lainnya (sampai semua anak sudah maju dan melalukan percobaan)
- Anak bersama-sama diajak menempel bentuk sayap kupu-kupu dari kertas manila pada kardus
- Anak mengecap sayap kupu-kupu dengan masing-masing warna hasil percobaannya (anak bisa belajar berbagi warna dengan teman 1 kelompoknya) menggunakan katembat
- Anak memasang sayap dan antena kupu-kupu pada badan kupu-kupu dari botol bekas
Adapun alat dan bahan untuk membuat media POHON WARNA sebagai berikut:
- Gunting
- Lem, benang, jarum jahit
- Penggaris, Spidol, Pensil, Penghapus
- Ranting pohon
- Kardus bekas
- Kain flannel
- Kertas manila putih
- Kertas origami
- Piring plastik
- Katembat
- Pasta warna
- Botol bekas minuman
DAFTAR PUSTAKA