Bidan desa, posisi bukan main-main di sebuah desa. Segala permasalahan kesehatam akan bermuara padanya sebelum ke tingkat lebih tinggi. Puskesmas atau Rumah Sakit.
Kapasitasnya hanya bidan yang notabene harusnya hanya berurusan dengan kesehatan ibu dan anak. Namun kenyataan di lapangan berkata beda. Bidan laiknya dokter, mulai anak-anak hingga lansia akan menemuinya jika sakit. Itu  yang terjadi di tempatku, kota kecil Pujon Kabupaten Malang dengan 10 desa yang dimiliki.
Berperan lebih dari profesi yang dimiliki, itu yang kucatat tiap aku berkunjung ke desa-desa di Pujon. Sebagai relawan pun sebagai penggerak banyak kegiatan di desanya.
Seperti yang kutemukan di desa Ngabab, Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Yuliana, bidan desa itu ternyata telah melakukan aktifitas sukarela sebagai penggerak masyarakat untuk bersedia menjadi pendonor darah sukarela selama lebih dari 15tahun. Catatan panjang aka. torehan prestasi membanggakan yang gaung gemanya hingga menembus nasional.
Baru kuketahui kemarin, saat aku diminta mengeditoriali buku perjalanannya selama menjadi pendonor darah dan pelaku kampanye ajak serta masyarakat untuk menjadi pendonor darah pula. Berjudul "Kiat-Kiat Sukses Mendapatkan Pendonor Darah Sukarela."
Lewat
Pun berdasar wawancara dengannya pribadi serta membaca hasil liputan jurnalistik. Tentang apa saja yang telah dilakukan sehingga pantas diliput, dijadikan berita. Di timesindonesia.co.id dan di jatimsatunews.online
Dia memang istimewa, perempuan 2 anak yang telah menjadi single parent selama 15 tahun itu membuatku terkagum dengan kerendahan hati yang dimiliki.
Meski berhasil menjadi sosok terkenal, dibicarakan hingga mancanegara itu tak membuatnya besar kepala.
"Saya hanya melakukan yang bisa saya lakukan. Kebetulan profesi saya bidan, itu memudahkan langkah saya mengajak orang. Semua orang bisa melakukan seperti yang saya lakukan. Tinggal mau saja," kata bidan Yuliana pada saya ketika mengunjungi rumah sekaligus tempat prakteknya di depan Ruko Desa Ngabab.
Pertama, memberi pengetahuan tentang keuntungan yang akan diperoleh peserta KB suntik jika aktif melakukan donor. Terutama peserta KB suntik pasiennya. Mencapai 80% dari seluruh peserta donor darah. Mereka, pengguna KB suntik itu banyak yang mengaku tidak menstruasi sehingga kemungkinan besar badan bisa menjadi melar alias gemuk. Karena tidak menstruasi masyarakat khawatir darahnya "mbebeg" (mengendap di dalam Rahim).