Meminta uang sendiri yang ada di tangan orang bukan perkara gampang memang. Beberapa kasus membuktikan sering kali orang lupa, atau pura-pura lupa bahkan abai untuk membayarkan hutang dahulu sebelum mengeluarkan uang memenuhi kebutuhan diri sendiri ketika memegang uang.
Daftar keperluan diri sendiri seringkali mengalahkan kewajiban lain. Yakni membayar hutang. Padahal, Al wak'u dainun. Janji itu hutang. Bukan hanya uangnya yang harus dibayar. Akan tetapi tepat waktu sesuai kesepakatan saat mengajukan pinjaman itu juga harus ditunaikan.
Ada hal di luar logika yang harus kita perhitungkan. Doa orang yang teraniaya itu mudah dikabulkan. Siapa tahu orang yang kau remehkan akan mendoakan keburukan padamu.
Sakit, kehilangan, kecelakaan, itu beberapa hal buruk di luar rencana manusia yang sekalipun tak pernah terpikir akan menimpa. Jodoh, lahir dan mati manusia memang telah ada takdirnya. Tetapi nasib manusia itu bisa diupayakan mengajukan pada Tuhan.
Kalau tidak tak mungkin ada statemen demikian,
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri". AR Ra' ad ayat 11
Tentang keadaan buruk manusia, nasib yang dialami manusia Tuhan menyerahkan pada usaha manusia.
Seperti halnya keadaan ditimpa musibah. Sesungguhnya sedekah itu mencegah musibah. Sedekah senyum, sedekah ramah, bahkan termasuk beriktikad baik membayar hutang dengan cara yang baik juga termasuk sedekah. Berikan dengan keramahan dan senyuman, terkandung sedekah di dalamnya.
"Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah bagimu."
****
Beberapa hari sesudah obrolan Rini di teras rumah senja itu terdengar kabar. Heru kehilangan laptop, sehingga dia tidak bisa bekerja sempurna. Seluruh file ada di dalam laptop itu, baik pribadi maupun data perusahaan.