Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbagi Menu Kambing Pada yang Bukan "Pemakan Daging"

25 Juli 2021   11:14 Diperbarui: 25 Juli 2021   11:42 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Wah kapan ini, iya insya Allah tak bantu nangani untuk Aqiqahnya."

"Senen kayaknya mbak, tanggal 12 Juli."

"Yowes nanti kalau lahiran pean hubungi aku, tak cari daerah sasaran dulu. Paling tidak di tempat yang orang-orangnya bukan pemakan daging. Biar mereka bahagia dapat sajian istimewa."

"Hiks, pemakan daging."

" Iya, Orang-0rang yang jarang atau belum pernah makan daging. Pasti lebih kena sasaran, mereka akan rasakan bahagia karena berkesempatan  makan menu istimewa."

"Ngono ta, manut wes. Kutransfer ya. Anggaran 1 juta 5 ratus ribu."

"Sebentar, kan belum tahu laki apa perempuan. Kalau laki kan 2 kambing," sergah  saya mencegah.

"Boleh kok mbak, Kan adikku tidak mampu. Aku juga tidak ada anggaran kalau 2. Supaya kalau besar tidak terlupa jadi aku niatkan sedekah untuk aqiqah lahirnya ponakanku."

Tidak ingin berdebat, saya memahami keputusannya. Memang harusnya sesuai perintah Rasul kami, Muhammad SAW Aqiqah untuk anak laki-laki adalah 1 kambing dan untuk anak perempuan 2 sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam kumpulan kitab hadistnya.

"Sesungguhnya Nabi saw memerintahkan mereka, untuk anak laki-laki dengan dua ekor kambing dan anak perempuan dengan satu ekor kambing." (HR. Imam Tirmidzi)

Akan tetapi pada kenyataannya, tidak semua orang tua mampu untuk membeli jumlah kambing yang disyaratkan tersebut. Sehingga banyak kasus di tengah masyarakat, seorang anak sudah dewasa namun belum diakikahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun