Pada yang bertanya saya katakan, urusan perut, urusan nyawa harus sat set. Termasuk penyaluran bantuan. Saya tak mau berlama menggalang. Berapapun yang ada langsung saya transfer, saya salurkan. Terserah mereka mau dipakai apa, terpenting dana terkirim dan mereka bisa gunakan itu untuk membeli aneka kebutuhan.
"Relawan itu gak ada matinya, dia pasti punya cara mencairkan dana untuk membeli kebutuhan," pikir saya ketika berkecamuk bayangan kesusahan belanja di kota.
Kalau menunggu saya turun bakal lama, tidak efektif dan efisien pula. Apalagi cuaca masih membahayakan, kondisi jalan juga menyulitkan untuk saya terjun sendiri. Percaya pada mereka, yakin mereka bisa mengatasi kesulitan medan untuk belanja kebutuhan dan menyalurkan bantuan.Â
Mereka sudah teruji, sedangkan saya? Bisa nambah perkara kalau nekat datang sendiri. Mereka hanya butuh bantuannya, bukan kehadiran saya sementara ini.
Betul saja, Tuhan menurunkan orang-orang baik dan bisa diandalkan datang ke daerah Mas Mahbub. Ada komunitas Land Rover yang bersedia mengantar rombongan ke lokasi desa Sitiarjo. Sehingga sore itu juga mereka berangkat, naik land rover. Mereka berangkat ke Sitiarjo, bareng rombongan relawan dari UM, Universitas Negeri Malang.Â
Sampai di tempat bantuan diturunkan, disambut warga dengan tangis dan pelukan. Mas Mahbub bukan orang asing, sehingga kehadirannya bak saudara pulang.
Gerak cepat dilakukan, gereja menjadi tempat bermukim sejenak. Packing bantuan, anak-anak mahasiswa itu diajak Mas Mahbub mengeksekusi bantuan di dalam gereja sebelum menyalurkan.
Sat set benar. Dalam tempo singkat bantuan telah terpaket rapi, sehingga penyaluran pada warga juga mudah dilakukan, dibantu pihak gereja tentu saja.
Senyum sedikit menghias, tuntas sudah penyaluran, tak ada bersisa. Persoalan yang muncul usai kegiatan adalah gulita malam. Tak mungkin kembali dalam kondisi gelap, pihak gereja menawarkan menginap meski dengan kondisi seadanya.
Tawaran menyenangkan, simpul keakraban dan kehangatan kembali bertaut. Mas Mahbub, relawan, juga komunitas land rover itu tidur di gereja. Bukan hanya menginap dia tunaikan sholat juga di sana, tempat paling memungkinkan bernaung sebab di sekitarnya sarat kubangan air.
Kalau sudah begini, masihkah penting mempersoalkan kepada siapa bantuan diberikan?