Sejak itu resmi mereka menjadi pasangan kekasih. Miss Anday bahagia, sesuatu yang lama tak dirasakan sejak perceraian dengan ayah Dewa 3 tahun lalu. Menjalin lagi hubungan dengan lelaki baru sebetulnya tidak pernah ada dalam rencana. Akan tetapi dijatuhi cinta pemuda tampan meski berbeda usia 10 tahun di bawahnya, menumbuhkan kebahagiaan.
Efek positif dari hubungan itu adalah kemampuan bahasa inggris mereka makin terasah. Selalu menggunakan kalimat bahasa inggris ketika berkomunikasi. Makin mesra kala tutup percakapan jelang tidur rutin ada ucapan, "I love you."
 Belum berakhir sampai salah satu mengatakan, "I love you too."
Hari-hari berlalu sangat indah, ke mana pun berdua, datang dan pulang. Penduduk kelas kursus dianggap nyewa. Mereka cuek bebek dengan ledekan,"Cie cie yang jatuh cinta."
Sampai tiba hari perpisahan itu. Ujian TOEFL mengakhiri frekwensi perjumpaan. Sang lelaki wangi harus kembali ke dunia kerjanya sebagai karyawan perusahaan asing, sementara Miss Anday kembali menjadi sekretaris di biro perjalanan.
Kesibukan membuat keduanya jarang bertemu, hanya chat saja atau sesekali makan bakso berdua bila kebetulan jam makan siang memberi kesempatan bertemu. Hingga mulai tak pernah, hanya chat saja yang menghubungkan perkabaran.
Mulanya masih terlontar kalimat panjang dari sang lelaki wangi.
"Kau di mana?"
"Sedang apa?"
"Sama siapa?"
"Apa kau sudah makan?"
Lalu berangsur hanya emo sebentuk kepala dengan ulas senyum. Sehari 3 kali, berangsur sekali lalu 2 hari sekali.
Hingga terakhir 4 minggu baru muncul emo senyum dengan satu kalimat," maaf ya aku sedang di lautan, susah sinyal," kata lelaki wangi pada Miss Annday.
Sebagai perempuan, Miss Annday merasakan gelagat berbeda. Tidak seperti saat mula berhubungan dahulu, akan tetapi perasaan gengsinya melarang bertanya lebih jauh. Malu, tak elok perempuan agresif. Akhirnya dia biarkan hubungan makin hambar.