Mendapati lelaki yang mau menggendong anak, meninabobokkan, sambil menemui tamu tanpa memanggil-manggil sang istri untuk mengambil alih, baru kali ini saya temui.Â
Satu anak lelakinya yang masih balita meraung, menangis, "Maaf ya bu, dia merasakan gatal ini apa jadi agak rewel."
"Sepertinya alergi nggih."
"Iya, mungkin karena makan telur kemarin."
Mendapatinya berkata, takjub memenuhi rongga dada saya. Lelaki ini, tetap memperhatikan anaknya bahkan sambil ngemong ketika menemui tamu. Padahal yang dia hadapi sebelum saya bukan sosok main-main, adik bupati dan rombongan.
Basa basi membuka percakapan saya lontarkan demi mengetahuinya sangat perhatian pada anaknya itu,"Berapa anaknya pak?"
"Delapan,"jawabnya ringan.
Hal yang membuat saya takjub. Angka itu luar biasa untuk ukuran jaman sekarang. "Hari gini ada yang punya anak lebih dari 2 itu langka lo," batin saya.
Tidak bertanya lebih jauh karena khawatir pembicaraan akan melebar ke topik anak. Hanya kesimpulan saya ambil sendiri. Bahwa sosok yang saya hadapi sungguh sangat mencintai istri. Buktinya, saat beberapa anaknya yang lain menghampiri, dengan kelembutan dia mengucap sesuatu. Mengalihkan perhatian anak agar bermain sesuatu di area lain yang agak jauh darinya menemui tamu.Â
Sama sekali tak terdengar suara keras atau gesture tak suka atas gangguan anak-anakmya tadi. Sosoknya tetap humble, bisa fokus membicarakan hal urgent yang kami bahas.