"Panglima Cheng Ho pada waktu itu masuk ke Semarang, sehingga ada unsur Tionghoa dalam baju Taqwa ini. Â Sehingga baju koko ini murni warisan Jet Lee sama Jacky Chan."
Saya tergelak, begitupun peserta yang lain. Penjelasan dengan guyon cerdas yang mampu menyatukan antar etnis di Kabupaten Pasuruan ini.
Belum lagi paparannya tentang Untung Surapati, pahlawan nasional sekaligus bupati Pasuruan yang ke 5. Ternyata dia beristrikan Noni Belanda, menurunkan raja-raja di Kesulatanan Surakarta berikutnya yakni Hamengkubuwono. Sehingga ditarik garis bisa disimpulkan ada hubungan antara Pasuruan dan Surakarta.
Pun penyampaiannya tentang salah satu tokoh pahlawan kebangkitan nasional, Douwes Dekker, penulis Max Havelaar yang dikenal juga dengan Multatuli. Â Sebuah tulisan berjudul Douwes Dekker, Malaikat Kecil Dari Pasuruan.
Bedah buku tipis-tipis, mendorong seseorang yang paling tidak suka membacapun terpaku menyimak.Â
Tak ada yang keluar ruangan sebelum acara berakhir, bahkan masih banyak yang bertahan mengerubungi sang Ketua FPK, Bayhaqi Kadmi. Menantikan ucapan atau joke apalagi yang akan dilontarkan.
Sayapun, tertahan hingga dia pamitan. Bersama kawan lain dari etnis berbeda. Jawa, Batak, Padang, Madura, Manado, Flores, China, Â Arab atau yang lain menyatu tanpa sekat. Berbaur dalam persaudaraan, erat dengan jalar rasa rindu kembali untuk perjumpaan.Sampai hampir 3 hari terlewat acara tersebut, kangen berat terjadi. Ingin bertemu kembali dengan mbak Yan Yan, Mbak Rahma, Pak Gun, Pak Lukas, Pak Franky, Pak Mansur, Kyai Mundzir, Mas Bram, juga peserta lain yang saya baru kenal kemarin . Juga tentu saja rindu Gus Bayhaqi Kadmi, Penulis, kolumnis, ahli Wawasan Kebangsaan yang sangat bersyukur bersedia menerima saya sebagai bagian dari FPK.
Kerinduan yang membuat saya tak henti memutar ulang rekaman gambar yang saya simpan di youtube. Mensyukuri kesempatan saya berbaur dengan etnis lain di FPK.
Ssst, Coba tebak saya bagian dari etnis apakah di FPK ini? Â Yang betul tak kasih reward. Senyum paling manis untuk seluruh etnis di muka bumi. Salaam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H