Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Mencintai Pria Beristri

23 Februari 2021   05:25 Diperbarui: 23 Februari 2021   05:48 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Bintang di langit masih mengintip saat Bonn memberi kabar mengejutkan. Harusnya Miss Andday bahagia dengan chat sang pujaan cinlok.

"Aku sudah resmi bercerai dengannya."
"Ha, sejak kapan?"
"Barusan, 3 detik yang lalu."

Dimaui lelaki tampan yang tiap hari melintas dalam pandangan sungguhlah membahagiakan. Tapi kali ini Miss Annday seperti mendapat timpukan godam.

"Kenapa kau ceraikan istrimu?"

"Agar aku bisa menikahimu. Aku mencintaimu. Bercerai membuktikan itu."

Antara bahagia dan sedih. Dicintai sedemikian rupa siapa tak bahagia. Untuknya lelaki muda, tampan, yang rajin mengiringi menyanyi dengan gitar itu sampai rela menceraikan istrinya. Kalau tak ingat sesuatu pasti Miss Anday sudah berteriak girang, bahkan kalau perlu cium sepatu Bonn.

Tapi itu tidak bisa dilakukan Miss Annday, Bonn hanya mengatakan lewat Video call, paling banter hanya bisa memberi isyarat monyong 5 senti sebagai ekspresi cinta. Seperti yang sudah-sudah. Yang selalu dia lakukan saat Bonn akan mengakhiri percakapan dan minta ciuman.

Berkali-kali Bonn mengatakan ingin melanjutkan hubungan pintu belakang ini ke pelaminan. Namun, Miss Annday selalu menolak. 

Takut dicap pelakor itu alasan utama, yang kedua tentu saja adanya kebiasaan Bonn yang menjijikkan menurut Miss Annday. Yakni masih suka terkencing kalau sedang bernafsu.

Ini diketahui ketika tanpa sengaja Miss Annday melihat tanda basah di celana Jins ketat yang dikenakan Bonn ketika duduk di jok depan samping kemudi Jazz keluaran terlama.

"Ada apa dengan celanamu Bonn?"

"Ah gapapa, gini nih kalau lagi napesu. Suka gak nahan. Kamu sih pake nyanyi Skin nya Sabrina segala. Kan aku jadi bayangin baitnya. Pingin tu. You can try, To get under my, under my, under my skin."

"Ih, ada-ada aja, buruan pinggirin nih mobil, cari pom yang ada minimarket. Kamu ke toilet,  aku beli tampon. Ganti celanamu dengan yang di dalam koper tu. Nanti di laundry."

"Wokey, laksanakan."

Hari-hari berikutnya Miss Annday tidak mempermasalahkan. Saran memakai tampon dilaksanakan. Meski awalnya risih ada lelaki bertampon, Miss Annday lambat laun terbiasa juga. Bonn adalah satu-satunya lelaki bertampon yang pernah ditemui Miss Annday di dunia ini.

Waktu terus bergulir, kedekatan makin membuat rindu tak tertahan. Ingin selalu berdua. Meski Miss Annday tahu yang ketiga adalah setan itu tak mempengaruhi apa-apa. Sikap mesra yang diberikan Bonn betul-betul membuat Miss Annday lupa daratan.

*****

Cerita di atas belum bisa saya selesaikan. Masih menanti seseorang mencurhatkan lagi gundah hati. Dia, adalah sahabat perempuan saya yang sedang jatuh cinta pada pria beristri.

Biasanya kalau dia habis curhat, akan jadi sebuah cerpen terinspirasi kisahnya. Dari kisah yang saya bangun lengkap dengan imajinasi itu kadang berhasil sedikit melegakan perasaanya. Apalagi kalau dibumbui sedikit kekoplakan. Macam karakter si Bonn yang suka ngompol itu.

Untuknya, aku tak ingin memberikan nasehat. Dia sudah dewasa, pasti tahu benar dan salah. Apapun tindakan dengan resiko sudah pula dia perhitungkan.Termasuk mencintai pria beristri.

Tidak ada kebaikan meskipun cinta setengah mati. Takut hukum karma katanya. Merebut berarti suatu saat harus siap direbut. Peristiwa itu bisa saja tho menimpanya. Tidak ada jaminan pria beristri yang dia cintai bakal setia. Untuk itu dia selalu enggan bila diajak menikah rahasia, jadi istri kedua.

Cinta setengah mati iya, namun untuk sampai menjadi istrinya tunggu dulu. Sahabat saya itu mengungkapkan penyesalan atas beberapa tindakan melanggar norma agama saat kencan.

Satu-satunya yang tidak pernah dilakukan adalah berzina. Itulah sebabnya lelaki yang saya tokohkan sebagai Bonn untuk nama panjang Subono itu ngotot mau menikahi. Ingin merasakan belah duren katanya.

Kini, sahabat saya itu sedang dalam kebimbangan besar. Antara menerima ajakan menikah atau menolak. Benar status perkawinan dia bukan lagi suami orang, tetapi kalau diterima banyak keburukan Bonn yang mungkin akan jadi masalah ketika mengarungi rumah tangga yang sebenarnya. 

Bukankah tahi kucing rasa coklat hanya bisa dirasakan saat jatuh cinta saja? Nanti ketika sudah saling memiliki, bisa jadi tahi itu bakal tetap berasa tahi. Hilang rasa coklatnya.

Ini yang sedang sangat merisaukan sahabat perempuan saya itu, yang saya tokohkan sebagai Miss Annday. Simalakama.

Menolak menikah ngeri juga. Dia takut dengan Bonn. Lelaki itu suka mengancam dan menekan. Miss Annday beberapa kali dalam situasi demikian. Kalau tidak dituruti maunya ada saja ancaman. Yang mobil bakal dilarikan kencang, atau dicelakakan. Sehingga seringkali Miss Annday menuruti kemauan.

Cinta, duh duh, rumit sekali. Tidak bisa memberi jalan keluar kecuali hanya mengajaknya sejenak rileks. Menampung segala keluh kesah dan uneg-uneg sambil mendengarkan suara nekad saya menyanyikan Boulevard.

Lagu lawas everlasting, pengantar sempurna mereka yang susah meninggalkan seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun