Dalam perjalanan hidupnya, Siti Fatimah Rezky mengalami momen-momen yang menguji kesabaran dan ketekunan. Salah satunya adalah ketika dia mulai meniti langkah di dunia kuliah, di mana dia sering kali merasa kehilangan arah dan bertanya-tanya apakah dia berada di jalur yang tepat.Â
Namun, meskipun dia terkadang merasa tersesat, dia tidak pernah menyerah pada rasa putus asa. Sebaliknya, dia memilih untuk melihat setiap kegagalan sebagai pelajaran berharga yang membantunya tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Selama empat semester pertama di jurusan ilmu pemerintahan, Imma sering merasa tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang apa yang sebenarnya dia pelajari.Â
Setiap tahunnya, dia hanya belajar dengan satu tujuan: untuk lolos dalam seleksi sekolah tinggi pemerintahan. Namun, meskipun gagal dalam upaya tersebut, Imma memutuskan untuk tetap bertahan dan mencoba menemukan makna di balik kuliahnya.
Melalui proses yang panjang dan melelahkan, Imma mulai melihat kuliahnya sebagai kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan bakatnya yang lain. Dia mulai terlibat dalam berbagai kegiatan di kampus, termasuk menjadi duta mahasiswa, mengajar, dan bahkan mencari pekerjaan sampingan. Aktivitas-aktivitas ini membantu Imma menemukan kepercayaan diri dan mengeksplorasi potensi dirinya yang belum tergali sebelumnya.
Selain itu, Imma juga mengalami perubahan dalam cara dia memandang kegagalan. Awalnya, kegagalan terasa seperti pukulan yang menghancurkan semangatnya. Namun, seiring berjalannya waktu, dia mulai melihat kegagalan sebagai bagian dari proses belajar yang tak terhindarkan. Dia belajar untuk menerima kegagalan sebagai batu loncatan menuju kesuksesan yang lebih besar, bukan sebagai akhir dari segalanya.
Dalam pencariannya untuk menemukan jati diri yang sejati, Imma juga menemukan kekuatan dalam kepercayaan dirinya. Dia belajar untuk mendengarkan suara dalam dirinya yang memberinya petunjuk tentang apa yang sebenarnya dia inginkan dalam hidupnya. Meskipun terkadang sulit untuk mengabaikan ekspektasi orang lain, Imma mulai memprioritaskan kebahagiaan dan kepuasan pribadinya.
Pesan yang ingin Imma sampaikan kepada orang lain adalah tentang pentingnya berani melepaskan hal-hal yang tidak lagi sesuai dengan impian dan aspirasi kita.Â
Meskipun melepas bisa terasa menyakitkan, namun hal tersebut merupakan langkah penting menuju pertumbuhan dan pencapaian yang lebih besar di masa depan. Dan yang paling penting, Imma menegaskan bahwa tidak pernah terlambat untuk menemukan jati diri dan meraih impian kita, asalkan kita memiliki tekad dan keberanian untuk melangkah maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H