Putrosobo beraksi, rangkaian kegiatan yang melibatkan anak muda sebagai punggawa acara berlangsung sempurna. Warga, peserta, pejabat desa sepakat berdecak kagum. Kegiatan sukses dilaksanakan tanpa cela.
"Saya suka ikut pawai ini, bebas berekspresi" tutur salah seorang lelaki peserta yang menarik becak.
"Keren, pawainya asik," cetus wanita yang mengaku bernama Bu Ning mengaku warga setempat .
"Mantab, anak-anak muda penyelenggara terlihat betul semangatnya, sempurna. Hormat saya untuk Pak RW Bambang Darwanto," papar Nurfaida ketua BPD setempat.
Sayapun, mencermati gambar-gambar bidikan itu, meluluhkan kekakuan enggan komentar. Sesungging senyum awalnya, lalu merekahkan tawa begitu membaca kalimat dari sebuah gambar 2 anak manusia dewasa diatas panggung yang mengenakan seragam abu-abu putih.Â
"Garuda di Dadaku, Kamu di Hatiku."
Satunya
"Efek Libur Terlalu Lama."
"Aih, aih. Ada-ada saja,"pikir saya.
 Selintas bayangan mengingat kelakuan Yuni Shara beberapa waktu lalu. Pada acara ulang tahun Ussy Sulistiawaty ke-41 bulan Juli 2022 lalu. Menghadirkan beberapa selebritis ternama Tanah Air yang diundang untuk datang ke pesta.Â
Mengusung konsep ala anak sekolah, Ussy  meminta tamu undangan untuk hadir dengan seragam SMA. Termasuk Yuni Shara. Dia datang berdandan ala anak SMA, begitu pula dengan artis lain, misal Anneke Cahyani yang nampak di gambar cover atas.Â
Menarik perhatiannya Yuni Shara karena dia terlihat pas benar mengenakan kostum SMA, masih pantas, terlihat seperti usia belasan. Dia seolah berhasil memamerkan awet mudanya, siapa sangka usianya sudah seksi, seket siji alias  51 tahun dia. Sebuah acara heboh yang menyedot mata lekat memandang, mengagumi betapa usia tak menggerus penampilan.  Apa ini inspirasinya?
Tidak ada keterangan, yang jelas tentu tidak sama dengan Yuni Shara. 2 Emak itu ya tetap terlihat sebagai perempuan berusia matang yang kepedean memakai baju SMA. Di sinilah letak seru lucunya, keduanya percaya diri tertawa menunjukkan baris gigi bersinar dengan ekspresi bahagia, lalu foto-foto bersama dengan peserta lain yang mengenakan kostum aneka rupa. Girang senang di atas panggung kehormatan. Meski tidak seperti artis betulan yang glowing tapi rasa menghibur tak kalah dengan artis terkenal, setidaknya telah menjadi artis dusun yang sukses menghibur warga desanya.
Tak cukup dengan penampilan peserta, supporter tingkat RT juga heboh memanaskan suasana, menyemangati. Tanpa teriak kerias atau dengan pengeras, cukup kalimat menggelitik yang dibawa dengan senyum warga cantik.
"RT 04 Pancen Oye."
"RT 04 Nih Bos, Semangat!"
"Alhamdulillah kami bisa menggelar acara ini setelah mengawalinya dengan lomba-lomba. Sebagai puncak 17 an. Sedikit potret kiprah mengisi kemerdekaan. Bahwa penampilan pawai aneka ragam, anggaplah ini sebagai hiburan," cetus Andi.
Keren, saya melihat, sebuah Kemerdekaan tertawa lagi setelah 2 tahun menahan diri dijajah Covid mengeuforia. Merah putih berkibar kembali dengan penduduk ikut serta melakukan sesuatu. Tak seperti tahun kemarin ketika kibaran merah putih megah nampak dengan warga merayakan dalam situasi mencekam.
Upacara terbatas personil, durasi diperpendek, tak ada senyum memampang, pemandangan umum dera covid medio 2020 dan 2021 lalu.Â
Jangankan pawai seperti yang dilakukan anak-anak muda Putrosobo itu. Upacara saja digelar dengan kesan terburu-buru. Asal cepat selesai untuk segera kembali ke rumah masing-masing.
Kini, hirup merdeka telah didapat. Saya tanya apa mereka sudah vaksin semua kok berani mengadakan acara begini.
"Booster dong," jawab mereka.
Oke, saya mengerti, mereka sudah vaksin booster. Sebuah upaya membentengi diri agar tak mudah terpapar virus Covid lagi.Â
Sepertinya, acara ini adalah potret rindu kemerdekaan diadakan sebagaimana tahun-tahun yang pernah dilewatkan. Dengan aneka lomba, pun pawai karnaval memeriahkan kemerdekaan.
Kembali menekuri gambar, saya ikut bahagia pula merasakan kegembiraan mereka. Riuh rendah perayaan kemerdekaan menandakan syukur atas karunia merdeka di Bumi Indonesia.Â
Dwi Warna Merah Putih berkibar lagi diantara warga Indonesia dengan aneka bentuk rupa. Pun di dada, Garuda tetap bersemayam tak tergantikan. Meski sisi lain sebuah nama juga lekat menetap, Kamu di Hatiku. Aha